Ch 3 - Temu

3.1K 500 67
                                        

"Masa sudah beli tiket tidak nonton."

Jennie cemberut.

"Maaf ya, jennie. Appa ada urusan, kau boleh berikan tiket ini pada temanmu."

"Tapi kan jennie tidak punya teman disini, eomma."

Jimin mencubit pipi jennie, sebelum kemudian mengusak rambutnya yang panjang.

"Baiklah, Appa sepertinya bisa menonton sebentar. Tunggu disini ya, appa mau ke kamar kecil dulu."

"Aku ikut."

"Jennie, jangan. Kau sudah bukan anak kecil lagi."

"Aku tidak akan masuk, aku akan tunggu diluar."

"Tapi kau suka masuk sembarangan."

"Tidak apa-apa, aku kan sudah tahu punya eomma kecil. Bukannya eomma yang malu, malah aku yang-"

"Jennie! Apa ayah pernah mengajarimu berbicara kotor seperti itu??"

"Lagian eomma, daripada dipelihara, kan lebih baik potong habis saja burung eomma. Kasihan dia itu terlalu kecil untuk bisa bertahan hi-"

"Jennie!!"

Jimin kesal, tapi jennie malah tertawa terbahak-bahak.

"Lihat saja, kalau appa ada niat untuk mencarikan ibu baru buatmu. Burung appa pasti ada gunanya."

Kata jimin, melipat tangannya didepan dada.

"Kenapa aku sangat sangat sangat meragukannya."

Jimin membelalakkan matanya, tidak percaya dengan perkataan anaknya yang sudah terlanjur tidak 'polos' itu.

"Katanya mau pergi ke toilet, tapi malah-"

Jimin tidak menghiraukan jennie, dia berjalan ke toilet dengan menghentak-hentakkan kakinya. Dan itu membuat jennie tersenyum.

"Ibu sangat manis, kenapa ayah meninggalkan ibu membesarkanku sendirian."

Kata jennie, dengan tatapan matanya yang menyiratkan kesedihan.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Bisakah kau berikan aku tissue?"

"Tentu saja."

Jimin menyodorkan tissue ke bilik toilet sebelah dengan melewati celah yang ada didekat kakinya.

"Terima kasih, hm.."

"Jimin."

"Jimin?"

"Ya, namaku jimin."

Taehyung menjatuhkan tissue itu. Tapi sesegera mungkin mengambilnya. Dia menyelesaikan urusannya dengan cepat dan menunggu didepan bilik jimin.

'Benarkah? Benarkah yang didalam sana adalah jimin? Jiminku yang-'

"Jimin.."

Jimin tentu saja terkejut. Tapi dia berusaha bersikap biasa saja.

"Eomma sudah belum?!! Lama sekali di toiletnya!!"

'Ya ampun anak itu. Kenapa selalu saja menjadi anak yang aneh seperti ayahny-'

Jimin menarik tangan taehyung yang akan pergi ke luar toilet.

"Jangan pernah kau tunjukkan wajahmu itu pada anakku!"

Jimin mengeratkan giginya. Berkata pada taehyung dengan penuh tekanan.

[End] Mencari IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang