🌙4

3.5K 852 105
                                    

Ⓞ Ⓡ Ⓟ Ⓗ Ⓐ Ⓝ Ⓐ Ⓖ Ⓔ

ㅡ➈➈

"maksudnya?" tanya yeri yang kurang mengerti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"maksudnya?" tanya yeri yang kurang mengerti.

hani menggengam tangan yeri yang tergeletak di atas meja.
"perlahan-lahan kau akan mengerti maksud peraturan-peraturan ini miss kim. dan juga, peraturan keempat adalah peraturan yang paling penting dan sangat harus dipatuhi di sini. mengerti?"

yeri mengganguk dengan ragu-ragu.


"ya sudah. mari kita mulai acara makan nya!" seru joshua. "mark lee! pimpin doa sebelum makan!" suruhnya

mark melengos.
"ck. kenapa harus aku?"

"sudah. lakukan saja sih!" suruh dino yang memang kelihatan paling lapar diantara mereka semua.

mark mendecak lagi, "hhh baiklah! sebelum kita makan ada baiknya kita semua yang berada di sini membaca doa terlebih dahulu. doa di--mulai"

semua pun menundukkan kepalanya dan berdoa dengan khusyuk. terkecuali, yeri.

karena sorot matanya tiba-tiba terfokus ke bawah meja makan. dibawah sana terdapat kaki hani yang bagian telapak kakinya membiru dan urat-uratnya begitu terlihat.

kakinya lebih terlihat seperti kaki ayam yang sudah membusuk daripada kaki seorang manusia.

para gadis yang berada di kamar begitu heboh sehingga membuat yeri harus menyumpal pendengarannya dengan bantal dan memilih memainkan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

para gadis yang berada di kamar begitu heboh sehingga membuat yeri harus menyumpal pendengarannya dengan bantal dan memilih memainkan ponselnya.

satu fakta tentang yeri. dia seseorang yang benci keramaian.

"yoojung! tolong ambilkan sisir ku!" ucap mina sambil menunjuk sisir berwarna merahnya yang berada di meja dekat yoojung duduk.

"oke!" yoojung segera mengambil sisir itu dan memberikannya kepada mina.

"terima kasih!"

mina beranjak dari kasur tempat nya duduk dan berjalan menuju kasur dimana yeri sedang asyik chatting dengan teman sekelasnya, kim saeron.

"yeri. boleh kah aku minta tolong?" tanya mina.

yeri tak menjawab karena kupingnya masih tertutup oleh bantal dan juga ia sedang fokus dengan hp nya.

biasalah. tipikal orang zaman sekarang yang susah sekali di ajak berkomunikasi secara langsung karena adanya hal yang namanya gadget.

mina menarik bantal yang dipakai oleh yeri.
"yeri. bisa minta tolong?" pinta mina, untuk kedua kalinya.

lagi-lagi, telinga yeri seakan tuli dengan segala hal yang terjadi di sekitarnya. dia tetap fokus dengan ponselnya itu.

"yeri?"

hening.

Greb!

mina mengambil paksa ponsel yeri dan melemparnya asal.

beruntung, ponsel tersebut jatuh diatas kasur.

yeri tentu saja dengan terkejut dengan perilaku mina.
"what are you doing?!" pekik yeri. ia buru-buru mengambil ponselnya yang sempat di lempar oleh mina itu.

mina menunjuk ke arah ponsel yeri dengan tatapan benci.
"barang itu. barang..... yang membuat.... segalanya berubah! gara-gara itu, semua berubah!" mina mengatakan hal-hal yang membuat yeri mengerutkan keningnya.

apa-apaan sih?!

tzuyu segera berdiri dari kasur dan menepuk pelan pundak mina.
"tenang lah,"

mina menepis tangan tzuyu dan segera berjalan menuju yeri dengan penuh amarah.

yeri tentu saja takut. dia pun berjalan mundur seraya mina yang berjalan mendekati dirinya hingga punggungnya menabrak tembok.

"mi--mina. lu ma--u
ngapain?" tanya yeri yang mulai ketakutan.

apalagi, sorot mata mina yang terlihat siap membunuhnya dalam sekejap membuat dirinya tambah takut.

mina mengangkat tinggi-tinggi sisir yang digenggamnya itu. yeri reflek menutup matanya sambil berteriak kecil. ia mengira bahwa dirinya akan dipukul oleh mina dengan sisir nya itu.

tapi, selang beberapa waktu berlalu, mina tak kunjung memukul dirinya.
yeri pun kebingungan.

"hei kim yeri! kenapa kamu meringkuk ketakutan seperti itu?" seru yoojung lalu disusul oleh suara cekikikan dari orang-orang yang berada di kamar ini. kecuali yeri, tentunya.

dan, yeri bersumpah.

suara tertawa mereka tak layak disebut sebagai ketawa manusia normal.

lebih tepatnya seperti suara robot yang tertawa. kaku, tapi begitu melengking.

dan juga menyeramkan.

yeri perlahan menurunkan tangannya yang sedari tadi ia gunakan untuk menutupi wajahnya.

dilihatnya, mina sedang tersenyum hingga menampilkan eye smile nya itu.

dia menyondorkan sisir merahnya itu ke yeri.
"bisa tolong sisir rambut ku?"

"bisa tolong sisir rambut ku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

haluuuu semua!

dengan part ini nad menyatakan akan hiatus hwhwh.

gatau sampai kapan karena akhir2 ini mood aku jelek bgt dan slalu wb tiap mau lanjutin cerita2ku.

so sorry guys. gak lama kok;)

jangan lupa VOMMENT ya~

ramein part ini dgn komen2 kalian bcs komen2 kalian itu kayak penyemangat aku buat lanjutin cerita ini hwhwhhw.

orphanage | 99linerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang