Pamit (Part 1)

18 1 0
                                    

Tak ada yang tau hidup akan berlanjut kemana, pernahkah dalam ingatan kalian ketika kalian anak-anak ingin cepat-cepat menjadi remaja dan setelah menjadi remaja ingin cepat-cepat menjadi dewasa, namun sempat tidak kalian berharap untuk cepat-cepat menjadi tua? Lalu apa setelah nya?

Namaku Roni Farthur Pamungkas, orang sering memanggil ku Roni atau Farthur. Aku hanya anak manusia biasa seperti kalian, dan memiliki harapan yang sama juga dengan kalian. Kala ku kecil ingin ku cepatkan waktu agar aku mampu menjadi remaja, ketika masa remajaku tiba harapan baru pun muncul untuk menjadi seorang lelaki dewasa. Dan memang waktu mengambulkan nya, namun dia tidak mengambulkan harapan ku yang sekarang dimana aku ingin kembali ke masa-masa remaja ku. Sekarang umurku sudah mencapai 75 tahun dan tanpa ditemani istri, anak ataupun cucu. Semuanya baru ku sesali sekarang, terlambat bukan?!

Aku memiliki gangguan ingatan, semakin hari semakin parah namun ketika senja tiba dan dia datang menghampiri ku rasanya semua ingatan itu kembali lagi terulang dibenakku. Dia adalah seorang wanita yang sangat cantik untukku, selalu tersenyum ramah dan menemaniku dalam sunyinya hari-hari. Dia adalah Keila Hima Cantika.

"Ron, apa yang sedang kamu pikirkan?"
"Keila, sejak kapan kau disini?"
"Baru saja, ayo masuk. Udara nya semakin dingin diluar"
"Sebentar lagi saja"
"Baiklah, aku akan menemani mu"
"Kei, lihatlah senja hari ini begitu indah ya. Warna nya orange keemasan, aku merasa seperti anak muda lagi sekarang"
"Hmm, senja memang selalu indah Ron. Membawa kehangatan dan kenyamanan bagi orang yang memandang nya"
"Kau benar, bagaimana kabarmu? Sudah 2 hari kau tidak menemuiku, rindu rasanya"
"Maafkan aku Ron, namun aku sudah disini sekarang. Untukmu"

Senja itu seperti biasa Keila menemani ku sambil kita selalu berbincang-bincang bersama, membicarakan segala macam sampai hal tak penting pun dibicarakan. Aneh rasanya, umur ku semakin tua namun kulihat wajah Keila masih sama seperti kita masih duduk di SMA. Tak ada perubahan sama sekali padanya, senyum nya apalagi. Dia masih terlihat seperti anak berumur 18 tahun, tak ada keriput atau bintik hitam di wajah nya layaknya lansia.

Sempat ku bertanya sekali padanya tentang hal itu, namun dia tidak menjawab hanya senyuman yang kuterima. Dari itu aku tak berani mengungkitnya lagi, pikirku dia pasti selalu perawaratan sehingga kulitnya masih terlihat awet muda selain itu suami nya pun kan memang orang berada, tampan dan juga baik. Tentunya dia mendapatkan perlakuan yang istimewa.

Kalian jangan salah faham ya, aku dan keila bukan suami istri loh! Dia sudah menikah dengan kekasih nya bernama Fero, namun aku dan dia sempat punya hubungan ketika kami SMA namun itu sudah sangat lama sekali.

Sebenarnya, sebulan yang lalu tepat pada tanggal 24 januari keila menemuiku dan itu kala pertama lagi aku bertemu dengan nya secara langsung. Aneh nya semua ingatan yang sempat lupa kembali terukir dikepala ku. Laksana magic gitu, tak paham aku pun. Aku senang bisa bertemu dengan nya setelah 52 tahun tidak bertemu dengan nya. Hmm lama juga ya!

"Ron, apa kau ingat? Dulu kau selalu membawa ku keatas bukit cikedu yang dekat sekolah hanya untuk melihat sunset"
"Tentu saja, itu masa ketika kita masih bersama kei. Mana mungkin aku lupa kenangan indah itu"
"Aku senang kala itu, rasanya aku ingin tetap seperti itu dengan mu Ron, tapi waktu tidak mendukung ya?"
"Ya memang sudah jalannya seperti ini, namun aku senang kau sudah bersama dengan Fero. Seorang laki-laki yang lebih baik daripada aku"
"Hmm"
"Tak terasa ya kei, umurku sudah 75 tahun saja seperti baru kemarin aku lulus dari SMA haha"
"Kau kan memang selalu seperti itu Ron haha"

Tawa kami saling bertautan, sekarang senja sudah berganti malam yang gelap. Laksana senja hilang, keila pun sudah pergi. Dia selalu datang dan menemani ku hanya ketika senja tiba. Tak tau kenapa, mungkin memang dia sangat sibuk sekali. Apalagi menjadi istri dari Fero yang merupakan CEO perusahaan ternama.

------------ to be continued

LIFE [Kumpulan Cerita Pendek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang