"Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu?! Apa kau pikir ibumu adalah tipe orang yang akan tertekan karena ancaman?!"
Yoongi marah pada jennie.
"Huks... Huks... Aku tidak tahu kalau ibu akan pergi.. Huks.. Aku-"
"Sekarang bagaimana mencarinya? Harus kemana kita pergi jika bahkan dia tidak punya tempat untuk didatangi."
"Huks... Huks... Kupikir eomma akan mencari appa.. Huks.. Huks.. Eomma akan pergi ke seoul... Huks.."
"Setelah apa yang ayahmu lakukan padanya? Kau pikir dia akan sudi untuk menemui ayahmu itu??!"
"Yoongi, sudahlah. Memarahi jennie tidak akan membuat jimin kembali kemari."
"Tapi, kemana kita akan mencarinya hoseok?"
"Aku tidak tahu. Tapi, kita bisa berusaha untuk menemukannya dengan menyebar poster orang hilang atau-"
"Aku akan menemui taehyung."
"Kau sudah gila, jungkook. Mau apa kau menemuinya??"
"Semua ini terjadi karena dia."
"Ya, pergilah sana. Biarkan jimin berubah membencimu."
"Kenapa ibu berkata seperti itu?"
"Kau pasti sudah tahu persis kalau jimin tidak bisa membalas perasaanmu, jungkook. Dia masih mencintai taehyung seberapa besar pun rasa sakit yang diterimanya dari lelaki itu."
"Lalu apa? Aku harus menyerah begitu saja?"
Rupanya jungkook tidak mengerti, maka hoseok menjelaskan maksud yoongi.
"Begini, jungkook. Jimin bisa saja melaporkan taehyung, jika memang dia membencinya dan berniat untuk membalas dendam. Sangat mudah bagi jimin untuk menghancurkan taehyung. Sekali dia bicara, taehyung akan kehilangan nama baiknya didepan semua orang. Tapi dia tidak melakukannya. Kau pasti tahu kenapa dia melakukan itu."
"Tidak mungkin, jimin bilang dia setuju untuk menikah denganku."
"Jungkook, jika dia mencintaimu. Disaat dia ada masalah, dia akan datang padamu dan menceritakan semuanya. Tapi sekarang kau lihat sendiri. Dia bahkan tidak menganggapmu sebagai bagian dari hidupnya. "
"Aku tidak akan menyerah. Jimin akan bahagia denganku, aku tidak akan menyia-nyiakannya seperti apa yang taehyung lakukan."
"Jungkook, kau tidak mengerti. Perasaan seperti ini tidak bisa dipaksakan."
"Tidak, ibu. Aku yakin aku akan membuat jimin terbiasa nantinya."
"Kau egois."
"Aku tidak ingin jimin sakit hati."
"Kalau begitu jangan memaksakan keadaan!"
"Jimin harus bersamaku, dia akan aman bersama-"
"Tapi dia tidak akan bahagia bersamamu, jungkook. Mengertilah.. Kau hanya akan memperburuk semuanya."
"Lalu aku harus bagaimana? Menyerahkan jimin pada bajingan itu?!! Seperti itu yang ibu inginkan??!"
Jungkook sebenarnya tidak marah, dia hanya kesal pada dirinya sendiri. Dia tahu hubungannya dengan jimin tidak akan berakhir baik. Jungkook tahu cintanya bertepuk sebelah tangan, tapi bisakah dia memperjuangkannya sekali lagi.
"Jungkook, kenapa kau begitu bodoh.."
Yoongi menangis. Dia tahu anaknya sedang putus asa.
'Semua salahku.. Kalau saja aku tidak berbuat seperti ini, ibu tidak akan pergi. Dia dan paman jungkook bisa menikah. Dan semuanya akan baik-baik saja..'