PART 1

639 10 6
                                    

Happy Reading Guys 😊
∆∆∆

"Woy Fan! Ikut gak?" teriak Kevin saat Fani sedang berjalan menuju mobil sport-nya.

"Ikut apa? Tawur?" tanya Fani balik.

"Jangan keras-keras bego! Nih ambil!" Kevin melempar sebuah gir yang di ikatkan dengan ikat pinggang.

"Oke, thanks, Vin." Fani berjalan keluar area sekolahan mendahului Kevin.

"Dih, itu bocah ninggalin gue," cibir Kevin kesal lalu menyusul gadis yang telah berjalan mendahuluinya itu.

Mereka berjalan sejauh sekitar 500 m dari area sekolah mereka. Ketika sampai sana tawuran telah dimulai dengan tangan kanan Kevin sebagai pengomando karena Kevin terlambat. Tanpa menunggu lebih banyak waktu terbuang, kedua remaja yang baru tiba itu segera bergabung.

Saat belum ada sepuluh menit Fani bergabung, tiba-tiba terdengar terikan yang berhasil membuat masa kocar-kacir membubarkan diri. "POLISI!!"

Perhatian Fani dan lawan duelnya, Bima teralihkan. Bima yang terlebih dahulu menyadari keadaan, segera menarik tangan Fani yang masih bingung.

Mereka berlari menyusuri gang-gang sempit dan perkampungan kumuh dengan tangan Bima yang masih menarik tangan Fani. Hingga mereka sampai pada sebuah bangunan tua bercat putih dengan separuh bangunan yang sudah roboh. Bima segera berbelok menuju bangunan tersebut dan bersembunyi, membuat Fani yang tangannya masih di genggam Bima, terpakasa mengikutinya.

Setelah keadaan aman dan polisi sudah pergi, mereka keluar dari tempat persembunyian. Saat mereka keluar, barulah mereka sadar jika sedari tadi mereka masih bergandengan tangan. Fani yang pertama kali menyadarinya, segera melepas genggaman tangan tersebut. Lalu melangkah pergi.

'Bused, dah! Cantik bener! Sayang banget, jutek! Udah di tolongin bukannya berterimakasih malah pergi gitu aja!' batin Bima.

"Heh! Lo mau kemana? Seenggaknya bilang makasih dulu gitu ke'! Eh lo pasti yang namanya Rafania itu kan? Kenalin gue Bima Raditya--"

"Gue tau!" sela Fani, kembali berjalan pergi.

'Rese! Ganjen banget sih tu cowok! Asal tarik-tarik orang seenaknya aja!'

***

Fani memasuki sebuah rumah dengan menyeret koper yang di tangannya. Ia dan keluarganya baru pindah hari ini kerumah yang baru saja papanya beli untuk tinggal selama di Jakarta hingga beberapa tahun ke depan. Sebelumnya mereka tinggal di apartemen, tapi karena Mama Fani dan Fani tidak terlalu suka tinggal di apartemen akhirnya mereka membeli rumah di sebuah komplek elit.

"Pa! Kamar Fani yang sebelah mana?" tanya Fani pada Surya-Papa Fani.

"Kamar kamu di lantai 2 pintu pertama, Fan."

"Terus kamarku, Pa?" Sekarang giliran Arga.

"Pintu ke-2."

"Lantai 2, Pa?" tanya Arga lagi.

"Gak! Lantai lima, Ga!" teriak Surya, membuat Fani tergelak. Sedangkan Arga-sang Kakak-memberengut kesal.

"Udah-udah sana, istirahat dulu," sela Kirana-Mamanya Fani-untuk menengahi dan dibalas anggukan oleh Fani dan Arga.

"Bang Ar, bantuin bawa kopernya," mohon Fani.

"Gila lo! Koper gue aja berat!"

Fani dan Bima sama-sama pergi menuju kamar mereka masing-masing yang bersebelahan. Saat sampai kamarnya, Fani segera merapikan kamarnya dan memasukkan baju-bajunya kedalam lemari. Lalu setelah selesai Fani merebahkan dirinya hingga pelan-pelan terlelap.

BIMA [Completed] (2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang