👆👆👆
Play it
Lagu yang lagi didengerin Treya pas lagi jalan bareng Bento.🔧🔧🔧
Deru kendaraan saling bersahutan di sepanjang jalan raya, terkadang diselingi bunyi klakson ataupun umpatan dari beberapa pengendara yang merasa terganggu oleh pengendara lainnya. Walaupun sebagian orang menganggap ini adalah kebisingan yang mengganggu, tapi tidak begitu di telinga Treya, dia begitu menikmatinya. Terbukti dari torehan senyuman yang selalu terukir di bibirnya ketika membelah kepadatan jalan raya dengan vespa miliknya.
"WOI ANJING! BISA BAWA MOTOR YANG BENER, NGGAK!" Kalimat itu terlontar dari pengendara mobil di depan Treya yang memaki pengendara motor yang baru saja menyalipnya.
Setelah memastikan jalanan di depan aman, Treya menambah kecepatan vespanya untuk menyalip kendaraan di depannya itu. "Bapak guuaanteng. Jangan marah-marah, masih pagi, ntar kurusan loh," sapa Treya pada Si Pengendara ketika mensejajarkan vespanya dengan mobil itu. "Saranghae," sambungnya kemudian mempercepat laju vespanya.
Pengendara mobil yang ditegur hanya melongo karena tak mengerti maksud ucapan Treya. Bagaimana hanya dengan marah-marah di pagi hari bisa kurus. Dan maksud perkataannya yang terakhir apa. Treya sudah melesat pelan jauh ke depan dengan vespanya tapi Si Bapak masih saja melongo memikirkan perkataan Treya.
Sebuah toko bunga menjadi tempat pemberhentian Treya. Toko yang selalu menyuguhkan keindahan dan ketenangan untuknya.
"Pagi kak. Mana pesanan yang mau aku antar?" ucapnya sambil melihat Shela yang sedang sibuk menyiram beberapa bunga.
"Pagi Tre. Emang bisa keburu? Ntar kamunya telat loh." Shela berhenti sejenak dari aktivitasnya.
"Keburu kak. Kan alamatnya searah sama sekolahku."
"Yaudah. Kakak ambilin dulu."
Sambil menunggu, Treya menggantikan pekerjaan Shela menyirami beberapa bunga yang masih tertinggal.
Dulu sebelum bekerja di toko ini, ia sama sekali tak memperdulikan hal-hal yang berkaitan dengan bunga. Jangankan sengaja untuk menyiraminya, memperhatikan tanaman di sekitarnya saja mungkin bisa dikatakan tak pernah ia lakukan. Namun karena sering melihat Shela yang terlihat sangat menikmatinya, Treya pun mencobanya. Saat itu juga ia merasakan ketengan, rasa yang sama yang ia rasakan saat berkendara dengan Bentonya.
"Ini pesanannya. Beneran bakalan keburu?"
"Aduh kakak. Iya. Pasti keburu kok. Jam masuk masih lama," jawabnya sambil meletakkan penyiram bunga dan mengambil pesanan itu.
"Aku berangkat dulu yaa."
"Iya. Hati-hati."
Sudah dua bulan Treya bekerja di toko bunga milik Shela sebagai kurir untuk mengantar pesanan bunga. Pekerjaan yang cukup mudah dan masih melibatkan vespa kesayangannya. Selain itu ia juga bisa belajar di sela-sela pekerjaannya. Jadi ia tidak terlalu merasa terbebani dengan pekerjaannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love On Vespa
Teen FictionMaitreya Sakala gadis remaja seperti pada umumnya. Hanya satu yang membedakan, obsesinya pada besi tua tunggangannya. Ia hanya ingin menjalani kehidupan remajanya dengan Bento kesayangannya. Namun janji kakeknya dengan seorang teman karibnya membua...