lima - Terungkap ?

2.9K 158 0
                                    


_o0o_

"Yang aku lihat benaran Mas Digo kan ? Lalu siapa Wanita itu ? Ke...kenapa Mas Digo begitu tega mencium Wanita itu ! Ya Allah ... kuatkanlah hamba, kuatlah hati hamba ya Allah ..." batin Prilly begitu pilu jika mengingat kembali kejadian pagi hari saat ia memergoki Suami nya tengah berciuman dengan seorang Wanita.

Sungguh, hati Istri mana yang tidak terluka jika Suami nya berbuat seperti itu ?

"Pril ? Kamu suka yang mana cokelat atau vanilla ? Ah apa stawberry ?"

Prilly sedikit tersentak saat suara Ali terdengar disampingnya. Dengan segera ia menghapus air mata nya yang sempat terjatuh.

"Hemm ... aku suka vanilla. Kenapa memangnya ?" Tanya Prilly melirik kearah Ali yang kini mendaratkan bokongnya disebelahnya.

Ya, kini kedua nya tengah berada ditaman Rumah Sakit. Ali sengaja mengajak Prilly kesini sementara Anak-anak mereka, mereka biarkan diruang inap Oma Reni.

"Ini buat kamu," ucap Ali dengan menyodorkan sebuah Ice Cream dengan rasa Vanilla pada Prilly.

Prilly menyeritkan keningnya bingung meskipun begitu ia tetap mengambil ice cream pemberian Ali. "Untuk apa kamu memberiku ice cream Li ?"

"Aku perhatikan daritadi kamu banyak diam Pril, maka nya aku sengaja membeli ice cream karena aku dengar memakan ice cream dapat membalikkan mood agar kembali ceria hehehe ..." jawab Ali dengan tawa kecilnya itu. "Aku juga membelikan untuk Anak-anak kita ehh maksud aku Anak kamu sama Anak aku." Lanjut Ali sedikit salah bicara.

Prilly yang mendengar penuturan Ali pun sedikit tertawa renyah. "Hahaha jadi kamu ninggalin aku sendirian disini karena mau beli ice cream ini ? Haha ya ampun Ali aku bukan ABG lagi kali yang harus dibelikan ice cream ..."

Ali sedikit kikuk dengan menggaruk lehernya. "Ya aku pikir kamu suka ice cream, jadi aku belikan itu. Sini kalau tida---

"Aku suka kok. Terimakasih ya !" Potong Prilly cepat. Lalu ia perlahan mulai membuka bungkusan ice creamnya itu sementara Ali yang melihatnya hanya bisa tersenyum tipis.

"Oh iya, kamu kok gak makan juga ice cream nya ?" Tanya Prilly tiba-tiba disela bibir nya yang terus memakan ice cream itu.

"Aku tidak menyukai nya."

"Tidak suka ?"

Ali mengangguk pelan. "Aku alergi sesuatu hal yang bersifat dingin. Entah itu makanan, minuman ataupun cuaca. Sekali aku menyoba nya aku akan flu dan demam. Jadi kamu saja yang makan." Ucap Ali sedikit menahan tawa nya melihat bibir Prilly yang mulai blepotan akibat ice cream. "Oh iya, bagaimana kabar Pak Digo ? Tadi aku sudah meminta izin untuk cuti tapi belum ada balasan dari nya. Apa dia sibuk ?" Lanjut Ali kini mengalihkan topik.

Namun pertanyaan Ali sukses membuat Prilly kembali murung. Dan tentu saja perubahan itu tak luput dari pandangan Ali.

"Menurutmu, Mas Digo itu seperti apa ? Bagaimana sikap dia dengan karyawan-karyawannya di kantor ? A...apa Mas Digo memperlakukan secara khusus salah satu karyawan atau karyawati nya ?" Bukannya menjawab, Prilly justru balik bertanya pada Ali.

"Kenapa dia mendadak bicara seperti itu ? Apa Prilly sudah tau tentang kebusukan Suami nya ?" batin Ali mencoba menerka maksud pertanyaan Prilly.

"Hemm setau ku, Pak Digo pemimpin yang tegas dan disiplin. Dan, aku rasa Pak Digo memperlakukan kami semua sama kok. Tidak ada yang diistimewa kan. Memangnya ada apa sampai kamu bertanya seperti itu Pril ?"

Prilly menggeleng lemah. "Bukan apa-apa kok. Aku hanya penasaran saja." Jawabnya tersenyum tipis lalu kembali menikmati ice cream nya itu.

Entahlah rasa nya Ali tidak percaya dengan jawaban Prilly. Ia yakin ada suatu hal yang menganggu Istri atasannya ini.

Suami PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang