Sekitar jam sembilan malam, aku masih berada di rumah teman. Bermain sebentar di sana sembari belajar bersama untuk Ujian Nasional minggu depan.
Dia teman yang pintar terutama pelajaran matematika. Orangnya juga sangat baik, panggil saja dia Arin. Dia dengan senang hati mengajari ku pelajaran yang tidak aku mengerti.
Jam sembilan lewat sepuluh aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Bapak ku sudah menelepon dan menyuruh ku untuk pulang. Sebelumnya aku pamit terlebih dahulu pada orangtua arin. Setelah berpamitan aku segera pulang.
"Aku siapin motor dulu di depan, kamu tunggu sebentar ya" ucap arin, dia berniat untuk mengantar ku pulang dengan motornya.
Jarak rumah ku dengar rumah nya memang lumayan jauh. Akan memakan waktu lama jika aku pulang berjalan kaki.
Aku juga tidak bisa mengendarai motor dan sepeda. Kalau aku berjalan kaki, aku bisa pulang ke rumah sekitar jam sepuluh malam.
Arin sudah memakai jaket dan bersiap-siap untuk mengantar ku pulang. Aku pun sudah berdiri di samping nya. Bersiap untuk naik ke motor. Motor pun sudah di nyalakan.
Lalu sebuah motor lain melaju dengan pelan di samping rumah arin. Membunyikan klakson membuat ku menoleh menatap ke arah motor itu. Itu bapak ku, beliau rupanya menjemput ku.
"Ayo pulang!" suruh bapak
Aku mengangguk. Kemudian berpamitan pada arin. Setelah itu menaiki motor lalu pulang ke rumah.
Sepanjang jalan bapak berbicara soal pulang malam terus menerus itu tidak baik. Apalagi untuk perempuan. Boleh mengerjakan tugas atau apapun tapi jangan sampai di atas jam delapan malam.Beliau tidak memarahiku, hanya memberi nasihat. Menegur ku untuk tidak melakukan hal seperti itu terlalu sering.
Aku mendengarkan setiap kalimat yang bapak ku ucapkan. Mengiyakan dan mengingat setiap teguran yang dia berikan padaku. Bapak ku memiliki sifat yang tegas dan keras kepala. Ia tak suka di bantah dan mendengar kata penolakan.
Sepanjang perjalanan, suasana jalan yang aku lewati sangatlah sepi. Malam seperti ini, biasanya memang jarang ada kendaraan motor di daerah tempat tinggal teman ku itu. Tempat nya memang rawan. Pernah ada penjambretan dan penodongan di daerah itu.
Pohon-pohon di sepanjang trotoar tak luput dari penglihatan mataku. Melihat ada beberapa mbak kunti yang sedang duduk dengan santai.
Aku dan bapak melewati sepi nya jalanan. Merasakan hening nya malam tanpa banyak bersuara. Aku tadi sudah kena tegur, kalau sudah begini artinya bapak ku tengah serius dan tak suka berbicara ala kadar nya. Jadi lebih baik aku diam saja, duduk manis di jok motor sembari melihat jalanan.
Motor terus berjalan.
Tepat di tengah jalanan perumahan ku. Motor tua yang di kendarai oleh bapak ku tiba-tiba saja mati mendadak, motornya mogok. Aku akhirnya turun.
"Bantuin dorong agni" suruh bapak
Aku mengiyakan, lalu membantu bapak mendorong motor bertipe non matic tersebut. Mendorong nya bersama bapak. Sekitar dua ratus meteran lagi sepertinya aku harus mendorong, hingga sampai ke rumah.
"Motor nya mogok lagi sih pak?" tanya ku
"Namanya juga motor tua, bapak juga sudah lama tidak servis lagi" jawab bapak
![](https://img.wattpad.com/cover/89539966-288-k481633.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Stories - Telah Terbit
Horror(SUDAH ADA DI Gramedia!!) #1. #2. Kumpulan cerita dari seorang anak yang mempunyai kemampuan spesial. Aku berbeda, aku bisa melihat apa yang tidak kalian lihat. Aku tidak memintamu untuk percaya, cukup nikmati saja cerita misteri ku ini.