xx. aku dan duniaku (2016)

632 75 3
                                    

Selamat malam,

Diary, mungkin ini adalah kesempatan terakhir saya untuk berbagi cerita. Dan kesempatan ini tidak akan saya sia-siakan.Tahukah? Kala menulis ini saya sedang tersenyum, sebab senyum itu sedikit mengurangi rasa sakit yang saya terima.

Bila semesta mengizinkan, ingin sekali saya melihat wajah Ar untuk terakhir kalinya. Saya ingin meminta maaf atas pertengkaran kami dan mengajaknya kembali berteman. Namun mustahil. Saya bahkan tidak bisa mengambil minum sendiri. Penyakit kanker ini akan membunuh saya.

Jika memang saatnya tiba bagi saya untuk pergi, jika Tuhan memang berkehendak, dan jika semesta sudah berkonspirasi saya akan merelakannya. Merelakan mama, teman-teman, Ar, dan seluruh hidup saya yang sebelumnya terasa menyenangkan.

Andai sempat, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada mama. Terima kasih karena telah merawat saya dan menjadikan saya anak yang tumbuh dengan baik. Saya merasa sangat beruntung dilahirkan orang sepertinya yang mau merawat saya dalam keadaan sakit parah sekalipun.

Saya juga ingin mengucapkan salam perpisahan pada Ar. Serta jujur mengenai apa yang saya rasakan selama ini. Tentang apa yang telah tertanam di hati saya dan susah sekali untuk diusir.

Ar, jika kamu membaca ini saya ingin kamu tau. Saya, orang yang kamu anggap sekedar sahabat ini memiliki perasaan lebih terhadap kamu. Segala yang saya lakukan untuk kamu awalnya memang karena saya juga menganggap kamu sahabat. Namun, dalam proses persahabatan kita, perasaan itu naik satu tingkat lebih tinggi hierarkinya. Hingga saya sadar, saya menginginkan kamu lebih dari sahabat.

Terima kasih, Ar, sebab kamu telah menjadi orang pertama dan terakhir yang singgah ke hati saya.

-FIN-

DiariumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang