Mila berjalan berpapasan denganku, ia memaksakan senyum terbaiknya. Aku malas melihatnya dan segera berlalu dari sana. Sudah berhari-hari aku tidak bicara sepatah katapun dengannya. Mila juga tak berinisiatif mendatangiku dan menjelaskan semuanya.
Dan untuk Fariz, aku tak sudi memandangnya. Aku hanya berkata kalimat terakhir untuknya, 'Jangan pernah sebut namaku lagi Far'. Aku tahu ini menegaskan kalau aku sakit hati dan cemburu berat dengan mereka. Tapi tak apa, memang itu kenyataannya.
"Fi, aku sama Fariz minta maaf atas kejadian ini. Aku tau kamu pasti marah. Aku nggak bermaksud bikin kamu sakit hati Fi."
Aku menghentakkan tangan Mila dengan kasar. Dia yang sedari tadi mencengkramku dan memohon-mohon dengan wajah memelas supaya aku mengampuni dan melupakan penghianatannya. Tak sepatah katapun keluar dari mulutku, aku tak sudi menjawabnya.
***
"Banyak yang nggak suka sama dia Fi."
"Oh ya?" Aku memandang pria sipit ini antusias, Chandra menagangguk mantap. Akhir-akhir ini aku malah dekat dengan Chandra. Dia tahu bahwa aku suka Fariz dan dia juga tahu kalau aku sedang bertengkar dengan Mila. Tak disangka Chandra malah ikut mendiamkan Mila. Dia bilang bahwa Mila adalah perempuan yang tidak tahu diri.
"Rata-rata hampir semua orang. Apalagi sejak Mila jadian sama Fariz. Kamu tau nggak Fi? Banyak loh yang dukung kamu supaya bisa jadian sama Fariz, termasuk aku. Kadang kami penasaran kapan kalian bener-bener pacaran, nggak cuma jalan berdua tanpa status doang. Kami tau kok kalau kalian sama-sama suka."
Aku menghela nafas panjang. "Tapi kan sekarang kamu tau kalau Fariz nggak suka sama aku, dia lebih milih Mila."
"Mila itu memang nggak tau diri! Kok dia bisa setega itu ya? Kalaupun dia punya rasa sama Fariz, seenggaknya ditahan gitu, supaya nggak nyakitin kamu. Kita-kita nggak habis pikir."
Aku jadi penasaran, siapa saja sih orang yang sering membicarakanku dengan Fariz. "Siapa saja yang sering ngosipin aku Ndra?"
"Anak-anak kelas sebelas lah. Siapa lagi kalau bukan kelompoknya Lila. Ada juga anak-anak IPA tuh kelompoknya Jenny, masih banyak lah pokoknya. Fi, kamu tau nggak pas SMP si Mila pacaran sama Kelvin?"
"Iya tau." Jelas saja aku tahu karena aku teman SMP Mila. Mila pun pernah bercerita bahwa dia dan Kelvin hanya pacaran selama dua minggu.
"Kamu tau nggak, sebelum pacaran sama Mila, Kelvin pacaran sama Theodora?"
Aku menggeleng. Mila tak pernah cerita soal itu.
"Mila itu yang ngerebut Kelvin dari Theodora. Terus sejak kejadian itu Mila dijauhi sama geng Theodora. Putus dari Kelvin, Mila nggak pacaran lagi sampe kejadian Fariz ini. Cerita yang sama keulang lagi."
Aku membelalakkan mataku. Aku benar-benar tidak tahu kalau Mila merebut Kelvin dari Theodora. Yang ku tahu, Mila pacaran dengan Kelvin dan ia sedang bertengkar dengan Theodora. Kupikir itu wajar mengingat Theodora suka buat masalah dengan siapapun. Tapi ternyata malah Mila yang membuat masalah. Aku tak tahu hal ini karena dulu aku belum dekat dengan Mila. Dan sungguh aku tidak tahu kalau Kelvin adalah pacar Theodora.
Sejak kejadian itu Mila mulai mendekatiku dan kami jadi teman akrab sampai sekarang. Mila tak pernah cerita tentang Kelvin dan penyebab masalah dia bertengkar dengan Theodora. Aku merasa biasa-biasa saja karena ku rasa aku tidak perlu tahu tentang itu.
"Kamu tau darimana?" Aku kembali menatap Chandra dan pria itu malah tergelak.
"Hahahahaha Fi, kamu ini nggak gaul atau gimana sih? Kakak-kakak alumni SMP-mu itu yang cerita. Mereka juga bilang, kok kamu mau-maunya jadi temen akrab Mila."
Dasar Chandra tukang gosip! Runtukku dalam hati.
Tapi disisi lain aku bersyukur, dengan adanya Chandra aku jadi tahu tentang Mila dan hal-hal yang tak pernah ia ceritakan. Aku sama sekali tak menyangka bahwa Mila yang ku kenal baik ternyata memiliki sifat seperti itu. Kalau saja tak ada kejadian ini, pasti aku tak akan percaya dengan omongan Chandra. Tapi sekarang aku telah membuktikannya bukan?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGIN HUTAN PINUS [TELAH TERBIT]
Teen FictionKisah ini hanya terjadi dalam hidupku, tidak terjadi dan tidak akan pernah terjadi pada hidup orang lain. Kau akan banyak menemukan pengkhianatan dan rasa kecewa yang datang dari orang-orang yang sangat kau sayang, mereka yang sangat kau percaya. La...