Resiko

273 23 0
                                    

Matahari pagi sudah terbit di ufuk timur, Fanny sudah bersiap untuk berangkat. Hayabusa kembali menghilang di malam hari, tapi Fanny tidak lagi mempedulikan kebiasaan aneh rekannya.

"Sudah ku duga kau akan berdiri di depan pintu, seperti biasa, kau selalu muncul tiba - tiba di pagi hari."

"Ayo kita lanjutkan perjalanan!"

"Baiklah, sesuai rencana, tujuan berikutnya adalah Brown Wood. Sebelum kita sampai kesana kita akan melewati dataran Wasteland yang kering, tapi dataran itu padat penduduk, jadi kita tidak akan kehabisan air."

Fanny dan Hayabusa melanjutkan perjalanan, mereka melewati daerah tandus yang padat penduduk. Para penduduk Wasteland tidak pernah kekurangan air, daerah mereka berada diantara Rogue Land dan Brown Wood yang terkenal subur.

Hayabusa menemui ratusan rumah yang memadati Wasteland, para penduduk disibukkan dengan berbagai aktifitas harian seperti kota - kota lain.

"Kota ini tidak kalah ramai dengan Rogue Land.", komentar Hayabusa.

"Tentu saja, karena itu aku tetap tinggal di sini. Lagi pula kota ini diapit dua daerah yang subur, jadi tidak perlu khawatir akan kekurangan air."

"Owh... ternyata kondisi Wasteland tidak seperti bayangan ku."

Fanny tersenyum menanggapi komentar Hayabusa.

Jalanan Wasteland tidak kalah padat dengan kota sebelumnya, keduanya mulai menghilang dalam kerumunan.

Kagura masih mengikuti mereka, gadis itu juga hilang ditengah kerumunan manusia. Kagura berpindah tempat mengikuti teman masa kecilnya itu tanpa ketahuan, gadis itu bukan hanya berbakat namun juga cerdas. Kecerdasannya bahkan mampu mengelabui seorang shinobi sekelas Hayabusa.

Dua minggu sudah Kagura mengikuti Hayabusa dan Fanny sejak mereka berangkat ke Rouge Land, gadis itu mulai tidak sabar.

"Aku harus menemui Haya-kun langsung!", ucap Kagura pada pelayannya.

"Itu berbahaya, kita cukup mengawasi dari jauh saja."

"Berbahaya? Apa maksudmu, Yuko?"

"Ya... kita harus memahami situasinya dulu, dia sedang dalam misi."

"Akan lebih aman kalau aku berada di sampingnya, dia juga lebih aman kalau berada di samping ku. Dari pada dia terus bersama assassin itu...."

Yuko mulai kesulitan menghadapi sikap Kagura yang seperti anak kecil, dia paham jika majikannya ingin bersama Haybusa, tapi sekarang bukan waktu yang tepat.

"Kagura-sama, mengertilah! Haya-sama tidak ingin kau ikut, itu demi kebaikanmu!", ucap Yuko tegas.

Kagura memang gadis yang cerdas, hanya saja sikapnya yang seperti anak kecil tidak jarang membuatnya bertindak bodoh.

Yuko sebaliknya, meskipun dia dua tahun lebih muda dari majikannya, gadis itu bisa berpikir jauh lebih dewasa.

Jika bukan karena Yuko, Kagura mungkin sudah menampakkan dirinya di depan Hayabusa tanpa berpikir.

"Tapi kalau dibiarkan...", Kagura tidak melanjutkan.

"Kagura-sama, percayalah padaku! Dia akan baik - baik saja."

Yuko benar, Hayabusa akan baik - baik saja. Dalam situasi ini, Kagura sendirilah yang berada dalam bahaya. Jika Kagura menemui Hayabusa, apalagi sampai berusaha menghalanginya, gadis itu akan mati.

"Kagura-sama, bersabarlah!", Yuko meyakinkan.

Kagura mengalihkan pandangannya pada Hayabusa, pemuda itu masih belum menyadari kehadiran mereka.

Kagura menarik nafas, dia berusaha menenangkan diri.

"Baiklah, aku akan bersabar. Semoga tidak terjadi apa - apa padanya."

Yuko bisa benafas lega, setidaknya untuk sekarang dia berhasil meyakinkan Kagura.

****

"Hayabusa, karena hari sudah mulai gelap, kita akan istirahat."

"Bisakah kita mencari penginapan saat malam saja? Perjalanan kita masih dua hari lagi."

"Aku tahu kau terbiasa istirahat sebentar, tapi aku sudah lama tidak menjalankan misi seperti ini. Aku perlu... membiasakan diri."

Hayabusa tidak menanggapi, dia tidak suka berdebat, apa lagi dengan seorang gadis.

Saat malam tiba, Hayabusa duduk sendirian di atap penginapan.

Bulan bersinar terang, membuat Haybusa teringat pada masa lalu. Dulu saat Haybusa masih anak - anak, dia sering mengajak Kagura melihat bulan. Masa kecilnya dihabiskan untuk berlatih, Kagura sering mengamatinya. Gadis itu juga yang sering merawat luka - lukanya dalam proses latihan, mungkin itulah satu - satunya kenangan indah yang pernah dia miliki.

"Aku selalu hidup sendirian dalam kegelapan, kalau tidak ada kau, mungkin aku tidak pernah benar - benar punya kehidupan.", ucap Hayabusa dalam hati.

Saat ini Hayabusa sangat merindukan Kagura, tapi dia sadar bahwa mereka tidak mungkin bersama. Jalan hidup Hayabusa yang penuh resiko bisa membawa Kagura pada kematian.

Kagura sendiri mungkin juga merasakan hal yang sama, tapi berbeda dengan Hayabusa yang ingin menjaga jarak, Kagura malah ingin selalu berada di samping shinobi itu.

***

Kagura juga sedang termenung memandang bulan, sama seperti Hayabusa. Dia memandang bulan yang bersinar dengan indahnya dari kaca jendela penginapan, tempat yang sama dengan Hayabusa.

"Kalau saja kau tahu aku ada di sini.", gumam Kagura dalam hati.

Yuko merasa kasihan pada Kagura, bayangannya tentang Hayabusa membuat gadis tidak bisa terlelap.

"Kagura-sama, sebaiknya kau istirahat. Biar aku yang mengawasi mereka, aku akan membangunkanmu kalau mereka sudah bersiap melanjutkan perjalanan."

"Aku belum mengantuk, kau tidurlah duluan, Yuko!"

Yuko terdiam, dia tidak bisa memaksa Kagura.

"Yuko.", panggil Kagura tiba - tiba.

"Ya?"

"Apakah... aku salah jika aku selalu ingin di sampingnya? Dia selalu bilang kalau jalan hidupnya penuh resiko, apakah aku salah kalau aku ingin mengambil resiko itu juga?"

"Hm.... aku tidak tahu, Kagura-sama. Tapi... kenapa kau ingin bersamanya meskipun kau tahu resikonya?"

"Resiko kehilangan nyawa tidak pernah membuatku takut, karena alasan itulah aku terpilih menjadi pewaris Omyouji."

"Lalu... apa yang bisa membuatmu takut?"

"Entahlah... tapi kalau harus menjawab, aku sangat takut kehilangan orang - orang yang ku sayangi."

"Begitu juga mereka, orang - orang yang menyayangimu tidak ingin kehilangan dirimu. Karena itulah mereka melarang mu menempuh bahaya, Haya-sama pasti juga melarang mu karena alasan yang sama. Kenapa kau tidak mematuhinya?"

Kalimat Yuko sangat logis, Kagura tidak bisa menjawab.

"Tidurlah dulu!"

"Kau benar, Yuko. Aku akan istirahat, supaya aku punya cukup tenaga untuk perjalanan besok."

Kagura akhirnya menuruti nasehat pelayan setianya, gadis itu memejamkan mata, dia terlelap.

Next Chapter....

7. Monster

Mobile Legends: Shinobi no HikariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang