PART 14

100 4 0
                                    

"Ishhh, aib Fan!!" teriak Fio keras, lalu mulai terdengar tawa mengelegar memenuhi rumah besar itu.

Tiba-tiba Kevin datang lalu merangkul bahu Fio.

"Tenang gue juga bolos kok, cuman berangkat tadi pas latihan taekwondo aja," cengiran lebar menghiasi wajah Kevin. Sedangkan Fio, tampak rona merah di pipi chubby nya. Fio itu sebenarnya cantik jika rambutnya tidak di kepang dua seperti sekarang. Rambutnya lurus, di potong sama panjang, sepanjang bahu tapi lebih kebawah sedikit. Pipinya semakin terlihat menggemaskan dengan kaca mata yang tetap pada tempatnya seperti biasa.

"Fi, itu apa di pipi lo? Kok ada merah-merahnya gitu?" tanya Fani menggoda.

"Mana?" tanya Fio panik sambil memegangi pipinya.

"Apanya yang merah merah?" Kevin yang penasaran ikut  bertanya. Entah mengerti atau tidak, tapi raut wajahnya menunjukkan kalau dia tidak mengerti.

"Gak apa-apa, udah yuk! Gue laper!"

Setelah meniup lilin dan pemotongan kue, kedua orang tua Fani dan Arga kembali kerumah. Sedangkan Fani, Fio, Kevin, dan Bima masih berada di taman belakang rumah Bima yang luasnya sama dengan taman belakang rumah Fani yang sangat luas.

"Bim, lo gak ada niat ambil minum gitu? Kering nih tenggorokan ketawa mulu," ucap Fio.

"Iya deh iya!" dengan setengah hati, Bima beranjak dari samping Fani lalu menuju ke dapur.

"Eh, eh bentar deh! Kok gue kebelet ya?" lalu tanpa bicara lagi Fio pergi meninggalkan Fani dan Kevin yang menahan tawa mereka karena kelakuan Fio.

"Itu anak ada ada aja!" kini tawanya tak tertahankan lagi. Fani segera memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.

"Hahaha, iya tuh! Eh btw, pj mana nih?" Sindir Kevin.

"Apaan sih lo Vin! Masih kesel gue sama lo, tadi katanya gue di telfon abang gue gak bisa terus dia nelfon elo, terus dia nyuruh gue ke rumah sakit tapi nyatanya dia gak ada! Huu!"

"Tapi lo senengkan Bima udah bisa balik? Senengkan udah pacaran sama dia?" Kevin menaikkan satu alisnya.

"Ihh, apaan sih lo!"

"Ciehhh sayang pacar sayang pacar!" ejek Kevin sekali lagi.

"Harus dong, gue kan sayang sama Bima!" ucap Fani bangga dan dengan ringan tersenyum senang, tapi tanpa di sadarinya di balik senyum Fani ada orang lain yang merasa kan sakit di ulu hatinya. Yang harus menahan sakit saat melihat orang yang di cintainya bersama laki-laki lain.

Saat sedang gencar gencarnya rasa sakit itu merasuk kedalam hati Kevin, seulas simrk muncul. Niat untuk melakukan hal itu kembali lagi, setelah ia pikir semua akan seperti yang di inginkannya tanpa melakukan hal itu. Tapi kenyataannya tidak!

***

"Duhhh, ini sinyal mana sihh!! Susah amat di cari, biasanya juga lancar lancar aja kok!" teriak Fani frustasi karena tidak bisa membuka instagramnya akibat sinyal yang jelek.

"Maa, Fania keluar sebentar ya!" teriak Fani.

"Pake mobil?" Kirana yang sedang berada di dapur berteriak tak kalah keras.

"Gak! Fani jalan kaki, mau cari sinyal!"

Saat baru saja berjalan beberapa meter tiba tiba ada sebuah mobil yang berhenti tepat di sanping Fani.

Tin tinnn

Fani berjingkat kaget. Saat ia akan menggedor jendela mobil tersebut, jendelanya terbuka, seorang gadis dengan baju yang kekurangan bahan dan rambut di gerai ada di dalamnya.

BIMA [Completed] (2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang