Yugyeom tidak pernah selepas kendali ini seumur hidupnya. Dia sudah berjanji kepada Almarhum mamanya untuk tidak pernah memukul seseorang, siapapun itu. Tapi malam ini Yugyeom benar-benar akan menghabisi lelaki didepannya ini.
"Aji berhenti" Solbin terus menangis menarik kerah baju pemuda yang telah memukul berkali-kali pemuda yang telah babak belur di bawahnya.
Namun Yugyeom bahkan menghiraukan panggilan-panggilan yang memintanya berhenti dari gadis itu. Sampai tarikan kebelakang dan pukulan keras dipipinya membuatnya berhenti.
"Sadar bego! Lo mau jadi pembunuh?" Alvian Jaehyun, pemuda yang memberikan pukulan kepadanya menariknya mundur dari kerumunan.
"Chae, telfon junhoe bilang suruh ke sini bawa mobil." Perintah Jaehyun kepada kembarannya, Chaeyeon lalu bergegas mundur dan melakukan perintah kembarannya.
"Lu gila ya ji? Ini Chan udah mau mati kalo lu pukul terus! Gua tau lu marah tapi gak semua bisa di selesain sama otot. Lu malah bikin tambah masalah anjing."Maki Jaehyun.
Tak berselang lama Junhoe datang dengan chaeyeon dan Rose di belakangnya.
"langsung bawa ke rumah sakit aja ini ya?"Ucap junhoe yang kini tengah memapah Jun.
"iya, jangan bawa ke rumah sakit bokapnya yugyeom busa mati dia kalo bokapnya tau."Ucap Jaehyun.
"Sip, nanti gua kabarin."Junhoe langsung pergi meninggalkan club yang kini kembali ramai seperti semula.
"Pulang ya ji. Solbin kelihatan takut banget disini."Kata Chaeyeon pelan. Yugyeom bisa lihat tangan Solbin yang bergetar di genggaman Chaeyeon.
Yugyeom berdiri mengenggam tangan Solbin yang masih bergetar. Netranya bisa merasakan bahwa gadis yang tengah ia gengam tangannya ini takut kepadanya.
"Maaf ya bin, kamu pasti takut banget." Yugyeom dengan pelan menarik gadis itu kepelukannya menepuk-nepuk punggungnya pelan, menenangkan gadis itu. Solbin hanya menganguk pelan, ia tak pernah melihat Yugyeom semarah ini selama 18 tahun berteman dengannya.
"Aku anter kamu pulang ya bin."Bisik Yugyeom pelan, dan dibalas anggukan pelan.
"Jae, Chae gua anter solbin dulu ya. Besok gua selesaiin masalahnya." Pamit Yugyeom menarik tangan solbin keluar dari kerumunan.
Suasana di mobil Yugyeom benar-benar hening. Seolbin dan Yugyeom sama-sama membisu. Mereka bingung harus berucap apa. Sampai di depan rumah berpagar hitam menjulang itu, Solbin turun. Yugyeom menurunkan Kaca mobilnya.
"Tidur yang nyenyak ya bin."Ucap yugyeom tersenyum.
"Iya, aji langsung pulang ya. Minta bi iyem buat obatin lukanya." Balas Solbin sambil memegang ujung bibirnya, memberi tau luka di wajah yugyeom.
"Iya. Sana masuk." Usir pelan Yugyeom. Solbin berjalan pelan menjauhi yugyeom yang masih memperhatikan punggung gadis itu. Namun solbin dengan cepat berbalik.
"Aji, Kalo aku disakitin cowok kaya jihyo kamu bakal semarah ini?"pertanyaan tiba-tiba solbin membuat Yugyeom menatap gadis itu bingung.
"Pasti dong. Aku bakal bunuh cowok yang berani nyakitin kamu."Ucap yugyeom mantap.
Solbin tersenyum tipis. "yaudah aku masuk, kamu pulang sana." Usir Solbin.
"Iya-iya. Dadah!"Mobil yugyeom kian menjauh meninggalkan Solbin yang kini menunduk.
Liquid bening menetes dari netra gadis itu, Punggungnya bergetar pelan.
"Tapi kamu yang nyakitin aku ji."Ucap Solbin dalam tangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garudaku 2018
Fanfiction[DISCONTINUE] Garudaku, 2018 We cried a lot like we laughed a lot.