"Rei, kamu mau kemana? Kenapa gak mau pulang bareng?" suara Dina menghentikan langkah Reina.
"Rei mau pulang ke apartemen ma, ada urusan." jawab Rei
"Sok sibuk loh!" sambar Aldi yang langsung di hadiahi pukulan oleh mamanya.
"Biarin aja ma, mungkin urusan Reina itu penting, ya udah Rei, kamu hati-hati ya, jaga diri baik-baik, kalo ada apa-apa langsung telpon ayah." ucap pria paruh baya itu pada Reina
"Iya, yah" suara Reina pelan tapi masih bisa di dengar oleh ayahnya.
"Rei pamit." ucap Reina dan langsung pergi ke apartemennya menggunakan taxi yang sudah dari tadi menunggunya tanpa menengok ke belakang.
Maafin ayah Rei, ayah memang bukan ayah yang baik, tapi ayah janji bakalan memperbaiki kesalahan ayah 2th lalu. ucap pria paruh baya itu dalam hati sambil melihat taxi yang ditumpangi putrinya semakin menjauh.
Di dalam taxi Reina hanya diam sambil melihat jalanan dari samping kaca tempat duduknya, pikirannya melayang ntah kemana, yang jelas ia teringat tentang kejadian sekitar 2 jam lalu.
flashback on
Sesampainya di bandara, Reina, mamanya dan Aldi menunggu hampir setengah jam dikarenakan pesawat yang di tumpangi oleh Fernanda Rico Febrian mengalami masalah saat lending.
"Halo sayang, kamu dimana?" Dina menelpon suaminya setelah melihat wajah anak-anaknya yang mulai lelah.
"Aku sedang menuju tempatmu sayang, aku melihat mu dengan anak-anak." jawab pria itu.
"Benarkah? Anak-anak sepertinya sudah tidak sabaran buat bertemu denganmu sayang."
"Aku akan berlari sayang" pria itu langsung memutuskan sambungan telponnya dan berlari menuju tempat istri dan anaknya menunggunya.
Jantung Reina langsung berdebar tak karuan setelah mendengar percakapan mamanya dengan ayahnya lewat via telpon tadi. Reina benar-benar tidak tahu harus bagaimana nanti saat bertemu dengan ayahnya.
Tak lama kemudian, pria paruh baya yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Aldi dan Dina langsung memeluk pria paruh baya itu, lain halnya dengan Reina yang mematung di tempat."Ayahhh, Aldi kangenn" ucap Aldi pada ayahnya, Fernand dan enggan melepas pelukannya.
"Ayah lebih-lebih kangen sama kamu sayang."
Dina yang melihat putrinya hanya diam saja langsung memberi isyarat pada Reina untuk menegur ayahnya, tetapi Reina hanya diam dan berusaha tidak melihat mamanya. Fernand yang menyadari hal itu memutuskan untuk menegur Reina dahulu.
"Reina" ucap Fernad
deg.
Pemilik namapun akhirnya menengok ketika namanya di panggil. Mata elang ayahnya bertemu dengan mata coklat miliknya, membuat sensasi yang begitu berpengaruh pada jantung Reina.
Tatapan mata itu? Beda.. Apa mungkin? Ahh, sudahlah Rei, apa yang lo pikirin!
Reina menepis pemikirannya jauh-jauh tentang ayahnya.
"Reina Anastasia Faradina" panggil Fernand lagi karena tidak mendapat jawaban dari putrinya.
"I-iya yah" jawab Reina canggung.
"Anak ayah sekarang udah besar ya, maafin ayah baru bisa pulang sekarang."
"Iya" jawab Reina singkat.
Apa Reina masih marah?
"Oh iya, ayah bawain oleh-oleh buat kalian bertiga, tapi ayah kasinya nanti ya kalo udah sampai rumah"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Teen FictionREINA ANASTASIA FARADINA. Salah satu siswi yang sering menarik perhatian guru dan seluruh siswa-siswi sekolah SMA JAYA BANDUNG. Siswi yang terkenal dengan sikap acuh tak acuh dengan peraturan sekolah, sering bolos pelajaran, dan selalu membuat guru...