🌙11

3.2K 692 33
                                    

o r p h a n a g e

mampus gue! pekik yeri dalam hati.

yeri buru-buru menunduk dan duduk di kursinya kembali. dia berusaha menutupi mukanya dengan rambut.

"kamu lama banget ke toiletnya, yeon." celetuk nayoung.

"ngantri ma," jawabnya sambil mendudukkan dirinya di kursi yang berada di samping yeri.

selang beberapa detik, dia baru menyadari ada sosok yeri di sebelahnya yang sedang berusaha menyembunyikan mukanya itu.

"ma, ini siapa?" tanyanya sambil menunjuk yeri.

"coba kamu ajak dia kenalan."

dia menepuk pundak yeri dengan raut wajah penasaran. "hi, gue kim doyeon, lu?"

yeri menelan salivanya, gugup. "kiㅡkim."

"kim?" doyeon mengernyitkan alisnya, heran. "apa memang namanya kim aja atau bagaimana?" tanya doyeon dengan nada bertanya yang sedikit memaksa.

"yer, kamu tidak apa-apa kan? kenapa nunduk begitu?" tanya nayoung yang juga kebingungan dengan gerak-gerik yeri yang berusaha menutupi sesuatu.

"yer?" gumam doyeon, sangat pelan.

yeri mencoba menetralisir perasaan kagetnya dan juga ekspresinya. dia mendongkakkan kepalanya dan berbalik menghadap doyeon.

"kim yerim. salam kenal, kim doyeon." yeri mencoba tersenyum semanis mungkin.

doyeon terkejut begitu melihat muka yeri. sedetik kemudian, dirinya tertawa keras.


"wait." doyeon menutupi mulutnya, mencoba menahan tawanya. yeri hanya menatap malas orang di hadapannya sekarang. "jadi, anak yang mama maksud itu kim yeri? this is so funny!"

"there's nothing funny. kenapa kamu ketawa kayak begitu? gak sopan, tahu." bisik nayoung, tak enak dengan yeri.

"jadi maksud mama, kita mau adopsi yeri buat balas budi sama orangtuanya itu, kan? like, from the reason 'why you want adopt kim yerim?' it's already funny and dumb things." ucap doyeon, panjang lebar.

yeri terdiam. bukan. bukan karena dirinya tersinggung dengan perkataan doyeon. tapi, dia terdiam karena kebingungan dengan kata-kata yang dilontarkan oleh doyeon.

adopsi? balas budi? orangtua yeri? apa maksud yang dikatakannya?

"yeㅡyeri... saya bisa jelaskan." nayoung menggenggam tangan kanan yeri yang tergeletak di atas meja. ia menggengamnya kuat, mencoba meyakinkan yeri.

"kalau gitu, coba jelaskan." ucap yeri dingin.

nayoung memijat keningnya, frustasi,
"baiklah. apa yang kamu bingungkan yeri?"

yeri menyenderkan badannya di kursi. "semuanya."

nayoung menghembuskan pelan nafasnya.

"kedua orangtuamu itu sangat baik." ucap nayoung lesu. yeri hanya terdiam menunggu kata-kata yang akan dilontarkan nayoung selanjutnya.

"mereka, menolong saya di saat saya sedang terpuruk, membantu saya bangkit kembali disaat saya sudah menyerah untuk berdiri, dan ayahmu itu..." nayoung menggantung perkataannya.

"dia..." nayoung merasa tak yakin akan mengutarakan tentang hal ini ke yeri. tapi, dia tahu kalau semakin lama ia menyembunyikan hal ini yeri pasti akan mencari tahu nya. sifatnya sama seperti ayahnya, keras kepala dan selalu penasaran.

"apa?" tanya yeri kemudian. dirinya tak bisa sabar menunggu nayoung menyelesaikan kalimatnya.

"dia sangat bertanggung jawab, bijaksana, dan baik hati. ibu mu sangat beruntung mendapatkan hatinya," tutur nayoung. nada bicaranya menjadi sendu tiba-tiba. terselip nada orang yang cemburu juga.

yeri mengernyitkan alisnya. firasatnya mengatakan ada sesuatu terjadi diantara nayoung dan papanya.

"intinya, saya hanya ingin membalas kebaikan kedua orangtuamu. saya ingin mengeluarkan dirimu dari tempat terkutuk itu. kau tidak aman disana." nada bicara nayoung terus berubah-ubah. tadi, nadanya begitu sedih sekarang, ia sudah mengubahnya menjadi serius.

"kamu harus berhati-hati disana, yeri. waspada dengan sekitarmu." pesan nayoung.

yeri sampai di panti dengan sejuta pikiran yang berada di benaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yeri sampai di panti dengan sejuta pikiran yang berada di benaknya. ia mencoba menyambungkan hal yang menurutnya membingungkan hingga ia menemukan jawabannya lalu, menyambungkan deretan peristiwa yang terjadi dengan omongan nayoung tadi.

perlahan tapi pasti, dirinya mulai mengerti dengan apa yang terjadi dengan masa lalu nayoung dengan kedua orangtuanya.

sesampainya di panti, keadaan nya sangat gelap. sepertinya joshua lupa menyalakan lampu atau mungkin mati lampu? tapi, jika mati lampu kenapa rumah dan toko-toko disekitar panti tetap terang benderang?

yeri tidak mau memusingkan hal tersebut. sudah banyak pikiran yang berada di kepalanya ia tidak mau menambah-nambah memikirkan hal seperti ini yang menurutnya kurang penting.

keadaan panti begitu gelap sehingga yeri harus meraba-raba hal di sekitarnya agar tidak terpentok atau tersandung.

Duk!

yeri menabrak sesuatu. bukan. seseorang.

bagaimana dirinya bisa tahu itu orang?

karena yeri bisa melihat tatapan orang tersebut yang terlihat siap membunuhnya.

o-ow!

long time no see~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

long time no see~

jangan lupa vomment ya!

orphanage | 99linerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang