Jangan lupa vote ya temen-temen hehehehe
Hari ini Jennie sedang sendiri di rumahnya, Taehyung akhir-akhir ini sibuk bekerja karena harus menyelesaikan segala tugasnya dengan cepat sebelum hari pernikahan mereka. Jennie tidak memiliki rencana pergi kemanapun, lagipula tidak asik ia pergi sendirian dikarenakan teman-temannya sedang sibuk. Jisoo masih sibuk menikmati honeymoonnya, Lisa sedang pulang ke Thailand, Rosé sedang ke australia bersama Jungkook. Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi.
"Siapa ya yang datang?" Lalu Jennie membuka pintunya.
"Hanbin? Apa yang kau lakukan disini?"
"Wow, kau seharusnya sopan sedikit pada calon sepupumu ini. Bahkan kau sudah tidak memanggilku oppa lagi"
"Apa itu penting?"
"Apa salah aku berkunjung ke rumah sepupuku?"
"Taehyung sedang tidak ada di rumah"
"Yasudah aku bertemu kau saja"
"Sebaiknya kau tidak masuk, aku tidak ingin ada fitnah"
"Kau tidak akan mengijinkan calon sepupumu masuk?"
"Tunggu" lalu Jennie masuk menutup pintu rumahnya dan segera menelpon Taehyung.
"Tae"
"Ada apa sayang?"
"Hanbin datang ke rumah"
"Jangan biarkan dia masuk sampai aku datang!" Setelah itu Taehyung menutup telponnya tanpa memberi kesempatan Jennie bertanya yang lainnya.
"Maaf, Tae tidak mengijinkan kau masuk sampai ia pulang. Sebaiknya kita di luar saja, kau ingin minum apa?"
"Apa saja"
"Tunggu" setelah itu Jennie membawakan teh untuk Hanbin yang sedang duduk di bangku halaman rumah. Ia berusaha untuk tetap sopan pada Hanbin karena bagaimanapun ia adalah calon sepupu Jennie.
"Jennie"
"Ya?"
"Apa kau benar akan menikah dengan Taehyung"
"Tentu saja, kenapa?"
"Aku merindukanmu" lalu Jennie hanya terdiam sambil melihat Hanbin. Hanbin tidak memperdulikan Jennie yang hanya diam saja, ia terus berbicara.
"Aku menyukaimu sejak kau mulai menjadi mahasiswa di kampus, kau ingat pertama kali kita bertemu? Itu adalah hal yang paling ku syukuri, tidak ku duga aku akan jatuh cinta sejak pertama kali aku melihatmu, seorang gadis bodoh yang terjatuh di lapangan. Lalu kita menjadi teman dekat, bodohnya aku tidak mengungkapkan perasaanku lebih dahulu padamu. Jika saja dulu aku mengungkapkannya kau mungkin akan menjadi calon istriku sekarang. Bukan menjadi calon istri Taehyung sialan itu"
"Maaf"
"Kau tidak perlu minta maaf, bukankah masih ada kesempatan untukku? Kau belum resmi menjadi istrinya."
"Oppa, aku mencintai Taehyung"
"Apa kau tidak pernah mencintaiku? Sedikit saja?" Jennie hanya diam.
"Kau tau? Bahkan setelah aku luluspun aku masih sering pergi ke kampus hanya untuk bertemu denganmu. Hari dimana aku pertamakali bertemu Taehyung aku sadar harapanku telah sirna. Sejak awal aku bisa lihat lelaki itu mencintaimu bahkan sebelum kau menyadarinya. Aku sadar aku brengsek. Aku tidak ingin seperti ini, tapi aku tidak bisa melepas apa yang seharusnya menjadi milikku"
"Oppa, aku akan menikah"
"Kau baru akan menikah, bukan sudah menikah. Aku akan merebut milikku. Terimakasih untuk tehnya. Ucapkan salamku pada Taehyung, bilang padanya dalam cinta dan perang semuanya sah-sah saja. Aku pergi dulu" setelah itu Hanbin pergi bahkan sebelum Taehyung datang. Jennie masih terkejut dengan apa yang dikatakan Hanbin, ia merasa tidak enak hati dan juga takut. Takut lelaki itu akan merusak sesuatu lagi namun saat Jennie sedang melamun tiba-tiba ada sebuah tangan menepuk pundaknya.
"Hai kau mengapa melamun? Apa yang sedang kau pikirkan?"
"Tae, kau sudah pulang?"
"Mana Hanbin?"
"Dia sudah pulang"
"Untuk apa dia kesini?"
"Dia tadi hanya berkunjung, ia bahkan menitipkan salam untukmu. Dan kami sedikit berbincang"
"Apa yang kalian bicarakan?"
"Dia bilang dia mencintaiku" setelag itu emosi Taehyung segera memuncak, hatinya sangat cemburu mendengar itu dan juga ia ketakutan Jennie akan pergi atau hilang lagai seperti saat itu.
"Ayo percepat pernikahan kita"
"Tapi Tae, aku tidak ingin terburu-buru"
"Aku ingin segera memilikimu seutuhnya"
"Aku milikmu seutuhnya Tae"
"Tidak sampai itu resmi di depan Tuhan"
"Tae, aku milikmu. Sudahlah aku tidak apa-apa. Aku tidak akan pergi. Tolong jangan percepat lagi, aku tidak ingin pernikahan kita jadi asal-asalan, harus sesuai mimpiku"
"Baiklah, mianhe" lalu Jennie memeluk Taehyung erat untuk menenangkan lelaki itu. Lelaki itu memang sulit untuk mengontrol emosinya jika berkaitan dengan Jennie. Badan Taehyung hangat, Jennie juga baru menyadari bahwa lelaki itu memakai masker.
"Kau sedang sakit ya?"
"Hanya sedikit flu dan batuk"
"Kau harus istirahat Tae"
"Pekerjaanku masih banyak"
"Tidak, kau harus istirahat"
"Tapi bagaimana dengan pekerjaanku? Jungkook tidak bisa menggantikankukan karena sedang di australia"
"Biar aku menelpon sekretarismu"
"Baiklah, sepertinya nyonya Kim juga tidak bisa di bantah" setelah itu Taehyung masuk ke rumah ke kamar mereka, Jennie melepas pakaian Taehyung dan menggantinya dengan sweater dan training untuk menghangatkan lelaki itu. Lelaki itu tertidur, Jennie menelpon sekretaris Taehyung untuk mengurus pekerjaan Taehyung selama beberapa hari. Jennie akan meminta Taehyung memberikan wanita itu bonus karena sudah bekerja sangat keras dalam membantu Taehyung, apalagi mengingat banyak sekali lelaki itu bolos bekerja hanya untuk bersamanya.
Sore harinya ibu Taehyung datang ke rumah untuk mengunjungi anak dan calon menantunya itu. Jennie segera menyambut kehadiran mereka, Jennie tidak lagi canggung dengan calon ibu mertuanya itu karena mereka sudah sering pergi bersama.
"Taehyung sedang sakit eomma""Sakit apa?"
"Flu, badannya juga hangat. Ia sepertinya kecapean karena kerjanya sangat keras menjelang pernikahan kami"
"Anak itu, sudah kau panggil dokter?"
"Belum, rencananya nanti malam karena aku tidak ingin menggangu istirahat Taehyung"
"Bagaimana persiapan pernikahan kalian?"
"Sudah tinggal 10% lagi, hanya perlu memilih bunga untuk dekorasi"
"Baguslah, jika begitu aku pulang saja ya. Jika ada apa-apa dengan Taehyung beritahu eomma ya"
"Ne eomma, hati-hati di jalan" setelah ibu Taehyung pergi Jennie merasakan keheningan di rumahnya, ia menghampiri Taehyung yang sedang tertidur, badannya masih hangat. Namun saat akan pergi tangannya di tarik oleh Taehyung sehingga menyebabkan gadis itu terjatuh ke kasur.
"Tae!"
"Begini saja, aku lelah" Taehyung memeluk sambil menenggelamkan kepalanya di leher Jennie. Jennie merasakan nafas Taehyung di lehernya. Hatinya menghangat, ia tidak percaya dua minggu lagi ia akan menjadi istri lelaki ini, setelah kurang lebih berpacaran selama enam bulan lamanya. Namun tiba-tiba ia teringat kembali ucapan Hanbin, apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah akan lebih parah daripada yang dilakukan Jinri? Entahlah tidak ada yang tau. Jennie hanya berharap semuanya akan baik-baik saja selama ia tetap bersama Taehyung. Karena ia tau lelaki itu akan menjaganya.
To be continued...
Maaf ya super duper jelek ini.. akhir-akhir ini aku kurang semangat buat ngerjain ini ff karena entah deh:(

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Kim // Taennie
Fiksi Penggemar(PRIVATE FOR RATED M CHAPTER BUT WILL PRIVATE FOR ALL ADTER COMPLITE) Bagaimana Jennie seorang pelajar di universitas menghadapi seorang CEO muda yang menginginkannya, Kim Taehyung Cover by @/taennieland on ig