- Prolog -

281 48 42
                                    

Halo! story baru nih, vote dan komen terus ya biar aku semangat nulisnya(:

****

"Aku rindu kamu, sang pembuat senyuman."

______________________________________

Pada akhirnya kenyataan pahitlah yang menang. Mengalir tanpa memperdulikan sang pemeran di alam semesta itu. Senyumnya pudar, tak lagi terukir. Tak ada senyuman di wajah tampannya lagi. Sudah tak ada. Hilang. Lenyap bagai ditelan bumi. Memang seperti itu.

Ia kembali seperti sedia kala. Bahkan lebih tertutup.

Andai saja dulu ia tak menyia-nyiakan setiap detik waktu bersama 'orang' itu.

Andai saja ia menghiraukan segala tentang 'orang' itu sejak lama.

Andai saja ia bisa mengerti 'orang' itu lebih dari siapapun.

Andai saja ia bisa melindungi 'orang' itu sejak lama.

Andai saja ia tak terlambat menyadari perasaan anehnya itu.

Ah, sepertinya terlalu banyak kata andai dalam hidupnya.

Memang benar ya, penyesalan itu selalu datang di akhir. Dan kali ini ia benar-benar merasakan itu.

Semuanya terasa jelas sekarang. Bahwa kisahnya selama ini hanyalah tentang imajinasi seorang manusia, yang selama ini tak bisa tergapai.

Imajinasi sederhana.

Yaitu ...

...selalu bisa bersama dengan dirimu,

kapanpun dan dimanapun.

Namun kata 'imajinasi sederhana' itu tak terasa ada lagi, ketika masa-masa sulit menerpa. Menerpa hidupnya. Hingga akhirnya,

...tak lagi sama.

Hening tercipta. Semesta ikut bersedih. Terasa hampa. Dan hilang arah.

And now ...

...i really really miss you.

12.01 am - December 14th, 2018.

****

A/N : Legaaaaaa. Akhirnya dipost jg ni prolog.

Vote sama commentnya ditunggu ya.

Itu tanggal bukan pas aku nulisnya ya *yaiyalah*. Tapi tanggal di ceritanya gituloh, hehe.

Ok, see you :)

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang