Chapter 2nd

3.7K 214 1
                                    

Satu Bulan setelah Grup D Kopaska kehilangan anggotanya, Para Prajurit masih terasa kehilangan, termasuk Letda Adif.

Lonceng piket berbunyi, alarm Barakpun Mulai mengeluarkan Suaranya, pertanda Apel Pagi Akan dimulai, Grup A sampai D berkumpul bersama para marinir lainya untuk mengikuti apel pagi. Semua grup Memiliki Anggota tetap, kecuali Grup D kopaska yang hanya memiliki Anggota 4 orang,  bukanlah hal yang mudah untuk mencari pengganti Lettu Faris. Ia adalah Mirinir yang berdedikasi tinggi kepada bangsa dan negara, sampai-sampai nyawa ia korbankan demi menolong nyawa lain.

*****

Wadanjen Kopaska Memberikan arahan pagi itu. Biasa arahan untuk membakar semangat para marinir supaya tetap sedia melakukan tugas kapanpun dan dimanapun.

"Jangan hanya bersantai, musuh mengepung kita, pasang mata kalian, nyaringkan telinga kalian, pekakan hidung kalian, dan rasakan di hati kalian, bahwa kalian abdi negara, abdi bangsa, Benteng NKRI dan Melati Ibu Pertiwi, sadarlah, bahwa kita harus siap sedia, mempertahankan tanah NKRI setiap jengkalnya dari musuh, menjaga kedaulatan Ibu Pertiwi setiap detiknya. Demi anak cucu kita nanti, demi generasi nanti selanjutnya. Hidup marinir..."

Kata-kata motivasi yang terus digelorakan oleh DanJen dan WaDanJen setiap paginya membuat para Prajurit marinir dan kopaska semangat dan semakin termotivasi oleh perkataan2 itu.

*****

Saat dibarak Grup Delta, Letda Adif sedang bersantai dengan teman-temanya. Tiba-tiba berita di televisi membuat semua marinir dibarak itu hanya diam terpaku.

"Dua orang WNI (Warna Negara Indonesia) dikabarkan Hilang Sekitar peraian Kalimatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, Kelompok Teroris Abu Sayaf Mengklaim bahwa merekalah yang berada dibalik aksi penculikan sandera itu."

"Wah...Parah juga itu ndan,bisa-bisa makin banyak tuh korbanya, soalnya kan dilaut." seru D102 (Serka Alvin)

"Iya vin, kita juga harus waspada karena siapa tau kita bisa aja dikirim kesana" terang D208 (Letda Adif)

"Iyan ndan, siap.!!" D102

Pagi yang berganti siang membuat Letda adif memutuskan untuk pergi keluar menuju Mabes Tni, untuk menemui Sang ayah BrigJen. Gevin. Akan tetapi sang ayah tidak berada ditempat. Lantas ia kembali ke kesatuan untuk menyantap makan siang dikantin. Lihat Kiri lihat Kanan ia tak menemukan rekanya maupun  komandan. Akhirnya dengan berteman sepi, Letda Adif menyantap makanan yang telah dihidangkan.

Tiba-tiba ada seorang prajurit yang terlihat menuju kearahnya.

"Permisi ndan, izin instruksi ndan.!"

"Lanjutkan" jawab sang letnan muda.

"Mabes Tni memanggil anda, untuk langsung merapat kesana, karena Brigjen Gevin ingin anda menemuinya di Mabes Tni Sekarang juga ndan."

"Oke, saya langsung merapat kesana, tolong beri tahu kembali brigjen gevin kalau saya langsung kesana"

"Siap ndan, laksanakan. Permisi ndan"

*****

Dimabes Tni

"Asalamualaikum" Seru Letda Adif.

"Waalaikumsalam" masuk Dif kata sang Ayah.
"Ada apa tadi kamu nyari ayah.?"

"Siap bukan hal yang penting ndan.!"

"Ya sudah, nanti kalau ada apa-apa, hubungi ajudan saja"

"Siap ndan.!"

Pertalian darah Ayah dan anak itu memang tak bisa dipisahkan, akan tetapi jika sedang memakai seragam Letda Adif tak pernah sekalipun memanggil Brigjen Gevin dengan panggilan ayah. Itu semua karna Jiwa corsa dan jiwa kesatria yang dianut oleh Letda Adif hasil tempaan AAL selama 3 Tahun itu tak sia-sia, karena bisa menghasilkan Seorang Perwira yang mempunyai dedikasi tinggi seperti Letda Adif.

*****

Melihat kondisi yang semakin memburuk dengan semakin bertambahnya Para Pelaut-pelaut Indonesia yang ditangkap komplotan teroris Abu sayaf, membuat Negara Kesatuan Republik Indonesia merasa terganggu dengan hal demikian, alhasil sang Presiden Langsung memanggil menteri pertahanan, Panglima Tni, Kasad, Kasau, Kasal untuk melakukan rapat terbatas dengan tujuan merespon apa yang telah terjadi. Publik menunggu bukti, negara perlu di pertahankan dan rakyat harus dilindungi, pemimpin harus ambil andil dan memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan.

"Panglima seberapa buruk kondisinya.?" tanya RI 1

"Izin bicara pak, Wni semakin banyak disandera Di Tkp pak, saya sudah perintahkan Kasal untuk mengirim patroli Kapal Republik Indonesia (KRI) kesana pak, dan situasi sekarang aman terkendali, tapi sandera masih belum ada kejelasan pak.!" terang Panglima.

"Kalau seperti itu, kita harus kirim surat Permintaan Izin ke Negara Philipina untuk dapat melakukan operasi penyelamatan.!" pikir RI 1

"Maaf pak, izin bicara,.!" kata Kasau

"Silahkan.!" sambut RI 1

"Izin bicara pak presiden, pak panglima, bagaimana kalau saya coba untuk kirimkan jet tempur kesana, untuk memantau situasi terlebih dahulu, supaya kita mendapar gambaran tentang kondisi disana."

"Baik, kalau begitu pak kasau, dan paj kasal, silahkan tugasnya jalankan dulu, saya sarankan agar patroli kapal disana ditambah armadanya, serta untuk pak kasau, coba hati-hati untuk pengintaian lokasi, agar pesawat-pesawat kita tidak terlacak radar musuh, setelah ini saya hanya komunikasi dengan pak panglima. Saya harap kita(Indonesia) bisa menyelamatkan Rakyat kita dari ancaman musuh."

"Siap pak.!"  jawab panglima, kasad, kasal, kasau.

Rapat terbatas untuk membahas tindakan darurat akhirnya berakhir, beberapa keputusan telah berhasil disepakati,

*****
(To Be Continue)
(SENIN, 5 FEBRUARI 2017)

Delta208 Mision [Tamat]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang