Aku pernah menganggap ia pergi, meski semua org tahu, ia ada di sana.
Aku melihat ia pudar, suara yang berciri khas tak pernah sama lagi di telinga.
Ia mendadak kecil, saat aku sadar ada hal - hal baru yang menarikku berjalan mundur menjauhi sosoknya.Padahal, dulu dia adalah nomor satu, bentuk nyata dari semua ekspektasi.
Padahal, dulu dia adalah bintang, jauh lebih indah di antara semua rasi.Biarpun yang lain berkata 'cowok tuh pembalap, bukan penari'.
Aku tidak peduli.
Mereka tidak pernah tahu rasa ini.Dulu, aku pernah begitu kagum. Pada mata, hidung, bibir, caranya berjalan, atau ketika ia meneriaki kata 'baby' dengan ekspresi wajah yang dibuat seaneh mungkin.
Dulu, dia selalu menjadi arah dari setiap intuisi. Mendengar ia bicara atau bernyanyi tanpa bisa menimpali. Memandang fotonya lama untuk sekedar menghibur hati.
Dulu..
Karena pada tahun berikutnya, jenuh mulai mengambil alih.
Menghadirkan rasa yang baru untuk bintang yang baru.Menciptakan ruang baru di ranah hati. Menimbun segala tentangnya yang bertahun - tahun akan kulupakan.
Ya. Bertahun - tahun.
Karena yang kutahu, hari ini aku kembali.
Perjalanan panjang telah membuatku kembali jenuh pada bintang - bintang selain dirinya.
Aku ingin dia.Tak tahu diri.
Mungkin itu cocok untukku.
Tak pernah tahu tentang sinarnya yang pernah meredup. Tak mau peduli saat ia tersakiti, atau mungkin tak pernah hadir ketika ia menyempatkan diri.Ya, bertahun - tahun aku kehilangan. Bertahun - tahun aku mengabaikan. Tapi tenanglah, kini aku kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightthinker
General FictionRangkaian kata dari apa - apa yang tercipta dalam hening.