chapter 7

712 51 11
                                    

James dan Nadine masuk kedalam rumah untuk makan malam. Saat ini Merry dan Charlie sudah duduk di meja makan sambil menanti kehadiran James dan Nadine.

"Ayo kita makan malam dulu" suruh merry.

James dan Nadine duduk bersebelahan. Saat sedang asik makan, merry mulai betanya tanya pada james dan nadine.

"Orang tuamu asli amerika james?" tanya Merry sambil mengunyah makanannya.

"Yes" jawab james singkat.

"Kalo kamu nadine?" kini merry berbalik bertanya kepada nadine.

"Orang tua ku asli Indonesia" jawab nadine sedikit tertunduk.

"Why?" tanya merry yang merasa heran melihat ekspresi wajah nadine yang berubah menjadi sedih.

"Its okay" Nadine langsung mendongakkan kepalanya agar terlihat baik baik saja.

Merry berhenti bertanya-tanya dan melanjutkan makan malamnya.

Skip...

Selesai makan malam, nadine langsung masuk kekamar yang sudah disiapkan. Saat james ingin masuk kedalam kamar, langkahnya terhenti didepan pintu kamar Nadine.

James mendengar ada suara tangisan dibalik pintu kamar Nadine, dia berusaha mengabaikannya. tapi telinganya terangsang oleh suara tangisan itu. Karena penasaran, james mengintip dibalik pintu kamr nadine, karena pintunya sedikit terbuka.

James melihat nadine yang sedang menangis, tiba-tiba james merasa simpati pada gadis itu. Dia pun memberanikan diri untuk masuk kedalam kamar nadine. James melangkahkan kakinya sedikit demi sedikit, kini dia berada didepan nadine, tetapi nadine tidak menyadari bahwa di hadapannya saat ini ada james yang sedang memperhatikannya.

James sedikit ragu untuk mengelus pundak nadine, dia hanya ingin menenangkan nadine, tetapi akhirnya tabgan james mengelus pundak nadine dengan lembut. Nadine merasakan sesuatu, dia langsung mendongakkan kepalanya dan dia melihat james yang sedang mengelus pundak kanannya.

"James... " ucap nadine lirih.

"Elu ngapain sih?" tanya nadine yang masih terisak.

"Are you okay?" tanya james.

Nadine tidak menjawab pertanyaan james, dia malah menepis tangan james dari pundaknya secara perlahan. Kini james duduk disamping nadine.

"Nadz, elu kok nangis sih, apa elu lagi ada masalah ya?" kini james kembali bertanya dengan menghadap nadine.

"Gue gpp" jawab nadine sambil menyeka air matanya.

Jawaban nadine membuat james mengernyit heran, james sama sekali tidak percaya dengan jawaban nadine. Dia langsung membalikan tubuh nadine dan mereka pun berhadapan.

"Apaan sih" nadine sedikit memberontak ketika james membalikan tubuhnya.

"Nadz, kalo lu ada masalah bilang aja sama gue, gue siap kok ngedengerin semua cerita lu" kata james sambil menatap mata nadine.

"Maaf, gue belum bisa cerita sekarang, lebih baik elu pergi, gue mau tidur" kata nadine sambil tertunduk.

"Ya udah kalo itu mau lu" james beranjak dan pergi meninggalkan nadine sendiri.

Saat nadine ingin tidur, tiba-tiba ponselnya berdering. Memang sudah dua hari nadine mencabut kartu nya, dan saat dia sudah memasangnya kembali, banyak sekali pesan dan panggilan tak terjawab.

"Hallo"

"Hallo nadz, elu ada dimana sih?" tanya seseorang dari sebrang sana.

"maafin gue yass, gue ga bisa kasih tau dimana gue saat ini"

"Elu ga perlu minta maaf, karena gue tau dimana lu saat ini" kata yassi disebrang sana membuat nadine terkejut.

"Emangnya gue ada dimana sekarang, kalo elu beneran tau?" tanya nadine tak percaya.

"Di ..... "

"Kok elu bisa tau" tanya nadine terkejut. 

Hayooo pada penasaran ga sama jawabannya yassi, kok dia bisa tau? Tau darimana ya?  Udah udah tunggu di next part aja.

Jangan lupa votement nya ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love In San FransiscoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang