78. Menuju Markas Musuh

5.1K 446 50
                                    

Setelah beberapa menit bertarung melawan para [Behemoth], akhirnya kami dapat mengatasi mereka semua. Memang memakan waktu, tapi setidaknya tidak ada korban dan jauh lebih cepat dari [Behemoth] yang pernah kulawan sekitar 7 tahun lalu. Kebanyakan [Behemoth] ini memiliki kekuatan kelas S, tapi aku dapat mengatasinya dengan kekuatan Bahamut.

Lestia juga dapat membasmi beberapa ekor dibantu dengan kekuatan Yiela. Dibandingkan dengan dirinya yang dulu, mungkin kekuatannya meningkat hampir sekitar 8 kalinya. Sudah sekuat itu, masih meningkat 8 kalinya pula, aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi teman-teman di Lifozo sana jika mengetahui kekuatan sejatinya. Yah, walaupun aku sebenarnya jauh lebih kuat.

“Kalian... benar-benar dilevel yang berbeda... hah...”

Sambil menyatakan itu, Gerrard berusaha mengambil nafas sebanyak mungkin.

“Tak kusangka perbedaannya akan sejauh ini... pantas saja aku tidak bisa menggalahkanmu, Ibane...”

“Walaupun aku bertambah kuat, aku sama sekali tidak bisa mengejar kalian...”

“Huhuhu, seperti itulah Lestia dan Ibane-kun, benar-benar pasangan super kuat.”

Dan yang lain juga ikut menimpali perkataan Gerrard. Yah, aku sengaja memakai kekuatan Bahamut agar lebih mudah melawan gerombolan [Behemoth] ini, tapi tak kusangka akan jadi seperti ini.

Aku menggunakan Floyd Disaster, senjata suci milik Bahamut untuk mempermudah, ternyata dugaanku salah. Bukan mudah lagi, aku seperti menebas rumput ilalang dengan sabit kebun. Benar juga, sewaktu dulu [Behemoth] yang pernah kulawan itu juga mati dalam sekali tebas, itupun bukanlah kekuatan Bahamut dengan aura emas seperti yang kupakai saat ini. Aku benar-benar lupa.

Jangankan Bahamut, kekuatan penuh saja Yiela dapat menyapu bersih semua gerombolan [Behemoth] ini. Menurutku, jika dibandingkan antara kekuatannya yang dulu dengan sekarang, Lestia dapat menggunakan kekuatan Yiela secara penuh tanpa khawatir ada efek samping, kecuali kelelahan, itu adalah satu-satunya risiko yang tak dapat dihindari.

Aku melepas senyum lega sambil melihat dirinya dengan rambut peraknya itu berkibar tertiup angin. Kalau dipikir-pikir, aku benar-benar beruntung memiliki tunangan sepertinya. Tidak hanya kuat, tapi ia adalah sosok yang dapat diandalkan di berbagai situasi.

“Ada apa, Ibane? Apa ada sesuatu di wajahku?”

“Ah, tidak, aku hanya ingin melihatmu saja.”

Sadar akan tatapanku, ia langsung melontarkan pertanyaan. Aku menjawabnya dengan refleks serta sedikit lengkungan yang tercipta di bibirku.

Bersamanya seperti ini, perasaan tenang dan waswas bercampur aduk. Aku dapat memastikan keadaannya jika berdekatan seperti ini, tapi di saat yang bersamaan pula aku takut dengan apa yang terjadi dengannya di medan perang ini.

“Ibane, ini bukan waktunya untuk lega seperti itu. Kita harus cepat menerobos barisan musuh dan menyelamatkan Julie yang berada di markas mereka itu.”

Sambil menunjuk markas Ouroboros di seberang medang perang sana, ia mengatakan itu dengan wajah serius. Mendengar kalimat itu keluar dari bibirnya, Gerrard dan yang lain terkejut, aku juga, sedikit.

“Kau juga menyadarinya, Lestia?”

“Tentu saja. Dengan bantuan Yiela, kekuatan sihir [Erkennung]-ku meningkat pesat di banding sebelumnya.”

[Erkennung]? Jadi selama ini ia memakai sihir deteksi? Yang benar saja, kupikir ia merasakan tekanan mana milik Julie sampai sekitar 5 km. Kalau tak salah, Julie memiliki tekanan mana berkekuatan setara dengan penyihir kelas C, memang lumayan sulit sih jika dirasakan hanya melalui teknik murni seperti yang kulakukan.

Restart For New Life In Another World : Vol 3 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang