17 Tak

391 27 6
                                    

🔧🔧🔧

"Lo mesti jelasin ke teman-teman gue soal perjodohan kita," ucap Adit datar.

Apa? Maksudnya? "Hah?" Treya seketika mengalihkan pandangannya ke wajah Adit. Mencari makna dari ucapannya barusan tapi tak satu pun dia dapati karena Adit hanya melihat malas padanya.

Adit kembali menarik tangan Treya seenak jidatnya dan Treya kembali tergopoh-gopoh mengikuti langkah kaki Adit.

"Apa yang mesti gue jelasin ke temen-temen lo?"

Adit tetap tak menjawab pertanyaan yang diajukan Treya. Dia hanya diam sambil menarik Treya melewati beberapa kelas.

"Alasan lo nerima perjodohan itu dan kita sebelumnya ga pernah tau soal perjodohan itu." Adit sekarang berhenti di sebuah pintu berwarna coklat dan secara tidak langsung Treya juga ikut berhenti.

"Kenapa mesti gue? Lo aja napa sih! Udah ah. Gue balik!" Treya menyentakkan tangannya dan seketika berhasil terlepas dari genggaman Adit kemudian dia melangkah dari hadapan Adit.

Adit memutar bola matanya malas, setelah membuka pintu itu sekali lagi ia menarik tangan Treya kemudian memaksanya masuk ke dalam ruangan di balik pintu itu. Disana Treya mendapati Milan dan Brama yang sedang mengganggu Rasen yang sedang memainkan game di ponselnya. Mereka terdiam melihat siapa yang masuk ke dalam basecamp mereka.

 Mereka terdiam melihat siapa yang masuk ke dalam basecamp mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh ada neng Treya," ucap Brama sambil menaik turunkan alisnya.

"Tre, ngapain lo ke sini?"

Ini ruangan apaan? Treya celingak-celinguk memperhatikan sekeliling ruangan itu.

"Udah, Jelasin!" Adit kembali menarik Treya dan menghadapkannya ke arah ketiga sahabatnya.

"Ini ada apaan?" Milan menaikkan salah satu alisnya karena bingung.

"Gimana cara gue jelasinnya," gumam Treya.

Treya masih ragu dengan apa yang harus dia ucapkan. Dan dia masih bingung kenapa Adit menyuruhnya untuk menjelaskan, padahal Adit sendiri mempunyai mulut untuk mengatakannya.

"Gue ga bisa!" Treya berbalik menghadap Adit.

"Kenapa ga lo aja sih. Lo 'kan punya mulut sendiri buat ngejelasin ke mereka soal perjodohan kita," lanjut Treya seolah tak sadar dengan volume suaranya yang sangat bisa ditangkap dengan jelas oleh ketiga sahabat Adit.

"Hah. Perjodohan kita? Maksudnya lo sama Adit dijodohin?" Brama membelalakkan matanya tak percaya dengan apa yang dia dengar.

"A-a itu... Kedengaran barusan ya?" tanyanya sambil menggaruk pipi kanannya dengan ujung telunjuknya.

"Gini-gue disuruh sama ni kanebo buat jelasin ke kalian kalau gue sama dia dijodohin oleh keluarga kita tanpa sepengetahuan kita. Eeh bukan. Gini, soal perjodohannya dikasih tau sih tapi siapa orangnya nggak. Gitu," jelas Treya lalu menatap Adit ragu.

Love On VespaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang