59. Rumah Budak

5.3K 561 57
                                    

Pagi ini, aku, Lestia, dan Helen, sedang sarapan bersama di ruang makan. Filina tidak bergabung karena tidak membutuhkan makanan untuk menyokong wujud manusianya. Ia dapat menyerap mana alam untuk pasokan energinya.

Memang Filina dapat memasak, tapi... bumbunya terlalu terasa. Asin, pedas, gurih, asam, semuanya tercampur. Aku tidak mengerti bagaimana Lestia dapat memakan makanan ini selama 3 minggu berturut-turut. Karena itulah aku dan Lestia saling bergantian memasak setiap hari.

Jika kau ingin mengetahui apa tugas Filina, ia kebanyakan hanya menganggur di wujud grimoirenya. Walau begitu, tugasnya adalah mencuci pakaian dan berkebun. Kami mempunyai sebuah kebun yang terdapat berbagai macam sayuran dan tanaman yang dapat digunakan sebagai bunga taman. Tak lupa juga beberapa pohon yang dapat berbuah.

Kami juga mempunyai tempat untuk bersantai di luar. Bisa dibilang kalau tempat ini adalah tempat impian dari semua pecinta damai.

"Enak sekali!"

Sambil mengatakan kata-kata tersebut berkali-kali, Helen menghabiskan piring ketiganya. Kulihat Lestia sampai terheran-heran dengannya yang dapat memakan semuanya dengan kecepatan yang luar biasa seperti itu. Aku juga heran dengannya, darimana nafsu makannya itu datang?

"Ibane, apa yang harus kukatakan pada Sirius-sensei nanti?"

"Katakan saja kalau aku ada urusan di sebuah rumah perbudakan, tapi berbicaralah secara empat mata agar murid lain tidak mengetahuinya."

"Baiklah, aku mengerti. Bagaimana jika para penggemarmu itu bertanya?"

Penggemar? Oh, maksudnya para gadis yang sering mendekatiku itu ya, aku melupakan mereka. Tapi yah, tidak terlalu penting.

"Katakan saja pada mereka kalau aku mempunyai urusan penting di luar kota, jadi aku tidak bisa sekolah hari ini."

"Baik, dipahami."

Setelah pembicaraan kami selesai, kami melahap habis makanan yang ada di hadapan kami. Sekarang... aku perlu pergi ke perusahaan Yogi untuk bertemu dengan Garun terlebih dahulu. Untuk apa? Menawarkan kulkas untuk dijual.

Jika kau bertanya, mekanismenya sama seperti kipas angin, tetapi dengan beberapa tambahan di dalamnya. Batu mana akan disambungkan dengan batu es dan batu angin. Batu es akan mendinginkan udara dengan pasokan mana dari batu mana jenis alloy dan akan mendinginkan lemari khusus yang terbuat dari besi, karet, dan kulit binatang. Karena tidak ada plastik di dunia ini, maka karet kugunakan sebagai pelindung besi dan kulit binatang sebagai pembungkusnya.

Lestia mengambil tasnya dan melangkah ke pintu keluar.

"Aku pergi dulu."

"Hati-hati."

Setelah pamit, ia mengerahkan sihir angin dan terbang menuju pulau akademi. Sekarang hanya aku, Helen, dan Filina yang berada di rumah ini. Lestia sudah pergi, sudah saatnya aku juga pergi.

"Filina, jaga Helen."

"Sesuai perintah, Ibane-sama."

"Aku pergi dulu, Helen."

"Y-ya, terima kasih, nii-chan."

Sebelum pergi, aku menepuk kepala Helen pelan. Tapi, kenapa dia memanggilku nii-chan? Oh benar juga, aku lebih tua darinya. Hah... kenapa akhir-akhir ini aku tidak berpikir jernih?

Aku melangkahkan kakiku keluar dan turun dari pulau menggunakan [Step] karena sedang tidak ada orang yang melihatnya. Begitu sampai di tanah, aku segera berjalan menuju perusahaan Yogi dengan maksud berbicara dengan Garun.

***

Aku menjelaskan semua tentang kulkas mulai dari bahan, cara kerja, pembuatan, dan fungsinya pada Garun yang sedang duduk di hadapanku ini. Ia sedikit bingung dengan penjelasanku yang kurang masuk akal. Yah, pengetahuan dan penjelasanku memang sulit untuk dimengerti oleh kebanyakan orang, bahkan untuk Lestia.

Restart For New Life In Another World : Vol 3 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang