Pagi ini, seperti biasa Winda berangkat sekolah dengan berjalan kaki karna jarak antara rumah dan sekolahan nya cukup dekat.
Hari ini Winda sangat kesal pada kembarannya dan papanya karna mereka pergi berlibur ke Bali tadi pagi tanpa mengajaknya.
Pagi ini juga mamanya Winda memasak nasi goreng yang sangat pedas sehingga mulutnya terasa terbakar sampai sekarang.
"HIH!!! Kenapa si semua orang di rumah pada ngeselin hari ini! Pagi-pagi bibir udah dibikin doer lagi sama mama. Kalo nggak bisa masak ngapain masak sih, kan ada bi dyah yang masakin. Ngapain juga papa sama si Dika liburan ke Bali nggak bilang bilang Winda. HIIH!!" gerutu Winda sambil menghentakkan kakinya berkali-kali karna kesal.
Sesampainya di sekolah, untuk sampai ke kelasnya XI.IPA-4, Winda harus melewati lapangan basket dan menaiki anak tangga.
Saat melewati lapangan basket seorang diri, tiba-tiba sebuah bola basket meluncur ke arah Winda sampai membentur kepalanya. Hasilnya, Winda jatuh tergletak dengan posisi terlentang.
BUUGGK
Anak-anak basket yang melihat perempuan terjatuh gara-gara lemparan bola basket milik mereka langsung mendekati Winda dengan rasa sedikit khawatir.
"Eh..lo...lo...lo nggak papa?" tanya salah satu dari mereka dengan gagap.
"Woi...lo masih hidup kan?"
"Gung! Lo kalo ngomong yang bener dong!"
"Gue kan cuma tanya, mungkin aja dia pingsan atau gimana gitu"
Sementara Winda yang jatuh terlentang masih membuka mata, tatapannya kosong menghadap langit. Tak lama kemudian, Winda kembali bersuara yang terdengar seperti bertanya-tanya dengan dirinya sendiri.
"Kenapa hari ini gue sial banget ya? Apa karna kemarin gue curi buah mangga nya pak dadang? Apa karna lusa kemarin gue kasih lem ke kursi guru sampai bokongnya pak yudi sama kursi nyatu? Apakah ini karma? besok gue harus tobat pokoknya!!! HARUS!!! HUAAA!!!"
Ucapan Winda membuat bingung para anak-anak basket. Beberapa dari mereka juga sampai menahan tawa sambil memegang perut mereka karna ucapan Winda yang terdengar geli di telinga mereka.
Tak lama, Terlihat Winda yang beranjak duduk sambil memegang kepalanya yang sedikit nyeri karena lemparan bola basket tadi.
"Lo nggak papa?" tanya salah satu anak basket yang sedikit khawatir pada Winda.
Manda memalingkan wajahnya menuju sumber suara. Tak ada jawaban dari Winda, terlihat wajah putih Winda yang berubah menjadi merah karna kesal. Tak lama Winda pun menjawab "Menurut lo..!?!? Kalo nggak bisa main basket, ya jangan main! Lihat! Benjol ni kepala gue"
"Kayaknya cewek tu lagi PMS deh, Bin. Lihat mukanya tu, merah banget kaya batu akik merah bokap gue. Ngeri... " bisik salah satu dari mereka ke teman yang berada disebelahnya. Sementara orang yang mendengar bisikan temannya itu tidak merespon apapun.
"Makanya jalan itu sambil liat jalan dan sekeliling, jangan bengong aja. Dasar marmut sawah!" ledek salah satu dari mereka yang sepertinya sudah mengenal winda. Winda pun mengarahkan pandangan ke sumber suara tadi dengan muka ditekuk. Mata Winda langsung membulat seketika ketika melihat Yuda, musuh terbesarnya di sekolah.
"HEH BANG TOYIB! ngapain lo nyalahin gue!? Jelas-jelas lo yang salah! Liat ni kepala gue benjol, merah gini. Lo pikir nggak sakit, mungkin gue harus di bawa ke rumah sakit sekarang! Gimana kalo gue gagar otak!? Kalo tadi gue pingsan terus amnesia gimana!? Seharusnya lo nolong gue kek apa kek!? Malahan ngomel-ngomel sama gue!!...bla bla bla..." Winda terus mengoceh sehingga membuat bingung mereka.
Setelah lelah mengoceh terus, Winda tersadar ternyata sudah ada banyak siswa yang memperhatikan tingkah anehnya. Seketika Winda langsung beranjak berdiri dan melarikan diri sambil menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.
Sementara anak-anak basket tadi menatap bingung perempuan aneh yang baru saja mereka temui.
"Siapa tu, Yud? Lo kenal?" tanya teman yuda yang bernama Ilham.
"Dia sepupu gue, sekaligus musuh gue!" jawab yuda dengan posisi agak kesal.
"Kenap dia manggil lo bang toyib?" bingung Agung teman yuda lainnya.
" Lo lupa, gung? Toyib kan bapaknya Yuda" jelas Nafi dan Abi bersamaan sambil menahan tawa. Terlit Yuda memasang muka galak sekaligus tak terima dengan omongan Nafi dan Abi yang terdengar meledek.
Bel sekolah telah berbunyi membuat yuda dan teman-temannya bergegas pergi ke kelas mereka. Kecuali satu anak lainnya yang sedari tadi tidak melepas pandangannya dari pintu ruang kelas XI.IPA.4 yang terlihat jelas dari lapangan basket.
Tiba-tiba siswa bernama Bintang itu menarik kedua sudut bibirnya kemudian membentuk senyuman yang manis, tak lama dia beranjak dari tempatnya menuju ruang kelasnya XI.IPA.1.
🎈🎈🎈
Halo..
Bagus nggak ceritanya? Aku sih lagi buat-buat doang..
Maaf ya kalau ceritanya bahasanya agak aneh atau susah di pahami
Masalahnya masih belajar..kalian baca dulu ya yang chapter 2, yang chapter ke dua soalnya yang bagian menarik saat pertemuan :v
Oke deh...Makasih💕
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl - Because That Girl Is Mine
Fiksi Remaja"Gue bilangin ke lo ya, cinta itu akan dihadapkan dengan dua kemungkinan, berani jujur atau berani melihat dia dengan orang lain"