Malam mulai memasuki dini hari, setelah hampir 2 hari berlayar, KRI SIM. Dan KRI banjarmasin mulai memasuki perairan kalimatan.
Rapat koordinasi mulai dilaksanakan di KRI banjarmasin, kedua DanGrup dan WaDanGrup mulai membahas strategi dan trik-trik yang akan digunakan dalam operasi nanti, perkiraan musuh berdasarkan data yang didapat dari militer philipina berjumlah ±160 orang, jika dibandingkan dengan kekuatan 1 prajurit kopaska bisa menumbangkan 12 orang prajurit biasa. Itu artinya dengan anggota 9 orang prajurit kopaska, cukup untuk melawan musuh sebanyak 160 orang dalam sebuah operasi pertempuran.
Mayor Sofyan sebagai Komandan Grup dari Grup Delta Kopaska, memutuskan untuk mengambil jalur B dengan full kamuflase, dan akan turun di titik start yang berjarak ± 300 m dari markas musuh. Dan Grup A akan mulai dari titik yang lebih jauh dari titik penurunan Grup D. Itu artinya, Grup D lah yang akan memulai operasi pertempuran dengan jumlah anggota 4 prajurit saja, dan grup A akan membantu di belakang garis pertahanan Grup D, dengan kesimpulan, ini adalah pertarungan bunuh diri, karena 4 orang Prajurit Kopaska akan melawan sekitar ± 160 orang teroris bersenjata lengkap.
*****
"Deal", sepakat sudah, dari rapat koordinasi yang alot, akhirnya strategi dan langkah-langkah operasi berhasil ditentukan. Walau sedikit terasa provokatif karena Grup D kembali dipaksa untuk melakukan misi bunuh diri, tetapi karena itu adalah sebuah kesepakatan dan pendirian haruslah kokoh, tak boleh plin-plan maka jika harus mempertaruhkan nyawa sekalipun, prajurit akan rela, karena itu semua adalah demi kedaulatan ibu pertiwi, disisi lain nama-nama mereka juga akan dicatat dalam sejarah karena sebuah perjuangan yang heroik.
Setelah rapat berakhir, DanGrup D Mayor Sofyan. Kembali ke KRI SIM 503. Setelah sampai, ia juga mulai memberi instruksi, perintah kepada anggotanya.
Letda Adif yang sejatinya seorang Sniper, sekarang harus diflot menjadi seorang Fighter. Itu artinya Letda adif akan membawa dua senapan sekaligus. Sniper Magnum A-1 dan Senapan Serbu SS1-Pindad. Berat sebuah sniper berkisar 9s/d 13 Kg. Dan berat sebuah senapan serbu biasanya juga berkisar 5 s/d 8 Kg. Secara otomatis, Letda Adif akan mengemban berat senapan sekitar 10 s/d 15 Kg Hanya untuk membawa senapan. Akan tetapi itulah seorang prajurit, seberat apapun senapan yang ia bawa, dan sesulit apapun tugas yang ia emban, serta sesusah apapun keadaan dimedan perang, mereka akan rela untuk itu semua. Bahkan jiwa dan ragapun rela mereka serahkan hanya demi tegaknya kedaulatan NKRI tercinta. Karena bagi mereka NKRI adalah Harga Mati.
Larutnya malam mulai usai, para prajurit juga mulai beristirahat, karena masih ada sekitar ± 2x24 jam lagi untuk sampai dititik pemberhentian kapal, dan sekaligus titik start untuk memulai misi rahasia ini. Misi ber-level Ring 1 ini adalah misi rahasia yang luput dari pemberitahuan media dan rakyat indonesia. Jadi bisa dikatakan misi ini tidak ada yang tahu selain dari pihak terkait. Bahkan rakyat indonesia.
*****
H-1 sebelum sampai dititik pemberhentian. Pagi telah menyinsing bumi dengan sinar mentari yang membuat sang laut sangat indah pagi itu.Jam juga telah menunjukan pukul 07:30 wita. Dua Kapal perang indonesia yang dipercaya untuk mengemban tugas mulia itu, juga sudah mulai meninggalkan zona laut bebas, dan itu artinya kedua kapal teebaik indonesia akan mulai memasuki perairan philipina.
Kesibukan prajurit grup D pagi itu diisi dengan latihan tembak, masing-masing prajurit berhak secara utuh untuk memiliki sebuah senapan serbu SS1-Pindad yang akan mereka pakai saat dilapangan nanti. Kecuali Letda Adif yang memiliki Senapan Ganda selain dari pistol. Sniper Magnum A-1 dan Senapan Serbu SS1-Pindad.
Serka Tomi dan Alvin sibuk mengotak-atik senapanya, sedangkan Letda Adif fokus dengan latihan tembaknya menggukan sniper.
Melihat keseriusan Para anggotanya, Mayor Sofyan optimis dengan hasil operasi nanti, walau ia tidak menyangkal akan adanya korban dari pihaknya. Akan tetapi tujuan utama misi harus dapat terselesaikan.
Saat tengah asik melihat para anggotanya dari anjungan kapal, mayor sofyan didatangi oleh kapten kapal.
"Sofyan, saya tahu benar bahwa grupmu ini bukanlah grup kopaska biasa, para anggotamu sudah seringkali memenangkan penghargaan dalam berbagai ajang perlombaan. Akan tetapi jika harus bercerita sebuah misi dengan musibah, dan jika saya yang menjadi komandan Grup D kopaska, saya akan rela menjadikan tubuh saya sebagai tameng hidup bagi anggota saya"
Lalu kapten kapal itu berlalu sambil menepuk pelan bahu mayor Sofyan, tentu saja, maksud dari perkataan kapten kapal tadi sangat mudah untuk dicerna oleh mayor sofyan.
-
-
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Delta208 Mision [Tamat]√
AçãoSLOW UPDATE, [NO PLAGIAT] TAMAT/THE END [Best Rank 18 in War 9-1-2019] Sebuah Misi Rahasia KOPASKA(Komando Pasukan Katak) dalam pembebasan sandera Di Lautan Luas. Regu Delta208 Kopaska yang diberi Mandat langsung menuju target, dengan Bantuan KRI SI...