Kehidupan di Intensia sedikit lebih tentram. Kehidupan Albert dan Ira ikut tentram. Charles sudah mulai melanjutkan studi perkuliahannya. Sapphire dan Ruby semakin akrab dan terlihat mereka senang dengan kehidupannya. Meskipun Albert dan Ira selalu membuat mereka tertekan. Sapphire dan Ruby selalu menanggapinya dengan tenang. Sikap dewasa dari Sapphire membuat Ruby menjadi tenang dan membuat orang tua Charles aneh.
Ketentraman di Intensia hanya berlangsung beberapa bulan saja. Albert dan Ira mulai merasakan keanehan yang lainnya.
"Sapphire", Albert berteriak memanggil.
"Kenapa paman?", Sapphire langsung berada di hadapannya.
"Lihat ada surat lagi? Aku mulai bingung, kamu tidak pernah keluar tapi mendapatkan surat untukmu", Albert lalu meminum teh sejenak. "Kenapa bisa begitu?", Albert menaruh teh di atas mejanya.
"Aku tidak tahu. Ruby dan aku tidak mengetahui sama sekali", Sapphire dengan tatapan sinis dan tegas.
"Baiklah, terserah", Albert memutar kursi dan melihat taman di belakang meja kerjanya.
Sapphire langsung bergerak pergi dari ruangan tersebut. Terlihat bayangan senyum jahat Albert di jendela. "Tampaknya dia anak yang aneh", Albert bergumam.
"Tampaknya kamu lebih aneh sayang", Ira terlihat sedang bersembunyi di belakang pintu.
"Kamu tau kenapa akhir-akhir ini damai?", Albert dengan senyum nakalnya.
"Pasti karena surat untuk Sapphire dan Ruby tidak kamu kasih", Ira menjelaskan pendapatnya.
"Yup betul", Albert menunjukan suratnya kepada Ira. Ira terlihat tersenyum dan tertawa sedikit. Tawa gelinya lama-lama berubah menjadi tawa yang jahat. Mereka berdua tertawa dan terlihat jelas lewat jendela depan tamannya. Jean melihat perbuatan mereka berdua. Jean tersenyum tipis.
"Tapi tadi kamu memberikan surat itu?", Ira terlihat bingung dengan kata-kata Albert.
"Itu adalah surat palsu", Albert tertawa jahat.
Tanpa sepengetahuan kakanya, Ruby berada di belakang pintu masuk Sapphire berada. Ruby menyelinap dan bersembunyi di belakang pintu dan Sapphire tidak mengetahuinya saat dia keluar ruangan itu. Ruby cukup ahli melakukan itu.
Akan tetapi, dia belum sempat mendengarkan kata-kata apapun. Ruby langsung panik melihat muka Sapphire serius dan berjalan dengan cepat. Ruby terlihat bingung sementara dan berbalik arah mengikuti langkah kakanya.
"Ada apa lagi kak? Kenapa berjalan cepat?", Ruby berusaha berjalan di samping kakanya.
"Seperti biasanya, masalah surat-surat yang biasa kita dapatkan", Sapphire tidak menatap adiknya. Mata Sapphire tertuju pada satu arah, yaitu depan.
"Memangnya kenapa? Bukankah hal yang wajar?", Ruby memandangnya serius. "Hal yang wajar kalau kita mendapatkan surat?".
Langkah Sapphire tiba-tiba terhenti. Secara tidak langsung Ruby pun ikut berhenti. "Ya, memang benar. Aku tidak terlalu mengerti", Sapphire memejamkan matanya.
Sapphire berjalan kembali dan mulai menaiki tangga. Mereka menuju ke kamarnya.
"Tidak ada hal lain?", sambil menutup pintu kamarnya, Ruby berbicara.
"Tidak ada", Sapphire sambil mencari buku.
"Ah, ketemu", Sapphire terlihat senang menemukan bukunya. Ruby terlihat bengong melihat kakanya santai. Ruby menghela napas sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruby and Sapphire - Revival
FantasyRuby dan Sapphire merupakan dua orang yatim piatu yang orang tuanya terbunuh sesaat setelah kelahirannya oleh Rei. Mereka berdua lalu dibawa ke dunia Intensia yang jauh sekali dengan dunia aslinya sebagai penyihir. Pada usia 12 tahun, Ruby dan Sapp...