Part 3~ Murid Baru

238 97 138
                                    

"Reina Anastasia Faradina!!!" teriakan guru itu memenuhi koridor kelas X.

"Berhenti kamu!!" teriak guru itu lagi

Ck! Kenapa harus dia lagi sih?! batin Reina saat disuruh berhenti oleh bu Ayu.

Reina berhenti dan kemudian guru itu menghampiri Reina.

"Ada apa lagi sih bu? Ibu kangen sama Reina gara-gara Reina pulang cepet kemarin? Kan Reina udah biasa pulang cepet bu, masa ibu lupa sih? Padahal setiap Reina pulang duluan ibu lohh yang sering ngejar-ngejar Reina, yaa Reina tau kalo Reina itu cantikk dan banyak yang naksir, tapi maaf ni, bukannya Reina ndk mau sama ibu, Reina itu masih doyan cowok bu, jadi Reina harap ibu mengerti dan berhenti ngejar-ngejar Reina, karena itu sia-sia bu." cerocos Reina dengan nada yang dibuat-buat saat berhadapan dengan bu Ayu.

"Kamu ini! Songong sekali jadi anak! Mentang-mentang ada bu Damara disini seenaknya aja kamu ngomong! Kamu gak tau lagi berhadapan dengan siapa? Gak ada sopan santunmu! Oh ya, kamu bilang saya kangen sama kamu? Ogah ya, buat apa saya kangen sama siswi macam kamu. Dan satu lagi, sa.ya.gak.su.ka.sa.ma.ka.mu!" emosi bu Ayu sudah tidak bisa di tahan lagi. Reina paling bisa memancing emosi guru-guru terlebih bu Ayu yang mudah sekali emosian apalagi jika berurusan dengan Reina.

"Oh gitu ya bu?! Ya udah, Reina pamit ke kelas dulu ya, Assalamualaikum." jawab Reina santai dan langsung pergi meninggalkan bu Ayu yang kelihatannya sangat-sangat jengkel dengannya.

"Reinaaaaa tungguuu! Saya belum selesai bicara! Awasss kamu! Dasar anak tak tau sopan santun!" teriak bu Ayu lagi setelah sadar jika Reina sudah meninggalkannya.

* * *

Reina berjalan menaiki tangga kelas X menuju kelasnya dengan santai. Ia berniat ingin mampir ke kantin terlebih dahulu, tapi ia urungkan berhubung jam sudah menunjukkan pukul 09.35.

Keluar main bentar lagi, ke kelas aja dulu

Sesampainya di kelas, Reina dikejutkan dengan keberadaan tantenya dan kepala sekolah disana, tapi Reina berusaha bersikap biasa-biasa saja.

"Assalamualaikum" salam Reina pada semuanya dan langsung masuk tanpa menyalimi bu Yuni, Kepala Sekolah SMA JAYA BANDUNG dan tantenya, bu Damara.

"Waalaikumussalam" jawab semua yang ada di kelas kecuali bu Damara.

"Reina! Kamu tau ini jam berapa?!" suara Damara dingin, tidak seperti biasanya. Ia kelihatan sangat jengkel dengan kelakuan keponakannya yang satu ini.

Reina menghentikan langkahnya "Tau, ini jam 09.35, tant_ ehh maksudnya bu Damara gak bawa jam ya makanya nanyaiin jam berapa?" jawab Reina tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

"Terus kenapa kamu datang jam segini?" tanya Damara masih dengan suara yang dingin.

"Ooo itu toh, jadi begini bu, tadi pagi itu Reina bangun jam 08.00 terus Rei mandi 30 menit, pakai baju seragam,sepatu,siapin buku pelajaran,dan sarapan 30 menit, belum lagi di jalan? Di jalan sekitar 30 menitlah. Sampai di sekolah jam 09.30 terus tadi itu Rei di ajak ngobrol sama bu Ayu, sekitar 5 menitan bu, jadi Rei sampai ke kelas jam 09.35, sekian."

Jawaban yang di berikan Reina mampu membuat seisi kelas tertawa kecuali bu Yuni dan Damara yang hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban Reina. Damara benar-benar tidak mengerti dengan apa yang ada di pikiran keponakannya itu. Melihat kelakuan Reina tadi membuat ia frustrasi. Jika saja Reina bukan anak yang berprestasi, ia sudah memindahkan keponakannya itu ke sekolah yang sesuai dengannya. Tidak heran jika Damara mempertahankan Reina karena Reina anak yang terbilang pintar, tapi yang Damara tidak habis pikir adalah kelakuan buruk keponakannya itu, karena yang ia tahu Reina itu anak yang pinter, sopan, baik, dan penurut, tapi sekarang? Sudahlah! Damara pusing memikirkannya.

"DIAM semua! Disini tidak ada yang lucu! Dan untuk kamu Reina, saya harap ini yang Terakhir kalinya kamu telat!" Damara benar-benar naik darah dibuatnya.

"Tunggu tunggu, eh lo siapa? Kenapa lo duduk di kursi Sandra?" tanya Reina pada seseorang sambil berjalan menuju mejanya.

"Kenalin, gue_"

"Gue gak mau tau siapa lo! Yang gue tanya kenapa lo duduk di kursi temen gue?" ucap Reina memotong pembicaraan orang tsb.

"Ya ampun Reina,,, lo gak boleh kasar gitu sama murid baru, harusnya lo ramah sama dia, dia kan baru pertama masuk sekolah, kalo lo kasarin kayak gitu, bisa-bisa dia gak betah sekolah disini, kan sayang." ujar Eca pada Reina.

"Peduli gitu? Dan lo! Siapa yang ngizinin lo duduk disitu hah?!" bentak Reina pada orang itu.

"Saya yang mengizinkan dia duduk disana." suara Damara membuat Reina kesal.

"Sementara Sandra izin, dia boleh duduk di tempat Sandra." lanjut Damara

"Sial!" umpat Reina dan langsung pergi meninggalkan kelas.

Soal Sandra,
Sandra izin seminggu pergi ke Jakarta untuk menengok neneknya yang sakit. Sebelumnya Sandra sudah bilang ke Reina, Eca dan Intan, tapi Sandra tidak bilang kapan ia akan pergi, dan ternyata ia pergi hari rabu, tepatnya hari ini.

* * *

"Rei, lo tenang dulu dong.. Harusnya lo itu senang bisa duduk sama cogan, ya gak Ca?" tanya Intan pada Eca yang berusaha menenangkan Reina.

"Ya nih, lo itu beruntung banget Rei bisa duduk sama dia, andai aja yang izin itu lo Intan pasti sekarang si emesh udah duduk sama gue?! Aaaa senangnya...." jawab Eca ngelantur

"Ngarep!" sindir Intan

Reina hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar jawaban Eca tadi, ia tidak habis pikir dengan temannya satu ini. Eca termasuk siswi yang most wanted sama seperti Reina, Intan, dan Sandra, tapi Eca menolak setiap ada cowok yang mendekatinya atau yang ingin menyatakan cinta padanya dengan alasan gue gak cocok sama dia.

Kring... Kring...

"Udah bel tuh, masuk yuk" ajak Eca pada Reina dan Intan

"Males." jawab Reina

"Ya ampum Rei, sekarang kan pelajaran biologi, lo itu harusnya lebih mendalami ilmu biologi, kan lo mau jadi dokter?" rayu Intan pada Reina

"Yakk betull tu..." setuju Eca

"Tetep gak mau."

"Hm.. Kalo lo tetap gak mau, dengan terpaksa kita bakalan laporin lo ke bokap lo! Berhubung bokap lo masih disini!" ancam Eca pada Reina

"What the hell? Gak bisa gitu dong!" protes Reina

"Keputusan kita udah bulat." protes Intan juga.

Kalau sudah menyangkut tentang ayahnya, Reina mau tidak mau harus menuruti keinginan temannya itu. Ia tidak mau jika ayahnya mengetahui kelakuannya di sekolah, cukup mamanya dan Damara yang tau bagaimana Reina di sekolah.

Setelah sampai di dalam kelas, Reina bertemu lagi dengan orang itu, orang yang membuat Reina emosi tadi pagi, orang yang katanya murid baru di kelasnya. Reina bersikap seperti biasanya dingin, cuek pada orang yang tidak di kenalnya. Reina berusaha untuk tidak menghiraukan orang yang saat ini duduk di sebelahnya. Dan tiba-tiba orang itu memulai pembicaraan,

"Hai, gue Yudha, salam kenal ya." ucap orang itu pada Reina.
Yaa, orang itu adalah Ayudha Putra Pratama murid baru di kelas Reina. Yudha pindahan dari Amerika, terlihat jelas di wajahnya yang blasteran, warna rambutnya juga sama seperti Reina yaitu pirang. Reina juga memiliki wajah blasteran seperti Yudha karena Ibu dari ayahnya berasal dari Amerika.

"Berisik." jawab Reina judes

Menarik pikir Yudha dalam hati.

"Okey, I'm sorry" balas Yudha diiringi dengan senyuman.

Dia... Beda... And... I like that











Pleasee Vote + Comment yaa... 🙏
Karena satu vote + coment kalian sangat berharga bagi saya 😊

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang