"Kita akan pergi kemana kak?", Ruby masih tidak mengetahui kepergiannya.
"Kita akan ke pelabuhan", Sapphire berjalan lebih cepat dari sebelumnya.
"Kenapa kesana?", Sapphire berusaha mengejar kakanya.
"Kita akan mengetahui kebenarannya", Sapphire membuat Ruby terkejut. "Kebenaran tentang kita sebenarnya. Dia akan menjelaskannya saat kita sampai di pelabuhan. Itulah yang dikatakan oleh Kid", Sapphire mempercepat langkahnya lagi. "Ayo".
Sapphire dan Ruby nampak telah berkemas dengan rapih. Mereka mengemasi barang-barang milik mereka dengan cukup rapi. Mereka nampak sudah bersiap untuk pergi dari rumah paman dan bibi yang mengurus mereka berdua sejak kecil.
Tanpa pamit, mereka berdua membuka pintu dan bersiap untuk pergi ke suatu tempat yang dijanjikan. Mereka pergi ke pelabuhan terdekatnya.
Jarak dari rumah mereka menuju pelabuhan cukuplah jauh. Mereka membutuhkan waktu berjam-jam untuk sampai kesana. Mereka hanya berjalan dan tidak memiliki uang sama sekali. Bermodalkan tekad untuk mencari tahu kebenaran, itulah yang mereka pikirkan.
Sapphire mungkin bisa bertahan menghadapinya, tetapi tidak dengan Ruby. Ruby berbeda dengan kakanya. Ruby belum cukup dewasa untuk melakukan hal yang menurutnya memiliki resiko tinggi. Pergi tanpa persiapan, tantangan awal untuk mereka.
Malam sudah mencapai puncaknya. Hanya tinggal beberapa langkah lagi mereka akan sampai di pelabuhan.
"Ruby", Sapphire berhenti sejenak. "Kita berhenti dahulu", Sapphire menurunkan koper beserta tas ranselnya.
"Kenapa kak? Sebentar lagi sampai kok", Ruby menunjuk kearah pelabuhan.
"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, jadi istirahat dulu. Pastikan kita memiliki rencana yang matang", Sapphire membuka tas yang berisi persediaan makanan ringan. "Ini makan dahulu", Sapphire memberikan Ruby sepotong roti isi.
"Hmm, baiklah ka", Ruby menerima rotinya dan menurunkan semua barang bawaannya kemudian duduk. Mereka beristirahat dan membicarakan sebuah rencana.
----------------------------------------
Di pelabuhan, Jean yang memiliki julukan dengan nama Kid berencana untuk menguji kemampuan Ruby dan Sapphire. Jean sudah menyiapkan beberapa perangkap yang harus Ruby dan Sapphire lewati. Perangkap berupa ledakan, jebakan penghenti, dan juga jebakan ilusi. Jean terlihat tersenyum dan puas.
Jean berdiri sendirian berada di ujung gedung, mungkin bisa dikatakan selangkah lagi bergerak maju dia akan terjatuh. Jean selalu mengenakan baju berwarna putih, dasi berwarna hitam, topi berwarna putih, serta jubah berwarna putih. Lalu tongkat yang putih panjang yang diujungnya terdapat bola yang didalamnya terdapat asap yang dapat berubah-ubah warna.
"Untuk menguji, bukankah ini sama seperti kau akan membunuh?", salah seorang yang tidak dikenal muncul dari belakang.
Orang yang sama pada saat Ruby dan Sapphire menyelesaikan kode berupa angka 1412. Orang berambut putih, berjanggut panjang, dan menggunakan baju berwarna putih. Dia adalah kepala sihir di Trinity bernama Frisian.
"Tidak. Aku yakin dia bisa tuan", Jean berbicara dengan santainya. "Lagian, jebakan ini masih bisa terlihat kan? Jadi aku yakin dia bisa", Jean sambil menyiapkan beberapa jebakan lainnya.
"Aku mengerti Sapphire pernah menunjukan amarahnya waktu itu. Tetapi, dia masih belum bisa mengendalikannya", Frisian menghentikan sihir jebakan Jean. "Jadi, cukuplah sampai disitu", Frisian melakukan teleportasi dan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruby and Sapphire - Revival
FantasyRuby dan Sapphire merupakan dua orang yatim piatu yang orang tuanya terbunuh sesaat setelah kelahirannya oleh Rei. Mereka berdua lalu dibawa ke dunia Intensia yang jauh sekali dengan dunia aslinya sebagai penyihir. Pada usia 12 tahun, Ruby dan Sapp...