6. Santri Baja Hitam

240 20 5
                                    

"Wallahu a'lam bish shawab"

Kalimat pamungkas menandakan pengajian kitab berakhir. Kalimat ini pula yang membangunkan Aisha dari selancar mimpinya.

Pengajian rutin sore hari adalah pengajian Kitab Tausyaikh, kitab yang membahas tentang fiqih.

"tadi kamu faham nggak sama penjelasan Ustadz Hafidz?"tanya Salma.

"nggak faham. Aku tidur. Hehe..."

"duh kasihan sih kamu, jadi nggak faham. Kalo begitu kamu nggak usah kuliah aja hari rabu atau kamis siang."

"loh, kok nyuruh aku nggak kuliah? Nanti nilai aku gimana?"

"daripada kamu ketinggalan ngaji terus. Aku perhatiin, kalo hari-hari lain walaupun kamu ngantuk, tapi masih faham, kalo hari rabu dan kamis, pasti deh kamu nggak denger apa-apa."

"ya... Tapi kan aku di amanahin buat kuliah, Ma. Nanti ayah aku nanyain kuliah aku gimana?"tanya Aisha.

"ya makanya, kamu yang imbang dong, kuliah fit kok pas ngaji kebagian tidurnya."

"iya deh iya, besok diusahain imbang."

Salma, gadis keibuan yang Allah kirimkan untukku, ia sangat dewasa dan berfikir panjang, tidak seperti diriku, hanya berfikir nanti tidur sebelah mana.

"Oh iya, kamu tau nggak, kemarin itu katanya santri-santri kamar sebelah denger suara orang jalan pas tengah malem dari arah belakang kamar. Tapi pas di gedor lewat jendela, langkahnya berhenti terus nggak nyaut. Hiii...serem." ucap Salma memberi kabar terbaru dengan antusias.

"masa sih? Kan pondok kita aman. Gerbang setinggi gini."jawab Aisha ragu.

"ya nggak faham kalo sebenernya gimana. Cuma ya ceritanya gitu."

"ya berarti bisa lewat ke arah kamar kita dong. Kalo misalkan emang bener orang asing, kan? Bahaya."

"iya sih, tapi semoga nanti malem nggak ada lagi. Nggak kebayang aku kalo sampe denger yang kayak gitu. Aku bisa pingsan ketakutan."

Aisha kepikiran hal itu. Ia jadi ingin mengetahui sebenarnya siapa dibalik suara langkah tengah malam yang merisaukan teman-temannya itu.

Nanti malam biar aku numpang tidur di kamar sebelah.

***

"wah kebetulan, Sha, kalo kamu mau minep. Kita juga lagi khawatir. Tadi malam ada suara langkah kaki tapi di sautin gak jawab. Kami takut maling atau apa." ucap salah satu santri.

"iya udah kita langsung tidur aja. Semuanya tenang ya malam ini." jawab Aisha menenangkan.

Ketika mulai pukul 23.30. WIB, semua penghuni kamar sudah tidur kecuali Aisha. Ia dengan jeli mendengarkan setiap suara yang ia dengar.

'khhhookkkkk.....khhhokkkkk....'

Santri yang tidur di sebelah Aisha ternyata mendengkur. Dengan sigap Aisha memiringkan tubuh santri tersebut.

Fiyuhhh... Ngangkat orang tidur itu emang berat banget!

'krrreeettkkk...krreeetkkk...."

Suara seorang santri menggeser-geser giginya.

Duh! Ngilu dengernya!

Aisha menghampiri santri yang menggeser-geser giginya. Ia menepuk-nepuk pelan pipi santri tersebut.

"Haaa!!"

"suuuutttt!!"

Santri itu terbangun dan kaget melihat wajah Aisha ada didepannya.

Santri Baja HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang