Part 35 : Tok Tok Tok.

16K 1.3K 115
                                    

Tok tok tok..
Apa kau ada di dalam sana?.
Apa kau sendirian?.
Jawablah aku.
Kalau kau mendengar suara ku.
Cobalah untuk membalas ketukan ku.

Ada cara lain yang biasa aku gunakan untuk berkomunikasi dengan mereka, para makhluk tak kasat mata. Selain berkomunikasi lewat batin dan pikiran.

Aku terkadang melakukan cara ini dikala aku tengah bosan dan sendirian. Biasanya saat tengah malam. Saat sebagian manusia tidak melakukan aktivitas. Tapi aku juga pernah melakukan hal ini saat siang hari.

Cara yang kulakukan sangatlah sederhana. Aku cukup mengetuk dinding kayu ataupun pintu untuk berkomunikasi dengan mereka.

Ketuk dinding kayu ataupun pintu sebanyak tiga kali, lima kali, tujuh kali sampai sembilan kali. Mereka lebih suka muncul, jika aku mengetuk nya sebanyak angka ganjil. Aku selalu melakukan nya dengan pencahayaan yang temaram. Biasanya aku matikan lampu kamar kemudian aku menyalakan lampu tumblr berukuran kecil.

Setelah pencahayaan kamar ku sudah temaram. Aku biasa duduk di dekat pintu, pintu lemari.

Aku juga sering mengetuk meja yang ada di dalam kamar. Kalau aku mengetuk meja, kata "apa kau sendirian di dalam sana?"

Tinggal di ganti dengan kalimat "apa kau berada di dekat ku sekarang?"

Tok tok tok..
Apa kau ada di dalam sana.
Apa kau sendirian.
Jawablah aku.
Kalau kau mendengar suara ku.
Cobalah untuk membalas ketukan ku.

Aku biasa menutup mata. Menunggu dengan sabar. Mencoba memfokuskan pendengaran ku, untuk mendengar ketukan mereka. Meski aku sudah sering melakukan hal ini, tapi jarang sekali mereka membalas apa yang kulakukan. Terkadang aku tak mendapatkan apa-apa. Terkadang mereka malah membalas nya, mengetuk meja dan pintu sebanyak tiga kali. Meskipun dengan suara yang pelan.

Jika aku mengetuk nya sebanyak tiga kali mereka akan membalas ketukan ku sebanyak tiga kali juga. Jika aku mengetuk nya sebanyak lima kali mereka akan membalas sebanyak lima kali dan begitu seterusnya. Tapi yang pernah kulakukan, hanya mengetuk nya sebanyak tiga atau lima kali. Dan mereka pernah menjawab nya.

Terkadang ada suara lirih setelah suara ketukan tersebut. Seperti rintihan minta tolong, rintihan tangis dan ratapan pilu yang mereka rasakan. Ada juga yang hanya suara ketukan, setelah itu tak ada lagi suara  yang terdengar.

"Terimakasih sudah menjawab ku.
Aku tak berniat untuk mengganggu mu. Aku hanya ingin mengetahui apakah di tempat ini, ada makhluk lain selain diriku."

Setelah aku mengucapkan hal seperti ini. Biasanya, mereka tak akan membalas ku lagi. Lalu kemudian aku kembali menyalakan lampu kamar. Cara ini cukup mudah dan menyenangkan.

°°°

Masih di lingkungan sekolah SD ku yang terkenal seram. Ada satu cerita atau urband legend yang selalu di ceritakan oleh beberapa murid di sekolah. Mengenai pintu merah di kamar mandi siswi wanita. Pintu merah yang tak pernah terbuka. Selalu tertutup rapat, membuat hampir seluruh siswi wanita penasaran dengan isi di dalamnya nya.

Urband legend di sekolah ku menceritakan, kalau di balik pintu merah itu ada mayat bocah laki-laki yang jasad nya masih berada di dalam sana. Ini merupakan salah satu alasan mengapa pintu merah tersebut tak pernah dibuka. Katanya pernah ada anak laki-laki yang pernah mati terbunuh di kamar mandi siswi.

Inilah yang membuat seluruh siswi tak berani masuk ke dalam kamar mandi sendirian. Mereka selalu datang bergerombol, masuk ke dalam kamar mandi pun bergerombol.

Kalau aku sendiri, memang lebih suka sendirian. Lebih memilih untuk masuk tanpa di temani orang lain.

Aku penasaran dengan urband legend yang beredar. Apakah benar memang ada mayat di balik pintu merah tersebut.

Akhirnya aku menggunakan cara sederhana untuk berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata penghuni pintu merah di dalam kamar mandi murid wanita. Dengan mengetuk pintu kayu merah tersebut. Mengetuk nya sebanyak tiga kali.

Kutempelkan kuping ini, mendekat pada pintu lalu mendengar setiap aktivitas yang sosok lain itu lakukan. Berharap semoga dia membalas apa yang aku ucapkan.

"apa ada orang di dalam sana, jawab pertanyaan ku?!"

Dia tak menjawab. Aku coba untuk menunggu beberapa menit lagi, tapi tak kunjung juga membalas apa yang kukatakan. Hingga akhirnya, kembali ku Ketuk pintu merah tersebut. Mengetuk nya dengan keras, berharap sosok dari dunia lain merespon apa yang kulakukan.

Tiba-tiba saja ia membalas ketukan ku sebanyak tiga kali. Mengetuk pintu dengan suara yang kecil, tapi masih bisa kudengar.

Ia mengeluarkan suara lirih yang sangat pelan. Sosok di balik pintu tersebut mengucap kata "aku ada di dalam sini.."

Aku tak berani merespon nya, aku merasa ketakutan kala itu. Yang kulakukan, malah bergegas pergi meninggalkan kamar mandi. Tak menghiraukan suara dari dalam pintu merah tersebut. Aku memang payah, awalnya berani tapi makin lama malah merasa ketakutan.

Beberapa minggu berlalu, aku mencoba lagi mengetuk pintu merah di dalam kamar mandi. Tapi kali ini, sosok di dalamnya tak merespon ku lagi. Minggu ke minggu kemudian, sama saja. Sosok di balik pintu merah tak kunjung membalas apa yang kulakukan.

Hingga akhirnya, aku mendapat sebuah fakta menarik tentang pintu merah yang selalu tertutup itu. Di dalamnya tak ada sesosok mayat atau apapun yang selalu dibicarakan oleh murid sekolah. Sebenarnya itu adalah bagian kamar mandi yang di gunakan untuk tempat penyimpanan alat-alat kebersihan. Di dalam nya hanya ada kain pel, ember, sapu dan alat-alat lainnya.

Penjaga sekolah bilang, itu  hanya gudang kecil tempat penyimpanan alat-alat kebersihan. Tak ada sosok mayat atau apapun di dalam nya.

Tapi sebelum itu, aku pernah mendengar suara lirih dan juga ketukan dari dalam sana. Aku yakin tak ada siswi lain yang masuk ke dalamnya. Sebab yang aku lihat saat itu, pintu merah itu terkunci oleh gembok yang lumayan besar.

Mungkin sosok yang membalas ketukan ku adalah sosok penghuni kamar mandi yang tak terlihat oleh penjaga sekolah ku.

Indigo Stories - Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang