PART 15

91 5 0
                                    

"Malam itu..."

Malam ini hujan turun sangat lebat, petir menyambar nyamabar, dan guntur terdengar sangat keras.

Fani bergerak gelisah di atas tempat tidurnya, bukan karena hujan deras, petir, ataupun suara guntur. Tapi karena malam ini dia punya janji dengan kekasihnya-Giovano Alverus, seorang laki laki yang sangat terkenal sebagai putra pemilik salah satu perusahaan besar di New York.

Usia mereka terpaut cukup jauh, Fani yang belum genap 16 tahun dan Gio yang sudah berusia 21 tahun. Tapi Gio sangatlah manja ketika di depan Fani.

Seperti malam ini, Gio terus terusan menelpon Fani untuk memintanya mengahdiri ulang tahun Gio yang ke-21. Tapi hujan yang selebat ini menghalangi Fani untuk berangkat ke tempat Gio merayakan ulang tahunnya. Apalagi dari alamat yang Gio kirim, Fani sama sekali tak pernah mengunjunginya bahkan tau pun tidak.

Tapi pada akhirnya ia memaksakan diri untuk berangkat karena Gio yang mengancam akan mengakhiri hubungannya dengan Fani.

Fani segera bergerak menuju lemari pakainnya mencari pakaian yang cocok di pakai ke pesta ulang tahun Gio tapi tidak ribet dan yang jelas bukan rok, yaitu harem pants hitam dengan atasan blazer berwarna orange kemerahan.

Setelah itu ia segera bergegas, menuruni tangga dan mengendap endap menuju garasi.

***

Fania terus mengikuti petunjuk dari alamat yang di tuju, sejujurnya ia merasa janggal dengan alamat itu. Karena setelah bertanya pada beberapa orang, mereka mengatakan tempat itu hanyalah gudang kosong. Dan lagi jalan yang di lewati sangat sepi.

Hujan masih berlangsung, bahkan bertambah deras. Suara gunturnya pun masih belum reda.

Ia mencoba mengendalikan kecepatan mobilnya agar tetap setabil. Namun kebiasaannya melakukan balapan liar, membuat gadis itu tidak nyaman dengan kecepatannya sekarang. Lalu perlahan ia meningkatkan kecepatan mobil sportnya.

Dertt dertt

Ponselnya bergetar. Sambil mengendalikan mobilnya, Fani berusaha menggapai handphone yang terletak agak jauh dari jangkauannya.

Tiba tiba suara guntur terdengar, Fani sedikit terlonjak. Ia kembali memfokuskan pandangannya kedepan. Tapi saat Fani kembali memfokuskan pandangan, ada cahaya menyilaukan yang datang dari depan.

Karena kaget, sepontan Fani membanting setir dan kehilangan kendali terhadap mobilnya. Lalu...

Brakk

"Lalu aku merasa mobilku seperti terjun kebawah, kemudian semuanya gelap."

"Lalu!"

"Saat aku sadar dan aku bertanya pada semua orang dimana Gio, tapi gak ada yang jawab. Terus bang Ar nunjukkin sebuah artikel berisi sebuah berita pernikahan dan—"

"—Dan itu adalah pernikahan Gio." sambung Bima cepat.

Tatapan Fani kosong, seolah menerawang jauh ke masa lalu. Lalu sebulir air mata berhasil lolos, membasahi pipi Fani.

Bima benar benar tak menyangka, rasanya sangat berbeda ketika orang lain yang bercerita dengan orang yang mengalami langsung yang bercerita. Hati Bima terasa sangat sakit mendengar cerita Fani, sekali lagi ia peluk gadis itu. Gadis yang kini terlihat sangat rapuh.

Kini Fani terlelap dalam pelukan Bima. Masih ada beberapa hal yang ingin di tanyakannya, tapi Bima mengurungkan niatnya. Apalagi melihat betapa beratnya Fani menceritakan kejadian itu. Setelah waktunya tepat, barulah dia akan bertanya.

BIMA [Completed] (2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang