Bab 7: New York, here we come 1

2.4K 64 0
                                    

Author's POV

Di dalam perjalanan, Rose tertidur dengan begitu lelap. Awalnya kepala Rose menyandar kepada jendela mobil dan wajah Rose menunjukkan bahwa dirinya tidak merasa nyaman. 

Jadi, Ben berinisiatif meminjamkan bahunya untuk Rose tiduri. Rose sebenarnya ingin tidur di bahu Ben, hanya saja ia gengsi dan malu untuk memintanya. Dan tanpa Ben ketauhi, saat ia memindahkan posisi kepala Rose, Rose tidak terlelap, melainkan hanya menutup matanya. 'Aduh kenapa hati gue kayak gini ya?' Batin Rose. Sampai di bandara pun, Ben tak menyadari itu. 

"Rose, bangun, udah sampe nih." 

"Iya. Santai aja, kenapa sih?" 

"Ya kan lu kebo kalau udah tidur." 

'Bete tingkat akut nih gue,' batin Rose. 

"Turunin koper gih, gue mau ketemu mama," suruh Rose. 

"Enak banget dia main nyuruh-nyuruh gue," dumel Ben.

 "Ma, sering-sering main ke New York ya."

 "Rose yang sering main ke Indonesia aja."

 "Susah, ma. Si Ben kan sibuk."

 Disaat Rose sedang berbicang-bincang dengan orang tuanya, Ben mengeluarkan koper. 

"Ben, nanti saat sampai disana, jangan lupa bawa Rose ke makam Ber. Kenalkan Rose dengan Ber," suruh Grace. 

Tubuh Ben menegang setiap kali mendengar nama Ber, seperti sekarang. 

"Ben, kok diem aja?"

 "Iya, ma." 

"Ben, papa sudah pindahkan kantor pusatnya. Kamu kerja yang rajin, jangan lupa sama istri kamu."

 "Siap pa," jawab Ben. 

"Mami," panggil Rose ke Grace. 

"Rose, hati-hati ya. Kalau Ben macam-macam lapor mami saja," canda Grace.

 "Iya, mi." "Jadilah istri yang baik untuk Ben, Rose. Kekurangan Ben banyak, lengkapilah seperti puzzle," saran James.

 "Iya, pi," jawab Rose. 

Di lain sisi, Belle dan Mark juga sedang pamit kepada para orang tua. Para orang tua hanya mengantar sampai pintu bandara. 

"Bye, mama." 

"Hati-hati, nak."

 Rose dan Belle memeluk papa dan mamanya sekali lagi. "Sehabis papa selesain masalah di Indonesia, langsung main ke Amerika ya, pa," pinta Rose dan Belle.

 "Iya anak-anak papa."

 "Zack, gue bakal kangen sama lo. Tapi gue tau lo bakal kangennya sama Vira," ucap Rose. Vira yang mendengar itu hanya tersenyum malu. Zack memeluk Rose untuk yang terkahir kali. "Ben orangnya baik. Berbahagialah bersamanya. Gue tau lo baru kenal sama dia. Cobalah menjadi akrab dan dekat," bisik Zack. 

Rose tidak menjawab, malahan semakin mengeratkan pelukannya. 

"I'll miss you, my sisters," ucap Zack seraya menarik Belle juga ke dalam pelukannya. Zack memeluk Belle kali ini. 

"Semoga lu bisa bahagia sama Mark. Gue tau Mark orang nya lebih dingin dari pada Ben. Tetapi, cobalah Belle. Coba mengerti dia," saran Zack.

 Zack juga memeluk Ben dan Mark. "Gue percaya sama lo. Jaga adik-adik gue. Mereka berharga buat gue," bisik Zack. 

Setelah perpisahan yang cukup emosional, Ben, Rose, Belle, Mark, Vira, dan Carla mulai memasuki bandara. Di dalam pesawat pun kerjaan Rose hanya tertidur. Makan pun tidak. 

Mon Amour, RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang