empat - Hampir ...

3.1K 201 8
                                    


_o0o_


"Kemana saja kamu, Prilly ?!"

Prilly yang baru saja membuka pintu dan berjalan seketika terhenti saat suara berat Suaminya terdengar.

Dan benar, diruang tengah Digo terlihat tengah berdiri dengan bersekap dada menatap kearah Prilly dengan pandangan yang errr mengerikan.

Dengan masih memakai setelan kemeja kantornya, ia berjalan mendekati Prilly yang semakin tertunduk tidak berani menatap Digo.

"Kenapa diam ? Kamu punya mulutkan ? JAWAB PRILLY !!!" Bentak Digo tepat dihadapan Prilly.

Dan tentu saja bentakkan Digo tak hanya membuat Prilly terkejut, melainkan kedua jagoannya pun sama terkejutnya. Mereka kompak memeluk kaki Prilly.

"Mas... Mas boleh berkata kasar ke aku tapi jangan dihadapan mereka Mas..." ucap Prilly memberanikan diri.

"Sayang, kalian berdua masuk ke kamar duluan ya ? Nanti Mamah susul." Saran Prilly kepada kedua jagoannya.

"Ta...tapi Mah... Irgi takut Papah marahin Mamah lagi..."

"Enggak kok sayang, Papah gak marah sama Mamah. Udah ya kalian masuk gih."

Dirga dan Dirgi kompak melepaskan pelukan mereka dikaki Prilly dan mengangguk.

"Pa...papah... jangan buat Mamah sedih ya ? Ilga sama Ilgi masuk ke kamal dulu .." kali ini suara Dirga yang terbuka, Ia lalu menggandeng tangan kembarannya, Dirgi untuk masuk ke dalam kamar mereka. Membiarkan kedua orangtua mereka yang masih diruang tengah.

Sepeninggal keduanya, Digo kembali menatap tajam kearah Prilly. "Aku tanya sekali lagi. Kamu. Abis. Kemana ?" Tanya Digo mengulangi pertanyaannya.

"A...aku... abis mengantar Oma nya Raisa ke Rumah Sakit Mas ... Ibu Mertua nya Ali ..." jawab Prilly jujur. Karena memang Ia paling tidak bisa berbohong terlebih pada suaminya.

"Ibu Mertua Ali ? Untuk apa kamu membawanya ke Rumah Sakit hah ? Sejak kapan juga kamu deket sama karyawan aku ?!"

"Enghh~ itu Mas ... aku gak sengaja ketemu Raisa dijalan, ja...jadi aku ajak dia aja bareng untuk kerumahnya ... tapi ternyata pas sampai disana ... Oma nya udah pingsan, makanya aku langsung bawa ke Rumah Sakit. Gitu aja kok Mas ... aku gak ada maksud lebih .." jelas Prilly mencoba meyakinkan Suaminya.

Namun Digo hanya diam. Tidak menggubris pembelaan Prilly. Toh nyatanya, mau Prilly kemana Ia sudah tidak perduli.

"Aku harap ucapanmu itu benar." Ucap Digo dingin, lalu Ia memilih untuk keluar dari Rumahnya.

"Mas kamu mau kemana ?" Tahan Prilly. "Kita makan malam bareng Anak-anak ya ? Udah lama kan kita gak pernah makan malam bareng lagi Mas ?"

"Aku udah gak mood makan di Rumah." Balas Digo menghempas paksa tangan Prilly pada pergelangan tangannya. "Kamu makan aja sama Anak-anak."

Blam.

Setelah mengucapkan kalimat itu, Digo benar-benar meninggalkan Prilly sendirian. Pria itu memilih makan malam diluar daripada makan bersama dengannya.

"Ya Allah Mas ..."

***

"Loh sayang ? Kok kamu tumben kesini gak bilang-bilang aku ?" Suara manja khas Merlin terdengar seolah menyambut kedatangan Digo yang datang ke Apartemen miliknya, meskipun secara administrasi Digo yang membayarnya.

Digo tidak menggubris pertanyaan Merlin, Ia hanya berlalu melawati Merlin begitu saja. Ia memilih duduk di soffa dengan menghisap sebatang rokok.

"Hei, kamu kenapa sih sayang ? Lagi banyak pikiran ya ?" Tanya Merlin kembali, bahkan Ia sudah mengambil tempat bukan disamping Digo, melainkan dipangkuan Digo.

Suami PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang