🔧🔧🔧
Seperti yang direncanakan Treya. Hari ini setelah mengingat, menimbang, membungkus dan menjualnya. Eh bukan! Ini bukan lagi jualan woi!
Oke ralat. Setelah memikirkan hal terburuk yang akan terjadi dengan Bento vespa kesayangannya dan kebetulan penyakit lama Bento kambuh, Treya memutuskan untuk tidak membawa Bento ke sekolah. Alhasil dia berangkat dengan menaiki ojek online walau harus membayar cukup mahal karena jarak kosan Treya yang jauh dari sekolah.
Tapi dari pada nanti hanya membawa stang Bento pulang, itu lebih menyeramkan lagi.
"Treyaaa, Ooii," panggil Citra sambil melambaikan tangannya.
Treya yang mendengar namanya dipanggil mendekati arah datangnya suara.
"Tumben lo naik ojek? Bento lo mana?" Citra clingak-clinguk memperhatikan sekeliling Treya.
"Lo lupa apa yang kita lakuin ke mobil tu orang kemarin, makanya gue nggak bawa Bento. Gue takut, ntar dia balas dan balasannya lebih parah dari cuma ngempesin ban," jelas Treya sambil melangkah ke kelas mereka.
"Iya juga sih Tre. Serem juga ngebayangin Bento lo dimutilasi sama Adit." Bisa-bisanya Citra memikirkan hal yang menyeramkan seperti itu.
Di kelas lagi-lagi jadwal kosong karena semua guru sedang rapat. Bagaikan sudah kebiasaan wajib, kalau sudah jam kosong begini lokal jadi heboh karena semuanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.
***
"Ketemu vespa bututnya tu cewek?" tanya Adit ke Milan setelah selesai mencari vespa Treya di parkiran dengan kunci inggris di tangannya.
"Gue udah puter-puter dua kali di parkiran ini nggak ada tu vespa yang sesuai dengan ciri-ciri yang lo sebutin."
"Kita juga gak nemu tu vespa di parkiran belakang," sahut Brama yang berjalan ke arah Milan dan Adit diikuti Rasen di belakangnya yang berjalan ogah-ogahan.
"Parkir di mana tu cewek," ucap Adit yang sudah mulai kesal.
"Kayaknya tu cewek nggak bawa motornya. Mungkin dia tau lo bakalan balas perbuatan dia," timpal Rasen dengan kedua tangan di sakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love On Vespa
Teen FictionMaitreya Sakala gadis remaja seperti pada umumnya. Hanya satu yang membedakan, obsesinya pada besi tua tunggangannya. Ia hanya ingin menjalani kehidupan remajanya dengan Bento kesayangannya. Namun janji kakeknya dengan seorang teman karibnya membua...