"Pokoknya tahun ini aku mau pindah ke seoul."
"Jennie, appa tidak bisa terus meyakinkanmu. Appa tidak ingin mengingat ibumu lagi okay?"
"Kau bohong, kau bukan ayahku."
"Jen-"
"Bekas luka di perutmu itu bukan karena operasi usus. Itu pasti bekas melahirkanku, iya kan?"
"Gila saja! Mana ada laki-laki melahirkan."
"Kalau begitu beritahu aku dimana ibuku? Tunjukkan dimana dia!"
"Ibumu sudah mati. Berapa kali harus appa katakan padamu."
"Pembohong!"
'Jennie...'
Jimin menutup matanya, sedikit tersentak ketika anak gadisnya membanting pintu kamar. Jimin sedih karena jennie sepertinya akan melewatkan makan malamnya lagi.
'Kau benar.. Aku bukan ayahmu...'
Jimin meremas dadanya, sesak sekali untuk kembali mengingat..
'Kau brengsek, Taehyung. Kau brengsek.. Sampai kapanpun tidak akan kutunjukkan wajahmu itu pada jennie.'
Kata jimin, berusaha menguatkan dirinya sendiri.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Ck kau lagi, mau apa kau?!"
"Hey, adakah bawahan yang berkata seperti itu pada atasannya?"
"Jungkook, kumohon. Aku sedang banyak pikiran, jangan menambah-nambah masalah.."
"Biar kutebak, masalah jennie?"
"Jungkook, pergilah.. Kumohon..."
"Jimin, apa tidak bisa kau pertimbangkan lagi."
"Tidak. Aku lebih suka mengurus jennie sendirian."
"Tapi, jimin. Dia butuh sosok ayah yang sebenarnya."
"Aku ayahnya."
"Kau ibunya."
"Baiklah. Kau dan entah siapa yang kau jadikan mata-mata sudah tahu kalau aku memang melahirkan jennie. Tapi aku ini laki-laki, jadi aku adalah ayahnya."
"Sampai kapanpun kau adalah ibunya."
Jimin menarik nafasnya dalam-dalam, lalu berkata..
"Pergi kau dari ruanganku."
"Aku bosmu, aku bebas berada dimanapun yang kumau di kantor ini."
Jimin membanting berkas-berkasnya ke meja, sebelum kemudian pergi meninggalkan jungkook yang kembali mengikutinya.
"Apa maumu?!!"
Teriak jimin.
"Mauku, kau menikah denganku."
"Jungkook, dengar.. Ibumu sudah ratusan kali mengirimiku pesan dan isinya selalu sama. 'Jauhi jungkook atau kau akan lihat sendiri akibatnya'. Tidak kah kau pikirkan bagaimana nasibku dan jennie nanti jika kau terus saja melakukan ini padaku??"
"Kau tenang saja, aku akan memastikan semuanya baik untuk kita."
"Aku tidak akan pernah baik sampai kau memperlakukanku sama seperti kau perlakukan karyawanmu yang lain."
"Jimin, diantara semua karyawanku, tidak ada yang bahkan tidak tamat sekolah menengah pertama. Seperti apa kau ingin diperlakukan huh?!"
Jungkook marah, dia bukannya ingin menghina jimin. Tapi..