28 Tak

158 22 4
                                    

🔧🔧🔧

Sehabis membantu Anita memasak untuk makan malam, Treya melakukan pengecekan pada vespanya. Kira-kira apa yang menyebabkan Bento nya itu enggan untuk hidup tadi pagi.

Sebelum melakukan pengecekan, ia mencoba menghidupkan mesin Bento—Kali saja tu vespa hanya ingin membantu Anita tadi pagi—dan mulailah ia memposisikan standar tengah lalu mulai mengengkol, tapi mesin Bento tidak mau hidup. Selanjutnya ia memiringkan body Bento dan kembali memposisikan Bento untuk diengkol. Namun nihil, sang mesin ciput itu masih enggan untuk bersuara. Ternyata benar kata orang, tidak baik berprasangka buruk itu.

Karena mesin Bento masih tetap tak mau menyala, ia mulai membuka tepong kanan Bento kemudian membuka busi sang besi biru lalu memposisikan celah yang ada di kipas tepat di depan platina. Selanjutnya ia mulai menyetel jarak kerenggangan platina melalui celah itu tanpa harus membuka kipas terlebih dahulu. Setelah menyetel platina, ia melakukan pengecekan ada atau tidaknya letupan api dari platina, selanjutnya beralih menyesuaikan jarak renggang busi lalu memasang kembali busi tersebut. Setelah dirasa cukup, ia mencoba menghidupkan mesin Bento kembali. Namun, sang vespa masih enggan untuk menyala. Bukan Treya pecinta drama korea namanya kalau berhenti begitu saja. Treya mulai beralih ke karburator. Dan setelah mengutak-atik bagian karburator, ia kembali mencoba menghidupkan mesin Bento. Barulah kali ini besi tua itu mengeluarkan bunyi khasnya kembali.

"Lo bener ya, Tok. Paling demen buat mak lo kecapean. Tapi ntah napa gue masih aja sayang sama lo," umpatnya ketika memasang kembali tepong semok Bento.

Ternyata kegiatan Treya sedari tadi terus diperhatikan Adit dari jendela kamarnya. Lagi-lagi tingkah Treya berhasil menorehkan senyuman di bibirnya. Melihat Treya yang terlihat kelelahan, membuatnya tergerak untuk memberikan gadis itu minuman. Tak mau memungkiri, kali ini ia segera berlari ke dapur untuk mengambilkan minuman untuk Treya.

Setelah sedikit memperbaiki Bento, dengan masin yang dibiarkan tetap menyala, Treya mengelap body Bento yang nyatanya tidak kotor sama sekali. Katanya hal ini dia lakukan untuk melengkapi prosedur atau bahasa kerennya finishing.

Selagi ia sibuk mengelap body Bento, Adit datang dengan segelas susu berisikan bongkahan es batu di tangannya.

"Bunyi vespa butut lo berisik!"

Kesal mendengar perkataan seperti itu, Treya yang sedang sibuk mengelap body Bento dengan posisi menghadap Adit, melemparkan kain lap yang ada di tangannya.

"Tu mulut bisa dijaga ng—"

Tanpa memperdulikan ucapan Treya, Adit langsung mengarahkan minuman yang ada ditangannya ke depan wajah Treya.

"Nih, minum!"

Spotan tangan Treya yang tadinya bertengger di pinggangnya bergerak menyambut gelas berisikan minuman yang dia suka.

"Wuaah...." Moodnya yang tadinya mau marah, langsung hilang tergantikan dengan senyuman bahagia.

"Tau aja lo kalau gue haus," sambungannya.

"Ogah banget gue bela-belain ngasih lo minum. Nyokap yang nyuruh gue ngasih itu sama lo." Adit berbalik dan meninggalkan Treya begitu saja untuk kembali ke dalam rumah.

"Di tinggal lagi kan." Segera Treya meneguk susu tersebut dan berlari mengejar Adit. Namun belum lima langkah, Treya berhenti.

"Kenapa gue pikun banget sih!" Segera Treya berbalik dan mematikan Bento dan kembali mengejar Adit yang sudah berada di dalam rumah.

Ketika Adit hendak melangkah menaiki anak tangga, Anita datang dari dapur dengan kedua tangan memegang nampan berisikan tumpukan kue yang baru dibuatnya.

"Kebetulan, sayang tolong bawa ini ke atas. Jangan lupa kasih Treya juga ya."

Mendengar itu, tentu saja Adit berhenti dan menerima nampan tersebut. Sementara itu Treya berlari ke arah mereka dengan tergesa-gesa.

"Mama, makasih susunya. Mama tau aja kalau Treya suka susunya dikasih es batu," ucap Treya sambil menunjukkan gelas yang isinya tinggal seperempat.

"Loh, kok kamu bilang makasihnya ke mama sayang. Padahal bukan mama yang buatinnya loh," ucap Anita bingung.

Adit yang malu kedoknya terbongkar segera melangkah meninggalkan Anita dan Treya.

Dilain sisi, Treya tertawa jahil mendengar ucapan Anita barusan.

"Misi ya ma, Treya ke atas dulu," ucapnya diakhiri senyuman.

"Kaaaaan—bener lo yang buatin," ledeknya sambil mengekori Adit menaiki anak tangga.

Yang diekori lagi-lagi tidak merespon sama sekali.

"Ciiieee... Ternya hatinya nggak mati." Kali ini Treya menusuk-nusuk punggung Adit sambil mengekorinya.

Dilantai bawah, Anita yang tadinya kebingungan sekarang sudah paham dengan situasinya.

"Dasar anak muda. Gengsinya terlalu tinggi." Anita hanya bisa menggeleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat tingkah anaknya dan kembali ke ruang favoritnya.

Di lantai atas, keduanya sudah sampai di depan kamar Adit. Seketika Adit berhenti sebelum masuk ke dalam kamar. Alhasil Treya menjadi kepentok ke punggungnya.

"Aw!" Treya mundur beberapa langkah ke belakang.

Adit berbalik dan masih diam.

Setelah sedikit mengusap keningnya. Treya melanjutkan cengengesannya.

"Hehe, bilang iya apa susahnya sih. Makasih ya." Treya mengembangkan bibirnya dengan tulus.

Tak kuat melihat senyuman Treya, Adit segera masuk ke dalam kamarnya dan tanpa sadar membanting pintunya.

"Bego! Kenapa juga gue tadi pakai bawain tu cewek minuman segala," runtuknya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

Di sisi lain pintu, Treya yang mendapati balasan Adit yang seperti itu. Hanya bisa mengutuknya.

"Iisck! Dasar ngeselin! Orang cuman mau ngucapin makasih juga. Semoga aja lo nerima balasannya. Iihh—"

Tiba-tiba Adit membuka pintu kamarnya lalu mengambil gelas yang ada di tangan Treya lalu meminumnya. Setelah itu dia menyerahkan nampan berisikan tumpukan kue tadi ke Treya. "Habisin nih!"

"Setelah itu bersiin tubuh lo! Nggak ada cewek yang dekil kek lo gini," ucapnya sambil mengelap noda oli yang menempel di pipi Treya.

Tentu saja, tindakan yang mendadak seperti itu berhasil membuat Treya seketika beku di tempat.

"Mm—" Treya berbalik dan segera masuk ke kamarnya.

Mendapati wajah Treya yang memerah, lagi-lagi Adit dibuat tersenyum karenanya.

🔩🔩🔩

Kotak pesan ✨

📬

Kalau ada yang salah dengan cara memperbaiki vespanya tolong dikoreksi ya, diri ini sudah mencoba memahami step by stepnya tapi malah bingung sendiri 😫

Semoga sehat selalu 🖤

~~~

Lagi di kamar rumah karena udah nggak ngekos lagi, 27 September 2019

Love On VespaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang