6 - Gila

77 8 1
                                    

Happy Reading !!!
-----
"Perhatian yang kamu kasih itu tulus atau enggak ?" - Sadira
-----

"Assalamu'alaikum!" salam sadira sembari berteriak.

Semua menatap kearah sadira, mereka lagi menunggu hal apa yang bakal di lakuin sadira hari ini.

Sadira berjalan kearah papan tulis, ia berdiri di sana. Kemudian ia merogoh sesuatu di kantongnya dan mengeluarkan ponselnya. Setelah itu ia menyetel lagu 'Likey' milik girlband twice.

Ia yang hapal dengan dancenya, ikut berjoget-joget. Semua orang tertawa karena sadira mengganti dancenya dengan jogetan lainnya.

Tepat saat genk haris berada diambang pintu, semua orang beralih menatap kearah pintu. Sadira yang merasakan keanehan melihat kearah pintu dan mematikan ponselnya.

"Is mel, ar lama banget sih datengnya" kesal sadira sembari menghampiri mereka.

"Biasalah tunggu 'kang supir'" jawab arsani sembari meledek revan yang di sampingnya. Sadira tersenyum jahil.

"Kang supir gratis tis tis kan" tambah sadira.

"Gitu ya kamu ar sama aku" ucap revan mendramatis. Tetapi arsani hanya menghiraukannya , dan berjalan menuju bangkunya.

Sadira dan melani juga berjalan kearah bangku mereka, diikuti genknya haris yang berada di belakang mereka.

Sesampainya di tempat duduk mereka.
"Mel" panggil sadira.

"Apa?" sahut melani.

"Malming nongkrong gak ?" tanya sadira (malming=malam minggu).

"Hmm boleh, di brown cafe aja ya. Nanti gue ajak genk haris, lo aja fika sama rika yo?" jawab melani.

"Siip" setelah mengatakan itu, bu beti masuk kekelas. Memang bel udah berbunyi sejak tadi.

Semua murid mengikuti pelajaran dengan hikmat, karena tidak ada yang berani main-main sama guru killer seperti bu beti.

Sudah setengah jam pelajaran berlangsung, mata sadira tiba-tiba terasa berat. Kemudian ia menelungkupkan kepalanya keatas tangannya sebagai bantalnya.

Baru sepuluh menit sadira tertidur, tiba-tiba...

"Is apaan sih mel, ganggu aja. Gue masih ngantik elah" kata sadira.

"Dir, dira" sikut melani tak henti hentinya.
Sadira yang geram langsung mengangkat kepalanya. Dan betapa terkejutnya ia ketika ia melihat ke arah papan tulis, bu beti sedang menatap nya dengan tajam.

"Sadira melisa putri !!" tegas bu beti

"Sudah berap--" ucapannya terpotong.

"Berapa Kali saya bilang, kamu jangan tidur saat pelajaran saya. Itu kan yang mau ibuk bilang" sahut sadira santai.

"Sadir--" ucapannya terpotong lagi .

"Iya buk iya, saya keluar. Dengan senang hati malah" potong sadira sambil berdiri dan beranjak keluar kelas.

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang