CHAPTER 2

2.1K 158 4
                                    

Sudah tiga hari aku mengurung diri di kamar. Kegiatanku sehari-hari biasanya ke perpustakaan untuk mengerjakan skripsiku, untuk memperbaiki revisian dari Kakashi sensei. Tapi semenjak pertemuan terakhirku dengan Naruto, aku benar-benar tak bisa memikirkan skripsi beberapa hari ini, walaupun kupaksa untuk berfikir tapi tetap saja tidak bisa. Yang memenuhi otak berkapastitas sedangku hanyalah kata ‘bosan’ dari si kuning brengsek itu. Aku mencoba menerka-nerka apa yang membuatnya bosan kepadaku.

Apa karena cara berpakaianku? Ah tidak, dia tidak pernah mempersalahkan itu. Apa karena aku sudah tidak sexy lagi? Mungkin saja iya, karena memang berat badanku turun. Aku sering kali lupa makan karena ‘keasyikan’ mengerjakan skripsi. Tapi setidaknya tubuhku tidak seperti tengkorak hidup! Atau karena aku sudah lama tak memberinya ‘jatah’? Jujur saja, aku sering menolak untuk melakukan sex dengannya. Bukan karena aku tidak bernafsu dengannya, aku juga terkadang ingin memenuhi kebutuhan biologisku. Tapi setiap melakukannya aku merasa bersalah dengan kedua orang tuaku. Ayah dan ibu pasti kecewa jika tau aku melakukan sex sebelum menikah, walaupun itu dengan pacarku yah yang sekarang sudah menjadi mantan.

Tapi tidak salah juga sebenarnya jika dia mulai bosan. Kami sudah menjalin hubungan ini selama 8 tahun, mungkin rasa cinta yang dulu dia agung-agungkan telah terkikis dan lama-lama menjadi habis. Tapi berbeda denganku, aku merasa semakin mencintainya. Apa ini memang perbedaan laki-laki dan perempuan dalam mencintai?

Aku juga memikirkan bagaiamana nanti jika bertemu dengan ayah dan ibu Naruto. Mereka sudah kuanggap orang tua keduaku. Apakah nantinya hubungan kami juga akan renggang? Sejujurnya aku tak mau itu.

Kami-sama kenapa harus seperti ini? Aku tak habis fikir dengan Naruto, sebenarnya apa yang dia fikirkan dan rasakan?

Apa dia sedang tertarik dengan perempuan lain? Semudah itu kah? Selama ini aku tidak pernah tertarik dengan laki-laki lain selain Naruto. Ngefans dengan anggota boy band Korea atau artis luar negeri seperti perempuan pada umumnya saja tidak pernah. Hiks. Air mataku beranak pinak lagi. Hatiku sakit. Apa Naruto merasakannya? Saat kami pacaran, kami selalu membagi kesenangan dan kesedihan bersama. Dia satu-satunya orang selain keluargaku yang membuatku merasa special, tapi kenapa sekarang dia malah menjadi penyebab hancurnya hatiku?

Tok tok

“Dek, waktunya makan malam” ternyata Kak Neji yang memanggilku. Sebelum aku menjawab dia bersuara lagi “Kata Ayah, kalau gak mau makan malam nanti ayah yang ke kamar sambil nyuapin kamu”

Oh astagaa… Kalau sudah begitu tandanya ayah tidak mau aku melewati makan malam bersama. Aku pun segera menghapus air mataku.

“Iya sebentar” Aku beranjak dari tempat tidurku dan membuka pintu kamar. Ternyata Kak Neji masih menunggu di depan kamarku.

“Masih mikirin dia?” tanya Kak Neji. Keluargaku sudah tau kalau aku dan Naruto putus. Aku pun berjalan menuju ruang makan tak mau menjawab pertanyaan Kakakku.

“Yaelah, udah sih cari lain biar cepet lupa. Lagian otong dia kecil dek” ucap Kak Neji. Selalu itu yang dibahas Kak Neji dan pernyataannya itu selalu sukses membuatku memutar bola mataku.

“Emang kapan terakhir Kakak lihat ‘itu’nya Naruto?” tanyaku

“Dulu pas dia kelas 2 SMP” jawabnya enteng

Aku pun tertawa menanggapi ucapan Kak Neji. Oh astaga kalau Kak Neji tau, ukuran ‘itu’nya Naruto yang sekarang pasti dia syok. Aku selalu kewalahan kalau sedang ‘bergulat’ dengan Naruto karena ukuran ‘itunya’ Naruto yang besar dan panjang. Jelas saja, Kak Neji membandingkan waktu Naruto masih SMP sih.

Oh iya, aku beri tahu pada kalian. Dulu waktu Naruto masih duduk di bangku SMP, badannya pendek dan cungkring, kulitnya hitam, dan kata Kak Neji otongnya kecil. Waktu aku cerita kalau aku pacaran dengan Naruto Kak Neji tidak menyangka, katanya “Kok mau sih dek sama Naruto? Kayak gak ada cowok lain yang mau sama kamu aja. Temen-temen SMAku banyak yang naksir kamu loh. Mending kamu sama salah satu diantara mereka.”

Kalau dipikir-pikir emang aneh kenapa aku mau pacaran dengan Naruto, kalau dilihat dari fisik dia kalah dengan teman-teman kelasku yang lain. Tapi aku selalu suka dengan senyum Naruto, setiap dia tersenyum aku juga ingin tersenyum. Seolah-olah dia memancarkan energi positif pada orang-orang disekitarnya. Naruto juga laki-laki yang cerdas, kau tau aku sangat suka dengan laki-laki cerdas. Menurutku laki-laki cerdas itu sexy.

Naruto yang sekarang berbeda dengan Naruto ketika SMP, sekarang dia menjadi pria gagah dan tampan. Kulit hitam eksotisnya sekarang menambah kesan sexy di tubuhnya. Tapi sejujurnya aku tidak perduli dengan bagaimana fisik Naruto, yang terpenting dia selalu membuatku nyaman. Itu dulu. Sebelum dia menjadi moster kuning sialan yang menghancurkan hatiku.

Aku pun duduk di kursi makan, bisa kulihat manik lavender milik anggota keluargaku menatapku.

“Hinata, ayah dulu pernah bilang kan ‘pacarmu belum tentu jodohmu’ jadi tidak usah sedih berlarut-larut kalau putus, sampe lupa makan begitu” ucap ayahku. Ibu dan saudaraku mengangguk membenarkan perkataan ayah.

“Iya yah” jawabku sekenanya.

“Yasudah, ayo kita makan” perintah ayahku dan kami mulai menyantap masakan yang dibuat ibu. Setelah ayah berkata begitu dan menyantap makanan lezat buatan ibu, kepalaku yang berat menjadi sedikit ringan.

.

.

.

Setelah 4 hari aku tidak ke kampus untuk mengerjakan skripsiku akhirnya aku ke kampus lagi setelah mengingat besok adalah jadwal bimbingan skripsi dengan Kakashi sensei. Aku tidak mau diomeli dengan beliau karena bolos pada jadwal bimbingan.

Dalam perjalan menuju perpustakaan aku melihat laki-laki yang sangat tidak ingin aku temui. Dia sekarang sedang berjalan berdua dengan seorang wanita yang sepertinya mau menuju ke kantin. Setelah kulihat dengan seksama siapa wanita yang bersama Nauruto ternyata dia adalah Shion, adik tingkat Naruto. Perempuan itu sedang bergelayut manja di lengan Naruto, dan wajahnya mulai mendekat pada wajah Naruto. Sial. Mataku memanas lagi. Tidak mau melihat lebih, aku pun segera masuk ke gedung perpustakaan. Ternyata benar, dia mengatakan bosan karena dia tertarik dengan wanita lain. Brengsek! Aku akan segera melupakannya, itu janjiku pada diriku sendiri.

-TBC-

Otanjoubi omedetou Namikaze Minato ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Otanjoubi omedetou Namikaze Minato ^^


25 Januari 2018

Love? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang