34. Rumit

114K 13.8K 3.1K
                                    


Yoyo bersandar di dinding kamarnya, tak fokus sama sekali. Ia merunduk, membuka snapchat teman-temannya mencoba menenangkan diri.


Pengakuan Jevon yang belagak mengomeli Hanbin yang ingin mengantar Jane pulang membuat yang lain heboh. Semua bersorak saat Jevon dengan sengaknya mengganti nama Jane menjadi 'pacar'.

Yena sudah maju, merekam dan mewawancari Jane apakah sudah siap menghadapi kebodohan Jevon yang akan terus berkembang. Rosi melompat riang sudah lupa kalau sedang ada di tempat umum. Jesya berseru haru seperti seorang ibu yang bangga. Yoyo yang awalnya ingin pulang juga langsung bergabung dan meminta traktiran, tak mau hilang kesempatan.


Hm. Semua bersorak suka cita. Hanbin yang lengannya merah-merah karena dipukul Lisa saja tetap cerah.


Berbeda dengan pemuda itu.

Yoyo menghela nafas lagi. Ia membuka aplikasi whatsapp, mengecek grup chat. Mereka sedang sepi karena baru pulang dari berkumpul bersama. Hanya ada beberapa yang mengirim poto satu sama lain dari hape masing-masing.

Tapi, tak ada alasan Yoyo untuk muncul.

Yoyo diam, cukup lama. Tapi ia mendecak, tak bisa menahannya. Pemuda itu membuka kontak nama, lalu menghubungi sebuah nama dan menempelkan hape ke samping telinga sampai suara sambung terdengar.


"Bob, gue mau ngomong sama lo."


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hanna merunduk, fokus menulis di meja belajarnya malam itu. Matanya melirik ke hape yang ditaruh dengan layar menghadap atas di samping lengannya. Layar itu masih mati. Membuat Hanna menggigit bibir dan mencoba tak peduli kembali melanjutkan menulis menyelesaikan soal latihannya.

Tapi gadis itu mendecak. Ia membanting pulpen begitu saja, melipat kedua tangan di atas meja dan menaruh wajah di sana dengan helanaan nafas lelah.

Teringat lagi tadi, saat Bobi dengan tanpa dosanya tertidur di akhir-akhir film. Sialnya tepat saat lampu dinyalakan ketika film selesai, kepala pemuda itu jatuh ke pundak Hanna.

Dan Yohandar baru saja menoleh ke arahnya.

Garis wajah pemuda itu jelas berubah. Walau Hanna segera menjauhkan diri membuat kepala Bobi terjatuh dan segera bangun, tapi tetap saja tatapan dingin Yoyo tak berubah. Bahkan saat keluar studio, pemuda itu pamit pergi lebih dulu.

Hanna mendecak. Ia bangun, meraih hape dan membuka grup chat kelas. Gadis itu menggigit bibir Yoyo tak ada muncul di sana. Ia jadi gelisah, entah kenapa merasa tak tenang.

Hanna menghembuskan nafas keras, membuka sebuah kontak nama dan menelponnya. Ia menunggu beberapa saat menempelkan hape ke samping telinga.


2A3: Perfect Classmates (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang