Suasana malam yang hening, tidak adanya suara Albert dan Ira memanggil kami. Hanya terdengar suara air dan bambu belakang taman. Sapphire masih belum sadarkan diri. Ruby setiap saat selalu memandangi surat kiriman aneh tersebut. Ruby tidak memiliki keberanian untuk membuka surat tersebut. Ruby hanya bisa menatap dan menatap surat itu.
Ruby berusaha mengalihkan pandangannya dengan cara membaca beberapa buku yang kesukaannya. Tetapi tetap, hasilnya tidak bisa. Ruby selalu melihat surat itu dan sulit sekali melupakannya. Ruby menepuk-nepuk mukanya dan mulai berkonsentrasi untuk membaca.
"Hmm", terdengar suara dari belakang Ruby. Suara seseorang yang baru terbangun dari tidurnya. Ruby menengok ke belakang dan langsung membantu kakanya duduk.
"Minum dulu kak", Ruby memberikan segelas air yang sudah dibawanya. "Duduklah sementara, nanti aku ceritakan beberapa hal", Ruby tersenyum dan membiarkan kakanya istirahat. Sapphire mengikuti keinginan Ruby.
Sapphire masih berusaha untuk menyadarkan dirinya. Dia masih belum menyadari apa yang terjadi padanya tadi. Ruby sedang membaca buku catatan kesukaan. Terkadang Ruby melirik kearah surat itu. Setelah dirasa tenang, Sapphire mulai berbicara.
"Kita bukanlah orang biasa Rub", Sapphire berbicara dengan tatapan kosong. Ruby terkejut mendengar kakanya berbicara.
"Maksudmu?", Ruby mendekati kakanya dan membawa surat itu.
"Tadi secara tidak sadar, kaka mengingat satu kejadian. Kejadian kenapa kita berada disini", Sapphire melirik Ruby. "Mereka pernah berkata. Ruby dan Sapphire akan menjadi magician terkuat. Akan ada saatnya dia dibawa kembali ke Trinity".
"Trinity?".
"Iya, Trinity. Kaka tidak tahu ada nama itu", Sapphire menggelengkan kepalanya.
Suasana menjadi sedikit lebih tenang. Tidak lama, Ruby memberikan surat tersebut.
"Ada surat untuk kita kak", Ruby memberikan surat itu. Sapphire membuka dan mulai membaca isi surat tersebut. "Surat itu aku dapat dari burung hanntu dan entah kenapa dia mengetahui itu untuk kita. Mana mungkin burung hantu bisa baca. Iya kan kak?", Ruby menjelaskan panjang lebar tetapi Sapphire hanya terdiam dan tidak ada respon.
"Kenapa kak?", Ruby terlihat panik melihat kakanya shock dan ketakutan.
Sapphire menghela napasnya dengan berat dan berkata. "Ayo, kita pergi", Sapphire mengemasi barang-barangnya dan bersiap untuk pergi. "Ikuti saja perintah kaka", Sapphire menaruh kertas memberikan koper untuk Ruby agar bersiap-siap pergi.
"Tapi kemana kak?", Ruby terlihat bingung. "Kita tidak tahu akan tinggal dimana", Ruby dengan cepatnya berkemas.
"Sudahlah, ikuti saja dulu", Sapphire menyiapkan semuanya.
"Krek", terdengar suara koper yang sudah terkunci rapat. Ruby dan Sapphire langsung menuruni tangga dan bersiap untuk pergi. Kepergian mereka tidak diketahui oleh Albert maupun Ira.
"Ayo kita pergi", Sapphire memimpin kepergiannya.
Sapphire meninggalkan surat yang diterimanya di kamar. Isi surat tersebut bukanlah sebuah teka-teki ataupun hal lainnya. Melainkan sebuah tawaran.
"Aku mengetahui semuanya. Datanglah ke pelabuhan. Terima atau tidak itu urusanmu. Datang atau tidak terserahlah. Aku menunggumu", tertulis dari 1412.
"Baiklah Kid, aku akan datang", Sapphire bergumam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruby and Sapphire - Revival
FantasyRuby dan Sapphire merupakan dua orang yatim piatu yang orang tuanya terbunuh sesaat setelah kelahirannya oleh Rei. Mereka berdua lalu dibawa ke dunia Intensia yang jauh sekali dengan dunia aslinya sebagai penyihir. Pada usia 12 tahun, Ruby dan Sapp...