PART 17

104 5 0
                                    

Entah kemana Fani diajak pergi Stevi. Tadi saat ia menyelesaikan pertandingannya seorang gadis dengan penampilan feminim yang sangat Fani kenal menghampirinya dan memaksa Fani untuk mengikuti gadia itu.

Tiba-tiba mobil itu berhenti di depan sebuah gang kecil. Gadis itu menyeret Fani keluar.

"Ada apa sih sama lo? Kenapa lo tiba tiba jadi kayak gini?"

"Diem deh!" bentak gadis itu.

Fani meronta dan mencoba melepaskan diri. Tapi dia kelelahan dan belum sempat istirahat bahkan untuk minum segelas air pun ia belum sempat.

Mereka memasuki sebuah bangunan tua. Fani melihat sekelilingnya, tiba tiba ia mengingat sesuatu. Fani ingat tempat itu adalah tempat yang digunakan Fani dan Bima bersembunyi dari polisi di hari itu.

Fani terus di tarik kedalam bangunan itu. Saat Fani sibuk memandangi isi bangunan itu, dengan tiba tiba tubuhnya serasa di banting ketanah.

"Awhhh!" rintih Fani saat tubuhnya menyentuh lantai bangunan itu.

"Apa yang lo lakuin Vin!" teriak Fani.

"Jangan panggil gue Vina! Panggil gue STE-VI! Gue muak denger panggilan itu dari lo. Gue muak pura pura baik depan lo! Gue muak sama semua ini! Gue cape! Kenapa selalu elo, kenapa selalu elo yang di lihat mereka kenapa elo? Bukan gue apa kurangnnya gue? Gue cantik, modis, lebih kalem...Kenap elo terus kenapa kebahagian gak pernah ngehampirin gue!!" teriak Vina atau Stevi di depan Fani. Gadis itu juga mencengkram dagu Fani kemudian menghempaskannya.

Fani berdiri, tak terima diperlakukan seperti itu. Fani mencekal tangan Stevi meminta penjelasan.

"Apa maksud lo, gue gak paham?"

"Lo itu emang bego ya? Apa lo gak sadar? Gue selama ini cuman manfaatin lo buat deket sama cowok yang gue suka! hah? Apa lo gak sadar?" Stevi melempar tatapan sinis pada Fani.

"Kenapa mereka selalu ngeliat elo? Bukan gue? Dulu Rendi, Deon, dan sekarang BIMA!" teriak Stevi tanpa henti.

"Apa maksud lo?" Fani menatap Stevi tajam saat nama Bima di sebut.

"Maksud gue? Maksud gue adalah gue suka sama Bima dan lo udah rebut dia dari gue!! Harusnya gue yang ada di posisi lo! Gue benci itu!" Fani mendorong tubuh Stevi dan nyaris memukul gadis itu, tapi ia mengurungkan niatnya.

"Kenapa? Kenapa gak lo bunuh gue sekalian hah? Lo rebut gebahagiaan gue, hidup lo itu sempurna punya orang tua lengkap yang selalu sayang sama lo, punya abang yang baik..Nah gue? Dan sekarang lo mau ambil satu satunya kebahagiaan gue! Gue mau Bima, cuman dia yang gue mau!! bunuh Gue!! BUNUH!"

Fani diam seribu bahasa.

Stevi berdiri mengambil sesuatu dari balik jaket yang di kenakan gadis itu.

"Kalau lo gak mau bunuh gue! Biar lo aja yang pergi dari kehidupan Bima, dari hidup gue, dan dari dunia ini!" tiba-tiba sebuah pistol di todongkan pada Fani sekitar 2 cm dari keningnya.

Fani bergerak mundur perlahan.

"Vina, apa yang lo lakuin.. Turunin pistolnya!"

Stevi tak menggubris ucapan Fani sedikitpun. Ia terus bergerak maju dan Fani terus bergerak mundur hingga punggungnya menabrak sebuah meja besi.

"Awhhh!" Fani meringis kesakitan.

Punggungnya terasa sakit, dia terduduk di lantai memegangi punggungnya.

"Ucapkan selamat tinggal bitch!"

Dorr

Dorr

BIMA [Completed] (2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang