Annyeong 🙋
LOVe up 👩🔧👩🔧👩🔧
Semoga kiyen suka.
Happy Reading🔧🔧🔧
Aroma menenangkan menyusup ke dalam penciuman Treya. Merasa mengenali aroma itu, Treya semakin memperdalam menghirup aroma itu untuk lebih mengenalinya. Sesaat terlintas diingatkannya adalah sosok Adit.
Loh, kenapa gue malah nginget tu orang?! Seketika ia membuka matanya. Saat itu juga pandangannya hanya melihat leher. Dan ketika ia menarik kepalanya agak ke belakang lalu melihat wajah pemilik leher itu. Saat itu jugalah ia terperanjat lalu mendorong Adit sambil berteriak.
"NGAPAIN LO?!"
Tak pelak Adit seketika terbangun karena tubuhnya terpental ke lantai. "Lo yang ngapain?! Sakit kampret!"
Tak menjawab, Treya malah mendekap tubuhnya dengan kedua tangannya. Kenapa gue semalam malah ketiduran sih!
"Ngapa?!" Tanya Adit sinis sambil mengusap lengan kirinya yang kesakitan.
Tak ingin lebih lama menahan malu, Treya segera bangkit menuju kamarnya.
"Tu anak apa-apaan sih!"
***
"Mas sudah selesai, Mas berangkat ke kantor dulu ya dek." Taufik mencium kening Anita setelah itu Anita balik mencium tangan Taufik.
"Hati-hati ya mas."
"Treya, om duluan ya," pamit Taufik sambil mengusap kepala Adit.
Interaksi manis anggota keluarga ini membuat kedua ujung bibir Treya terangkat.
"Ya om. Hati-hati om," jawabnya sambil tetap tersenyum.
"Adit juga berangkat ya ma," ucap Adit sambil salim pada Anita.
"Treya juga ya tan-eh ma." Treya juga ikut pamit pada Anita.
"Hati-hati ya," pesan Anita sambil mengiringi Adit dan Treya berjalan ke luar rumah.
"Loh Dit, kamu kenapa main nyelonong aja ke mobil, ajak Treya dong." Anita memasang wajah mengancam.
Tanpa protes Adit menghampiri Treya yang sibuk menghidupkan Bentonya, dan seperti yang yang sudah-sudah Adit langsung duduk di jok belakang Bento.
"Lo ngapain?" tanya Treya sambil menahan marah.
"Makan."
"Bisa pindah tempat makannya nggak? Ngehalangin gue soalnya." Yang disuruh tak bergerak sedikit pun.
"Gue males pindah-pindah kalau lagi makan," jawab Adit asal.
"Adit!"
"Iya, dengan saya sendiri," timpal Adit yang masih ogah-ogahan.
Sebelum Treya meledak, untung saja Anita menghampiri mereka berdua.
"Kok kamu malah gangguin Treya sih Dit, bukannya ngajakin."
"Ngajakin kemana ma?" tanya Treya dengan polosnya.
"Mama nyuruh lo bareng gue ke sekolah pakai mobil," sahut Adit.
"Tapi kan lo tau gue ga bisa naik mobil."
"Iya gue tau, tapi mama nggak."
"Nah 'kan ma, dia ga bisa naik mobil," sambung Adit.
"Kenapa sayang?"
"Treya ada trauma gitu ma. Lagian Treya udah biasa pergi sendiri kok ma, hehe."
Mengingat anaknya juga memiliki trauma menaiki motor, Anita menyarankan hal lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love On Vespa
Teen FictionMaitreya Sakala gadis remaja seperti pada umumnya. Hanya satu yang membedakan, obsesinya pada besi tua tunggangannya. Ia hanya ingin menjalani kehidupan remajanya dengan Bento kesayangannya. Namun janji kakeknya dengan seorang teman karibnya membua...