SMA Negeri Cakra Buana merupakan salah satu sekolah elite di kawasan kota Jayakarta. Siswa siswi SMA itu termasuk ke dalam golongan orang-orang ekonomi menengah ke atas, entah murid itu pintar maupun bodoh sekalipun—selama mereka "beruang"—mereka dapat di terima di Cakra Buana. Termasuk seorang Jackson Michaela sekalipun. Tidak, ia bukan Michael Jackson si penyanyi legendaris dari negeri seberang itu, bukan. Ia hanya seseorang—yang sialnya—terlahir dari sebuah keluarga kaya dan raya, ia pewaris tunggal dari sebuah perusahaan terbesar nomor satu di Jayakarta, Michael's Corp. Tidak seperti pewaris di novel-novel romance yang menggambarkan seorang pewaris tunggal sebuah perusahaan besar dengan penampilan yang keren, tampan, gagah, pintar dalam segala hal dan jago bela diri. Penampilan Jackson jauh dari itu semua, sangat jauh malah. Dengan rambut hitam lebat potongan cepak belah tengah, kacamata kuda yang besarnya na'udzubillah, baju kedodoran, celana kain di angkat tinggi-tinggi 15 cm di bawah dada dengan tali karet yang menahan celananya agar tidak melorot, badan tinggi dengan jalan agak membungkuk dan kapasitas otak yang di bawah rata-rata serta tidak jago dalam hal apa pun, ia menjadi pewaris satu-satunya Michael's Corp, impian banyak orang di sekitarnya yang tak pernah tersampaikan.Tidak hanya penampilannya saja yang minus tapi sikapnya juga. Dia memiliki sifat sombong, suka memerintah, arogan, dan semena-mena hanya karena posisinya yang menambah nilai minus pada dirinya. Rata-rata semua siswa Cakra Buana tidak suka padanya. Tapi mereka juga takut, sehingga tidak ada yang berani menentangnya akibat pengaruh perusahaan Jackson—takut perusahaan keluarga mereka menjadi bangkrut. Namun, tidak dengan seorang gadis imut nan mungil yang sangat berani—untuk ukuran murid baru—menentang Jackson. Ia tidak takut sama sekali dengan Jackson, bahkan ia menantang Jackson secara terang-terangan. Fana Sahara, murid pindahan yang terkenal dengan kenakalannya dan keberaniannya kepada siapapun. Di juluki Little Devil di sekolah lamanya karena kebengisannya terhadap siapapun. Ia datang untuk memorak-porandakan hidup Jackson si Mr. Arogan dan dalam misi mengubah Jackson menjadi pribadi yang lebih baik serta lebih keren, tentu saja.
🌛🌝🌜
Di hari yang cerah ini, sehabis upacara rutin tiap hari Senin, terlihat di koridor kelas XI tengah ramai oleh kerumunan siswa siswi SMA Negeri Cakra Buana. Jika kita lihat lebih dekat, kita akan melihatnya dengan jelas. Di tengah kerumunan itu ada seorang siswa yang tengah berdiri melihat seorang siswi yang terduduk menangis di depannya dengan ekspresi marah. Seragam siswa itu kotor akibat tumpahan jus jeruk milik siswi tersebut.
"Matamu melihat kemana kalau jalan ha?!", bentak Jackson, siswa yang seragamnya kotor tadi.
"A-a-aku...aku..", ucap siswi ber-nametag Saras Liana yang telah menumpahkan jus kepada Jackson secara tidak sengaja.
"Aku apa?! Kau gagap ya?", sinis Jackson.
"A-aku.. Tidak sengaja, kak Jackson. Ma-maafkan aku.", jelas Saras.
"Tidak sengaja?! Lihat! Gara-gara jusmu itu bajuku jadi kotor dan lengket. Kau mau menggantinya ha?!", bentak Jackson lagi tidak terima.
Sedangkan siswi itu terdiam takut dengan gemetar, yang ia pikirkan saat ini adalah nasib perusahaan ayahnya. Ia berdoa dalam hati semoga Jackson tidak membuat perusahaan ayahnya bangkrut seketika, mau makan apa ia nanti.
"Kalau di tanya itu jawab! Kau tidak punya mulut ya?!", hardik Jackson lagi.
"Wah wah wah. Ada apa ini rame-rame? Ada topeng monyet kah?"
Tanpa diduga, suara seseorang tiba-tiba menyela adegan drama yang dibuat Jackson pagi ini. Terlihat seorang siswi membelah kerumunan, tubuhnya mungil dengan wajah ayu dan kulit putih bersih, sayangnya penampilannya jauh dari kata rapi. Seragam ketat yang dikeluarkan, kaos kaki pendek di bawah mata kaki, sepatu berwarna selain warna hitam, dengan mulut yang mengunyah permen karet serta tas yang ia sampirkan di sebelah bahunya. Memberi kesan little bad girl padanya.
YOU ARE READING
Kisah Jackson : Little Devil for Mr. Arogan
Kısa HikayeKisah Jackson sang Mr. Arogan yang berhasil dijinakkan oleh seorang gadis imut dengan julukan Little Devil.