Ada apa dengan jantung ini? Detakannya tak beraturan apa aku sakit ia? Perasaan semalam baik-baik saja. Ku ingat-ingat lagi apa di keluarga mempunyai penyakit jantung, mas Reza nggak mungkin dia tiap pagi selalu berolahraga lari kalau almarhum eyang nggak juga. Aku masih berkutat dengan fikiranku sendiri. Rasanya aneh saja dengan jantung ini mungkin kali ia lambung bertukar posisi dengan jantung.
Ku langkahkan kaki dengan gembira karena hari ini Anya sudah berjanji padaku untuk mentraktir makan siang yang enak, aku juga boleh memilih menu sesuka hatiku. Bayangan makanan yang lezat-lezat menghiasi lamunan pagi ini.
"Dor.... Melamun aja. " sambil memukul meja
Kaget langsung refleks badan terangkat "LEKA." berteriak
"Hahahaha, apa sih sayang. " mengedipkan mata
"Ih, genit."
"Pagi para penghuni surga. " suara Anya terdengar dari belakang Leka
Serentak "Amin....."
Tiba-tiba Reina datang dengan tergesa-gesa "Hai semua, udah pada tau belum, kalau perusahaan ini sudah di beli."
"Ah, masa sih Rei, tau dari pada loe. "
"Gue kemarin nggak sengaja, dengar pak Heru lagi ngobrol gitu ma butet."
"Terus terus. " Leka menarik kursi
"Kalau nggak salah dengar sih, di beli ma perusahaan LB." sambil membereskan meja
"Huis, keren tu kita salah satu orang yang beruntung, bisa kerja di bawa naungan LB. "
"Emang apa hebatnya LB, namanya aneh, singkatan lagi bete kali iya." sambil tertawa
"Hadeh, Dinda Dinda, oon loe bisa di kurangi nggak kadarnya. Pusing gue ma loe. " Leka memegang jidat
Cuma memonyongkan bibir yang bisa ku jawab. Apa hebatnya sih group LB itu perasan sama saja dengan perusahaan yang lain, aku nggak mau ambil pusing yang penting kerja terus gajian deh. Bisa beli kaset drama korea dan tidak ketinggalan isi quota itu saja cukup eh satu lagi mau beli poster Adam Levine soalnya kemarin di robek mas Reza karena gambar itu terlalu porno katanya. Apanya yang porno orang cuma terlihat seksi memperlihatkan tubuh sispeknya.
"Din, di panggil butet tu. " Rei mencolek bahuku
"Hah?" menoleh ke arah Rei
"Haduh, keluar deh onengnya, butet nyari loe. "
"Oh, ok." beranjak pergi meninggalkan ruangan
Ku ketok pintu dengan pelan dan masuk ke dalam ruangan "Misi, mba butet Ria mencari saya?"
"Masuk, oh kau Din, duduk dulu. " mempersilahkan duduk
"Ia makasih."
"Kamu ini susah sekali di bilangin, kalau manggil itu butet ya butet, mba ya mba, boros kali kata-katamu. "
"hehehe, maaf tapi kan nggak sopan kalau manggil butet saja." tersenyum kecil
"Tapi kau tau tidak, kata butet itu anak perempuan, namaku Ria Cahaya Nasution, jadi kau panggil lah aku butet, tak usah pakai mba. Paham kau. " menjelaskan
"Tetap saja nggak sopan mba butet." menggaruk leher
"Ah, semerdeka kau saja lah, pusing aku sama kau. " menggelengkan kepala
Bingung "Bukannya kita sudah merdeka ya mba butet?"
"Haduh tambah pusing palaku, sudah sudah makin lama berdebat sama kau ini bisa-bisa darah tinggiku kumat, begini saja. Nanti abis makan siang, kau temenin Alen ke perusahaan LB, paham kau? " memastikan

KAMU SEDANG MEMBACA
Smile Love
Random"Aku nggak peduli, hati kamu berlabu sama siapa saja, tapi yang harus kamu tau, senyum dan tawa kamu milik aku titik nggak pakai koma atau seru." - Dinda maharani "Kamu seperti narkoba, membuat aku kecanduan, aku rela menjadi apa saja untukmu. " - C...