Missing You

5K 761 320
                                    

Hey, guys!

I'm back! *lambai-lambai ala Harley Quinn*


Jimin memilih untuk keluar apartemen dulu, menenangkan pikiran. Membiarkan Yoongi berbuat sesuka hatinya di dalam kamar Mingi yang masih dikunci.

Ia duduk di caffe tak jauh dari apartemen. Menyesap kopinya tenang sebelum satu notifikasi masuk ke ponselnya.

From: Unknown

Tuan Park, maaf mengganggu. Tapi Kang Seulgi-ssi sudah sadar saat ini. Apabila Tuan Park memiliki waktu senggang, kami berharap Anda bisa datang kemari, karena sepertinya Seulgi-ssi membutuhkan Anda disini.

Jimin terbelalak membaca pesan itu.

Seulgi sadar?

Ia tak tahu harus bahagia atau khawatir saat ini, tapi entah kenapa bahagianya mendominasi saat ini. Jadi ia cepat-cepat keluar dan masuk ke mobilnya, menginjak pedal gas dan menyetir menuju tempat Seulgi dirawat.

.

.

.



Jimin tak bisa berkata apa-apa saat melihat keadaan Seulgi. Wanita itu--yang disebut-sebut istrinya sebagai lacur sialan--duduk termenung di ranjang rumah sakit. Sesekali tangannya terangkat, mengusap perutnya yang datar, kemudian menangis sambil merapalkan serapah untuk Park Yoongi, yang sudah membunuh anaknya.

Ia mendongakkan kepala, sedikit bahagia saat ia melihat Jimin berdiri dibalik kaca jendela ruang rawatnya.

Dipanggilnya dengan riang pria beristri itu, dipanggilnya berkali-kali seperti seorang maniak yang sudah tak bisa lepas dari candunya.








Tapi Jimin tak mau masuk.

Bahkan saat ini, Jimin menolak untuk menatap wajahnya.



.

.

.

Jimin duduk termenung di taman rumah sakit. Sesekali mengusap wajahnya kasar. Ini bukan rumah sakit biasa.

Ini rumah sakit jiwa.

Seulgi dirawat disini sejak ia sadar kemarin malam. Pergelangan tangan dan kakinya diikat, karena dokter tidak bisa membiarkannya berkeliling sambil mengumpati seisi rumah sakit.

Sekarang, bukan bahagia yang mengisi relung hatinya.

Hanya saja, hatinya didominasi rasa khawatir.




Jika selingkuhannya yang hamil kemudian gugur saja seperti ini, bagaimana dengan istrinya yang bahkan sudah membuat kenangan dengan sang buah hati?

Seketika Jimin merasa menjadi pria terbrengsek sedunia.

Ia bahkan tak merasa bisa dimaafkan sehabis ini.







Dan tiba-tiba saja,













Ia merindukan Mingi.





.

.

.


Setelah pamit untuk pulang, Jimin buru-buru menuju apartemennya. Ia membawakan cokelat--entah kenapa firasatnya berkata bahwa Yoongi butuh pelepasan setelah ini.

Tapi, hal mengejutkan menyambutnya setibanya di rumah.

Tepatnya saat berjalan masuk ke rumahnya.

Lagu yang kelihatannya menyita perhatian Yoongi diputar keras-keras begitu dirinya menginjakkan kaki ke dalam rumahnya.

"Oh, Papa sudah pulang? Lacur itu sudah mati belum?" Yoongi bertanya polos sambil memainkan sex toy yang dulu sering dipakaikan Jimin padanya saat awal menikah.

"Mainanmu bukan bau sperma, Pa. Kau sudah bercinta berapa kali dengan lacur itu?"







.

.

.






Jimin memilih tidur diluar kamar daripada mendengar ocehan Yoongi yang vulgar dan tak ada hentinya menyindir.

Ia memberikan cokelat yang dibelinya tadi, dan tentunya diterima dengan senang hati oleh pemuda manis itu.

Tapi Jimin bahkan tidak sadar kalau Yoongi, tak bisa tidur tanpanya.

Jadi, tengah malam, saat Jimin terlelap, Yoongi menyelinap keluar kamar dan menyelipkan tubuhnya ke dalam pelukan Jimin. Mengamati wajah suaminya, sebelum terlelap diimpit lengan kekar yang dulunya melindungi dia.



.

.

.


Pagi menjelang, Yoongi tahu Jimin akan bangun. Karena itu dia melepaskan diri dan buru-buru membuatkan sarapan sebelum Jimin tahu dia keluar kamar.

Yoongi mengunci kamar dari dalam, sambil memainkan boneka putranya--karena dia berada di dalam kamar putranya.

"Mingi-yah," panggilnya. "Menurutmu, Papa sayang Yoongie?"

Ditanyakannya hal tak pasti itu pada Kumamon Mingi. Tak mendapati jawaban, Yoongi membenturkan dahinya dengan dahi boneka itu.

"Papa tidak sayang kau, apa artinya Papa juga tidak sayang Yoongie? Hiks, hiks, Mingi-yah, boleh tidak Yoongi ikut kau bermain? Supaya kita juga bisa main bareng, Yoongie kangen."


.

.

.



Jimin, sama sekali tak tahu apa-apa saat itu.

Yoongi salah, saat dia bilang bahwa sebelumnya Jimin dan Seulgi tak punya hubungan sebelum insiden Mingi.

Jimin dan Seulgi adalah teman saat mereka kecil. Hanya saja, karena pekerjaan orang tua, Seulgi harus pindah. Jadi mereka berpisah.


Sampai akhirnya kembali bertemu sehari sebelum pernikahan Jimin dengan Yoongi.




Yang tentunya mengguncang mental Jimin.














To be continued...

A/N:




Sudah 9 hari!

Dan kalian yang sudah mau nunggu 9 hari setelah baca 'kalimat' terakhir chapter terakhir/? pasti sabaaar banget, ya kan?




*nyengir*

Untung ada lho yang ngingetin kalo hari ini jadwal update,


Dan bagi yang masih belum nemuin jawaban kenapa Jimin biarin Seulgi bunuh Mingi,









Fighting nyari alesannya ya!
















😂🔫















With love,

Kirishima💕

pjm's babyboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang