chapter 5

469 41 1
                                    

seampainya di napa valley nadine terlihat begitu happy, karena bisa melihat kebun anggur yang sangat lebat.

"James, ini Indah banget" nadine melihat keseluruh kebun yang begitu Indah baginya.

"Gimana, elu suka ga?" tanya nya.

Nadine hanya mengangguk sambil tersenyum. Entah kenapa james jadi membalas senyuman nadine.

"James gue haus nih" ucap nadine sambil memegang lehernya.

"Ya udah kita minum dulu yu" ajak james.

Nadine pun mengikuti james dengan berjalan di belakangnya.
Mereka duduk sambil meneguk sebuah minuman. James hanya menatap nadine yang dengan cepat meneguk minuman nya sampai habis.

Nadine yang sadar bahwa dirinya tengah diperhatikan pun jadi melirik ke arah james.

"Why?" tanya nadine heran

"Haus banget ya, sampai segitunya" james tidak menjawab, dia malah mengalihkan pembicaraan.

"Iya" nadine mengangguk mantap.

"Nadine... " baru saja james memanggil namanya tiba-tiba di potong oleh nadine.

"Panggil aja, nadz" ternyata nadine hanya mengasih tau james.

"Oke, nadz, elu disini tinggal sama siapa?" tanya nya tiba-tiba. Sehingga membuat nadine terkejut.

"Sendiri" jawab nadine lirih.

"Apa elu ga punya keluarga?" tanyanya lagi.

"Keluaraga gue semuanya di Indonesia, udahlah, ngapain sih jadi ngebahas ini" nadine menjawab lalu berusaha tidak meneruskannya lagi.

"Sorry nadz, ya udah, gimana kalau kita jalan jalan" ajak james.

"Ya udah yu" nadine mau dan langsung bergegas.

Mereka berjalan melewati kebun anggur. Dedaunan dari pohon anggur membuat jarak antara james dan nadine. entah kenapa james dan nadine jadi banyak berbicara. James yang cool berubah, sedangkan nadine yang jutek pun jadi berubah.

"Udah lama gue ga kesini" ujar james.

"Emangnya kenapa?" tanya nadine menoleh ke arah james

"Males" jawab james so cool tapi ia juga menoleh ke arah nadine.

Nadine tidak bertanya lagi, dia langsung memalingkan wajahnya dari wajah james.
Sebuah ide terlintas di pikiran james, dia pun sengaja ingin mengerjai nadine.

"Nadz gimana kalo kita lomba lari" ujar james Menantang sambil berusaha menahan tawanya.

"Boleh, siapa takut, tapi apa hadiah nya?" tanya nadine.

"Kalo lu menang, maka gue akan turutin apa yang elu minta, tapi kalo lu kalah, maka sebaliknya, gimana, deal?" tanya james setelah memberi tahu nadine.

"Oke, deal" ucap nadine mantap.

1...

2...

3...

Mereka berlari sekencang kencangnya. Dan pada garis finish, terbukti bahwa james lah yang menang. Kini mereka berdua ngos-ngosan, Karena mereka berlari dengan kekuatan maksimal.

"Capek banget james" ucap nadine yang masih ngos-ngosan.

"Sekarang elu harus nurutin apa yang gue mau" ujar james setelah mengatur nafasnya dengan baik.

"Oke, apa mau lu?" tanya nadine saat nafasnya sudah kembali beraturan.

"Elu harus.... " belum selesai james menjawab dia kini malah menatap nadine lekat lekat.

Nadine benar benar bingung dengan sikap james. James terus menatap wajah nadine sehingga membuat nadine menjadi takut.
Kini james mendekatkan wajahnya ke wajah nadine, jarak antara wajah mereka sangat dekat, sehingga mereka bisa merasakan nafas masing-masing. James terus mendekatkan wajahnya.

"Nadz... " panggil james pelan.

Nadine tahu apa yang akan terjadi. Tiba-tiba saat tangan james ingin menyentuh pipi nadine, dengan cepat nadine menepis kasar tangan james, lalu menampar pipi kiri james dengan sangat kencang.

PLAKKK ...............

James merasakan tamparan yang sangat kencang mendarat di pipinya. Dia langsung mengusap pipi kirinya karena dia yakin bahwa sekarang pipinya pasti merah karena tamparan nadine yang begitu kencang.

"Apa apaan sih lu?" tanya james kesal sambil mengelus pipi kirinya.

"Elu yang apa apaan, inget ya james, gue bukan cewek murahan yang bisa elu cium gitu aja" jawab nadine kesal dengan penuh amarah dan emosi.

"Apa lu bilang, nyium?" james bingung dengan jawaban nadine.

"Ga usah pura pura bego deh lu" bentak nadine.

"Nadz asal lu tau ya, gue itu bukan mau nyium elu, tapi gue itu cuma mau ngambil kotoran yang ada di pipi lu" james menjelaskan semuanya sehingga membuat nadine tak percaya.

"Sebaiknya elu ga usah nyari alasan lagi deh james" ujar nadine tak percaya.

Karena james pun sudah kesal dia langsung mengusap pipi nadine dengan cepat dan memperlihatkan kotoran yang ada di pipinya.

"Nih kalo lu ga percaya" james menunjukan jarinya yang tadi mengusap pipi nadine dan memperlihatkan bahwa tadi di pipi nadine benar-benar ada kotoran.

"Jadi..." belum sempat nadine menyelesaikan ucapannya james lebih dulu memotong ucapannya.

"Jadi sekarang apa elu masih ga percaya? Makanya jadi orang ga usah ke GR-an, lagian siapa juga yang mau nyium cewek jutek kaya lu" james mencibirnya.

"Sorry" ucap nadine lirih.

James mengabaikan ucapan nadine. Dia berjalan meninggalkan nadine. Sepertinya james sedang marah.

"James tunggu.... " teriak nadine.







Waw waw waw
Gimana nih part ini seru ga?

Jangan lupa votment nya ya;)

If you like this story, follow me

Add to your reading list

Thanks for read

See you next part, bye :)

Love In San FransiscoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang