Sabtu pagi ini benar-benar sial buat Fahri, kesialan pertama adalah mendadak ada pemberitahuan dari grup osis soal rapat mendadak untuk acara ragam bahasa bulan depan, kalo bukan karena dia anggota pelaksana dia enggan untuk datang dan merelakan sabtu tenangnya untuk berangkat sekolah. Padahal Garuda termasuk 6 hari sekolah, ya walaupun hari sabtu khusus untuk ekskul dan bebas.
Kesialan kedua adalah mana ada yang mau barengin dia di hari sabtu ini, Al sama adip dia yakin udah ada di sekolah sedang mengurus team futsal untuk perlombaan sedari pagi. Angga mana bisa di andalkan disaat-saat genting seperti ini. Satu-satunya jalan adalah naik bus menuju ke sekolah.
Kesialan ketiga adalah, Rapat di mulai pukul 8 yang artinya Fahri harus nunggu satu jam lebih, tapi kalo dia engga berangkat sekarang dia otomatis gak bisa naik bus.
Dengan lesu Fahri berdiri Di halte menunggu Bus yang akan membawanya ke sekolah. Jam menunjukkan pukul 6 lebih 30 menit, masih ada 30 menit sebelum gerbang Garuda di tutup. Tak berselang lama Bus dengan warna merah berhenti tepat di depan halte Fahri menunggu.
"Garuda dek"abang yang berdiri didepan Pintu dengan ramah menawarkan.
"iya bang."jawab fahri singkat. Saat masuk yang Fahri lihat adalah keadaan bus yang penuh, hanya tersisa satu tempat di belakang, di sebelah anak SMA Semesta. Fahri yakin anak Garuda tidak ada yang mau duduk bersebelahan dengan Anak Semesta, karena status sekolah mereka yang memang bermusuhan. Tapi, Fahri bahkan terlalu malas untuk berdiri dan memutuskan untuk duduk di bangku kosong sebelah anak Semesta tak perduli lagi dengan status sekolah mereka.
Saat menduduki bangku yang teletak 3 baris dari belakang itu. Gadis di sebelahnya menoleh mungkin merasakan kursi di sebelahnya diduduki oleh seseorang. Fahri dapat melihat Gadis itu terkejut menyadari bahwa lelaki berseragam SMA Garuda yang duduk di sebelahnya, lalu ia kembali menghadap ke arah jendela tanpa berusah perduli.
Tak jauh berbeda dari Fahri, ia kaget melihat gadis di sebelahnya. Ia dapat merasakan debaran jantungnya yang berdegup dengan kencang. Dengan canggung Fahri membuang muka ke samping.
Sepuluh menit berlalu, Fahri bahkan sudah lupa berapa kali dia melirik gadis di sebelahnya itu. Gadis di sebelahnya benar-benar cantik hingga Fahri sangat sulit untuk mengalihkan pandangannya. Fahri yakin gadis itu merasakan lirikannya karena beberapa kali gadis itu bergerak canggung saat ia melirik.
"Semesta dek, semesta."Teriakan dari abang kernet bus membuat gadis itu berdiri.
"Permisi."Suara lembut di sebelah fahri membuatnya memberikan jalan untuk gadis itu lewat.
Belum ada satu detik jantung fahri benar-benar berdegup kencang, bagaiman gadis itu duduk diatas pangkuannya karena supir bus yang tiba-tiba ngerem mendadak dihalte depan garuda.
Fahri bisa merasakan tubuh diatasnya menegang sama seperti dirinya, gadis itu segera bangun dan berjalan cepat turun dari bus. Pandangan Fahri terus mengikuti punggung gadis berseragam kotak-kotak dengan rambutnya yang ia gerai. Ia bisa melihat kebawah, gadis itu tampak memerah wajahnya saat tak sengaja bertatapan dengannya.
Bus dengan pelan berjalan lagi. Fahri terus memikirkan wangi tubuh gadis itu, wangi permen. Rasanya Fahri ingin melayang saja.
Tak berselang lama bus berhenti di depan garuda, terlihat siswa-siswi dengan batik hijau khas garuda yang berlalu lalang. Fahri segera turun dan berbaur dengan murid lain.
Kakinya berjalan melewati gedung 1, tujuannya adalah menuju Lapangan Futsal, menyusul Al dan Adip yang ia yakin ada disana.
Dari kejauhan fahri dapat melihat alfarizzi Jungkook yang tengah mengelap wajahnya dengan handuk putih. Fahri dengan cepat melangkahkan kaki panjangnya menuju lapangan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"tong ngapa kesini?"Tanya Al ketika Fahri sudah dengan nyaman mendudukkan dirinya di bangku pinggir lapangan futsal.
"Rapat ragam bahasa. Gua abis dapet bonus tadi berangkat njir"Fahri kini dengan antusias tinggi memulai ceritanya.
"Apaan?"Tanya Al bingung melihat bagaimana antusiasnya Fahri, apakah memang se Wow itu bonus yang Fahri dapatkan Pagi ini.
"Gua pangku-pangkuan sama anak Semesta, cakep"Kini Fahri benar-benar antusias.
"Anjir tong, gua tau lu ganteng tapi gua gak nyangka lu bakalan kaya gini."Al benar-benar terkejut, yang ada di bayangannya adalah Fahri yang tengah melakukan tindakan asusila.
Tangan kiri Fahri melayang memukul pelan belakang kepala Al "Anjing pikiran kotor lu, cuma gak sengaja kepangku aja. Sialan mana bisa sih gua kaya gitu di bis."Kata Fahri
"Oh gua kira, Anak Semesta? Namanya Siapa?"Tanya Al penasaran.
"Iya, sialnya gua gak liat bet nama dia jadi gua gak tau namanya."Ucap Fahri kecewa, dia benar-benar lupa melihat bet nama Gadia cantik itu.
"Hadeh tong makanya kalo liat cewek cakep tu ajak kenalan, bukan malah diem aja, nyeselkan."Al dengan kesal menoyor kepala Fahri.
"Sialan."umpat Fahri pelan, lalu tertawa menyadari kebodohannya.