Tidak ada yang tahu pasti, kami akan kembali, dan bisa menginjakan kaki ditanah air tercinta ini.
Disaat semua telah selesai, acara tradisi pelepasan juga telah usai, maka disaat itulah, prajurit yangg akan pergi bertugas Sebelum berangkat diberikan waktu bertemu keluarga
± 10 menit, 8 orang prajurit lainya sudah emosional, haru, sedih bercampur jadi satu, tangisan deraian air mata tak terelakan satu sama lain. Sedangkan Letda Adif, hanya terdiam dan membisu, karena tak ada yang peduli kepadanya. Sampai pada akhirnya dari kejauhan, terdengar teriakan Serda silvi, sang adik tercinta.Langsung saja memeluk Letda Adif, sembari berkata "bang, jaga diri disana ya, hati-hati, jangan sampai lecet. Jangan sampai cedera, tetap kuat bang.
Maaf cuma silvi yang datang, ayah sama ibu, sibuk tapi mereka pasti tahu kalau abang sekarang akan berangkat.""Silvi, abang tau. Dan abang juga sudah biasa tanpa harus dilepas seperti rekan-rekan abang yang lain, kan silvi juga tentara. Jadi pastinya silvi juga udah tau dek. Gimana kerasnya abg. Tapi yang terpenting, selama abg disana, ayah dan ibu, abang titip sama adik abg yang cantik ya.."
"Iya bang, hati-hati ya, cuma abang kakak silvi yang pengertian."
"Iya dek iya.. Ga usah nangis napa, nih pake kalung ID abg, nanti kalo abang udah balik lagi kasih lagi ke abang ya."
Letda adif mengalungkan kalung ID miliknya kepada Serda Silvi, kedua kakak adik itu benar-benar akur satu sama lain, sangat jarang sekali mereka berdua bertengkar, tanpa harus diperhatikan orang tua mereka, mereka berdua bisa tumbuh layaknya anak yang diperhatikan sang ayah dan ibu.
Waktu bersedih-sedih usai. Semua prajurit kembali ke barisan semula, dan berbaris untuk naik keatas truk yang akan membawa mereka ke markas TNI AL Koamabar, untuk langsung menuju KRI Sultan Iskandar Muda (SIM) 503 yang akan mengantarkan pasukan elit itu ke daerah musuh.
Truk mulai menyala. Sang roda mulai menggelinding berjalan meninggalkan markas komando, berat.? Jangan ditanya, sedih.? Memang, kenapa masih ikut.? Karena tugas adalah sebuah panggilan ibu pertiwi yang harus diselesaikan.
*****
± 30 menit truk pengangkut berjalan menyusuri jalanan ibu kota yang sangat khas dengan kemacetanya menuju Markas Koamabar (Komando Armada Kawasan Barat). Sesampai di pelabuhan, telah terparkir beberapa KRI (Kapal Republik Indonesia) seperti KRI Imam Bonjol, KRI Banda Aceh, dan KRI SIM 503.
Semua prajurit turun dari truk, dilanjutkan oleh DanGrup, Mayor Sofyan untuk pemeriksaan kelengkapan pasukan, sebelum naik keatas kapal. "Semua prajurit silahkan periksa kelengkapan kalian, jangan sampai tertinggal"
Setelah dirasa semuanya beres, dengan berbaris satu banjar, para prajurit kopaska yang terpilih ini mulai menaiki Kapal Perang Jenis Frigate KRI SIM 503.
"Pom..pom..." klakson kapal berbunyi, pertanda akan mulai berlayar ke arah kepulauan sulu philipina selatan. Melewati batas laut kedaulatan NKRI, bahkan juga akan masuk ke dalam area zona bebas, sebelum masuk ke dalam zona laut philipina.
*****
± 2 jam kapal berlayar dengan membawa satu unit heli Bell TNI-AL, letda Adif duduk untuk bersantai disekitar Helipad yang ada dibagian belakang kapal. Sejauah mata memandang semua terlihat biru, tampak sang langit dan laut bersatu bagai bersalaman, tak ada lagi batas, karena bumi dan langit tampak rukun. Lama berlamun sang DanGrup datang menghampiri Letda Adif.
"Hei dif..?" sapa sang komandan
"Siap ndan.!" jawab letda adif kaget sambil berdiri dan hormat
"Ngapain kamu ngelamun.? Duduk.!"
"Siap ndan, ga ada ndan, cuma terfikir ayah dan ibu didaratan sana.!"
"Adif, saya tau ayah dan ibu kamu sibuk, tapi sesibuk apapun orang tua, walau tidak bertemu anaknya mereka tetap akan memikirkan anaknya.!"
"Orangtua saya beda ndan."
"Semua kasih sayang orang tua sama adif, cuman cara mereka mengaplikasikanya berbeda-beda, maka dari itu, sterilkan pikiranmu, sebelum kamu menarik pelatuk senapanmu nanti, paham.?"
"Siap paham ndan.!"
"Kalau bagitu bagus, saya permisi.!"
"Siap ndan.!, makasih banyak ndan.!"
"Sama-sama adif.!"
Benar-benar komandan yang bijaksana, ada benarnya perkataan Mayor sofyan tadi, niat dan fokus fikiran tidak boleh terpecah, jika tak ingin kepala sendiri benar-benar pecah dimedan tugas nanti.
*****
Sang mentari yang indah telah menunjukan wujud cantiknya yang banyak dikatakan orang-orang sebagai Sunset, bersatu dengan lautan berubah warna menjadi orange kemerahan adalah sebuah wujud kasih sayang Allah kepada para hamba-hambanya.
Malam mulai bertugas menggantikan sang senja untuk menemani bumi dalam gelapnya.
Sekitar pukul 00:03 malam, Kapten kapal memanggil DanGrup Mayor Sofyan. Untuk memberitahu bahwa KRI SIM 503 mendapat bantuan yakni KRI BanjarMasin, Mayor Sofyan sangat gembira. Karena di KRI bajarmasin terdapat dua heli bell yang bisa digunakan untuk membawa Grup A dan Grup D secara bersamaan tanpa harus bergiliran.
-
-
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Delta208 Mision [Tamat]√
AçãoSLOW UPDATE, [NO PLAGIAT] TAMAT/THE END [Best Rank 18 in War 9-1-2019] Sebuah Misi Rahasia KOPASKA(Komando Pasukan Katak) dalam pembebasan sandera Di Lautan Luas. Regu Delta208 Kopaska yang diberi Mandat langsung menuju target, dengan Bantuan KRI SI...