CHAPTER 6

1.6K 140 22
                                    

Tak terasa sudah hampir 2 bulan aku bekerja di Uchiha Corp. Direkturku masih sama dinginnya ketika di kantor, tapi terkadang dia mengajakku untuk makan bersama dan menjadi sosok yang lain. Sedikit manis, tidak terlalu dingin tetapi tetap suka memerintah.

Hubunganku dengan Naruto juga baik, kadang kami mengobrol di kantin walaupun hanya sekedar basa basi. Tapi akhir-akhir ini sudah jarang kurasa, dia lebih sering duduk berdua di meja kantin dengan wanita bersurai bubble gume itu.

Aku selalu mencoba biasa saja, tapi tidak bisa dipungkiri hati ini terasa nyeri tiap kali netraku tak sengaja memandang kebersamaan mereka.

Kurasa Naruto benar menyukai Sakura, dan begitu pun sebaliknya. Tak sulit bagi Naruto untuk menaklukkan hati seorang wanita meskipun wanita dengan standart tinggi seperti Sakura.

Sakura ya... Bisa dibilang dia wanita tercantik di gedung ini. Tidak hanya cantik, dia ramah dan mudah bergaul dengan orang sekitarnya. Tidak seperti aku, teman dekatku di kantor hanya Fuu. Tapi tak masalah, bagiku lebih baik memiliki teman sedikit tapi mereka dapat dipercaya dan aku merasa nyaman bersama mereka karena tidak perlu menjadi orang lain untuk disukai daripada memiliki banyak teman yang diam-diam suka menusuk dari belakang dan penuh dengan kepura-puraan.

"Neee...Hinata, kau ikut kan?" pertanyaan Fuu sukses membuatku tersadar dari lamunanku.

"Heh? Ikut apa?" Aku balik bertanya pada wanita manis berkulit eksotis itu.

"Itu acara rekreasi bersama pimpinan dan staf Uchiha Corp" jawabnya.

Kuberi tahu, Uchiha Corp punya acara tahunan. Setahun sekali pimpinan dan staf akan berlibur bersama selama 3 hari. Transportasi, makan, dan tempat menginap semua ditanggung oleh perusahaan. Enak bukan liburan gratis?

Acara tahunan tersebut dibuat dengan tujuan membangun rasa kekeluargaan antar karyawan dan pimpinan. Selain itu untuk me-refresh otak dan tubuh yang penat karena tugas kantor.

"Entahlah, aku akan minta izin dulu pada orang tuaku"

Fuu memutar bola matannya bosan "Kau kan sudah dewasa Hinata, apa harus selalu minta izin orangtumu dulu?" Tanyanya bosan

"Hehehe ya begitulah" jawabku sambil nyengir

"Tapi kira-kira diizinkan kan Hin?" Tanya Fuu penasaran

"Entahlah, biasanya sih asal ada Naruto aku pasti diberi izin" ups aku keceplosan

"Apa? Namikaze Naruto si tampan itu?" Tanya Fuu. Astagaaa kenapa aku keceplosan segala sih?

"Hehe iya.. "jawabku sambil tertawa canggung

"Kau siapanya Namikaze-san sih? Kuperhatikan kalian cukup dekat"

Matilah aku...

"Enggg.... etto, kami... teman dari SMP" jawabku bohong, semoga Fuu percaya.

Aku dan Naruto memang sudah sepakat untuk tak membahas hubungan kami yang sudah lalu. Lagipula jika aku bilang pada Fuu bahwa Naruto adalah mantan pacarku itu sama saja mengorek luka lama. Aku tak mau itu. Bagaimanapun sakitnya masih sama meskipun hanya sekedar mengingat.

.

.

.

.

Aku dan keluargaku baru selesai makan malam dan kami masih mengobrol saling menceritakan kegiatan sehari-hari sebelum beranjak dari ruang makan. Ini saatnya aku meminta izin untuk mengikuti acara tahunan kantor pada ibu dan ayah.

"Yah, Bu... Hinata boleh tidak ikut acara tahunan kantor? Kami akan berlibur selama 3 hari di Desa Taki"

"Naruto ikut?" Tanya ayahku. Sudah kuduga ayah akan menanyakan hal ini.

Love? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang