5 ~ 걱정해요 Gokjong heyo

1.6K 151 8
                                    

🎶 Voor Dilan - Dulu Kita Masih Remaja
      Vierra - Kesepian

***

Pagi itu, seperti hari-hari biasanya Arsyila berangkat ke SMA Bakti Bangsa dengan menggunakan sepedanya. Namun di tengah-tengah perjalanan, ia tiba-tiba saja berhenti mengayuh pedal sepedanya dan menepi di pinggir jalan yang tampak lengang.

Ia mengerutkan kening dan mengamati seseorang dari kejauhan, kira-kira dari jarak 200 meteran. "Lho! Itu, kan, Gee?" gumamnya sambil memastikan. Sejurus kemudian, ia memutuskan untuk menghampiri Gee dan memacu pedal sepedanya lagi.

"Duh! Motornya malah ngadat gini. Bantulah Gee, Ya Allah," pinta pria yang mengenakan slyer di kepalanya sebagai bando ala badboy atau bisa juga boyband K-Pop.

"Gee!" seru Arsyila sambil menuntun sepedanya ke arah Ghifari yang sedang kesulitan dan tampak sedikit frustrasi.

"Arsyila!"
"Kamu kenapa, Gee?" tanya Arsyila dengan nada cemas. Ia memegang kedua lengan Ghifari dan memutarkan badan pria bertubuh jangkung itu untuk mengecek keadaannya.

Ghifari mengelus-elus puncak kepala Arsyila. "Aku baik-baik aja, kok, Arsyi. Tapi, ini, nih! Motorku lagi ngadat, minta di ke rumah sakitin," kelakarnya sambil menepuk jok motor sport-nya.

"Ngaco, deh, kamu, Gee! Ke bengkelin kali maksudnya," tutur Arsyila seraya tertawa kecil.

"Iya, itu maksudku. Tadi mah becanda doang," kata Ghifari sambil menarik kepangan rambut Arsyila.

Arsyila mengerucutkan bibir tipisnya dan mendengkus sebal. "Ish! Jangan ditarik-tarik gitu, Gee! Nanti rusak kepangannya. Emang kamu mau tanggungjawab buat ngebenerinnya lagi?" gerutunya.

"Gampang itu mah, Arsyi, kamu tenang aja," jawab Ghifari sambil menjentikkan jarinya sekali.

"Eh! Ini motor kamu gimana?" Arsyila mengalihkan pembicaraan.

"Bentar, ya," tutur Ghifari, lalu merogoh saku jaket motif green army-nya untuk mengambil ponsel.

"Gimana, Gee? Ntar telat, lho!"
"Kita tunggu tukang bengkelnya dulu, Arsyi. Sebentar, kok. Dia ada di daerah sini juga."
"Oh." Arsyila ber-oh ria sambil menganggukkan kepalanya.

Beberapa menit berlalu, akhirnya yang ditunggu-tunggu Ghifari pun datang juga. Tidak lama memang, hanya sekitar dua menitan orang bengkel langganan Ghifari sudah datang bersama satu orang rekan kerjanya.

"Bang, tolong, ya, servisin motor ini. Ngadat, nih!" ucap Ghifari to the point.
"Oke, Bro! Siap laksanakan!"
"Ini kunci motornya, tapi ane nitip, ya?"
"Sip, aman, Bos!"

Setelah berbincang-bincang sejenak dengan montir itu, Ghifari menghampiri Arsyila dan berkata, "Yuk, berangkat bareng! Aku nebeng, ya, Arsyi, tapi aku yang bonceng kamu, oke?

"Ya udah, yuk!" Arsyila menyetujuinya sambil tersenyum hangat, sehangat cahaya mentari yang sedang bersinar pagi ini.

"Mana kuncinya?"
"Gee! Jangan becanda terus, deh!"
"Hehe, iya-iya. Abisnya seneng banget liat kamu kalo lagi manyun kayak tadi."

"Ih, Gee!" rengek Arsyila sambil mencubit lengan Ghifari karena kesal.

"Awshhh!" ringis Gee sembari mengelus-elus bekas cubitan Arsyila di lengan kanannya.

"Ayo, Gee! Nanti kita telat, lho!"
"Nggak!"
"Ayo, Gee! Jangan ngambek, dong! Aku nyubitnya kekencengan,ya?"
"Ayo, tapi ada syaratnya."
"Ya udah, syaratnya apa, Gee?"
"Kamu harus pulang bareng aku lagi pake sepeda ini."
"Kok syaratnya itu, sih? Aku nggak mau, Gee."
"Ya udah, kita bolos, ya, hari ini?"
"Aish! Ya udah, deh, iya. Nanti kita pulang bareng."

Luka dalam Rindu #KyFaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang